Part 17 (M)

11.5K 849 11
                                    

Musim dingin pertama di saat usianya legal adalah salah satu hal yang tak akan pernah dilupakannya sepanjang hidup. Saat itu usia Jungkook 19 tahun, hormon yang di dalam dirinya selalu berperang ketika melihat sosok itu, Seokjin yang terlihat begitu tampan dan dewasa di usianya yang menginjak 24 tahun.

Kala itu Seokjin turun dari Audi putihnya, mobil pemberian sang kakek ketika ia berhasil menerima beasiswa untuk melanjutkan S2 nya di Australia. Hanya menggunakan kaos hitam dengan kacamata minusnya, namun semua itu terasa spesial karena Seokjin yang memakainya.

Jungkook sedari tadi sudah menunggunya di depan mini market yang tak jauh dari panti asuhan tempatnya tinggal, sengaja agar mereka tak tahu bahwa Jungkook dan Seokjin akan pergi bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook sedari tadi sudah menunggunya di depan mini market yang tak jauh dari panti asuhan tempatnya tinggal, sengaja agar mereka tak tahu bahwa Jungkook dan Seokjin akan pergi bersama.
"Hyung kenapa tak pakai jaket!? Ini musim dingin, minimal pakailah baju yang panjang."

Tak menjawab pertanyaan Jungkook, Seokjin langsung mendekapnya erat.
"Untuk apa jaket jika denganmu saja rasanya sudah hangat seperti ini."

Wajah Jungkook memerah.
"Ayo, kita makan ramen di dalam," ucapnya dengan segera melepas dekapan Seokjin.

Mengusak puncak rambutnya, Seokjin mengajaknya masuk ke dalam mini market itu, mereka duduk di kursi yang berhadapan dengan jendela luar setelah membuat ramen dan mengambil dua kaleng soju.

"Aku masih belum terbiasa meminum soju. Rasanya aneh, lebih enak susu pisang." Celetuk Jungkook.

"Itu karena kau belum terbiasa. Ayo diminum, di musim dingin seperti ini paling cocok minum soju." Ucap Seokjin seraya membuka kedua kaleng soju dan mengarahkan salah satunya pada Jungkook.

"Kalau aku mabuk bagaimana?"

"Tidak akan sampai mabuk, percayalah."

Malam itu Jungkook habiskan dengan meracau sepanjang jalan, toleransinya terhadap alkohol masih sangat rendah. Seokjin tak langsung membawanya pulang, terlalu beresiko apalagi jika kakek neneknya melihat Jungkook yang mabuk. Seokjin membawa mobilnya ke sebuah hotel kelas menengah, uang yang disakunya cukup untuk bermalam disini. Bisa saja ia membawa Jungkook ke hotel bintang lima di tengah kota, namun orangtuanya pasti akan bertanya ketika melihat tagihan di kartu kreditnya.

Setelah memakirkan mobilnya di basement, ia pun memapah Jungkook yang telah kehilangan keseimbangannya. Membawanya menuju kamar yang telah dipesan, kamar dengan satu kasur queen size bersprei putih yang jendelanya berhadapan dengan ramainya jalanan.

Tak ada bagian wajah Jungkook yang luput dari pandangan Seokjin, pahatan Tuhan yang dilihatnya sangat sempurna. Sesekali ia kecup bibir setengah terbuka yang mengeluarkan aroma soju itu, bibir kekasihnya.

Sudah dua tahun mereka menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih, sepakat untuk backstreet karena Jungkook tak ingin kakek dan nenek mengetahuinya, lagipula ada perasaan seseorang yang dijaganya, siapa lagi jika bukan Jihoon. Tahu jelas bahwa Jihoon menyimpan perasaan padanya, namun di mata Jungkook, Jihoon hanyalah adik manis yang butuh kasih sayangnya.

Your Last (Taekook/Vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang