PART 21 - PROMISE

46 12 29
                                    

"Bos, seharusnya kau membangungkanku!" ketus Kelsie kesal karena dia baru bangun pukul sebelas siang dan itupun karena telepon dari Dio. Kelsie mengomeli bosnya yang sudah duduk lebih dulu di salah satu kursi dekat jendela itu dengan wajah yang benar-benar ditekuk. Kusut.

Restoran makanan Italia, menjadi pilihan Dio untuk lunch kali ini. Dia sudah memesan untuk dirinya tadi, dan sekarang giliran Kelsie. "Apa boleh buat, tidurmu mirip mayat. Aku jadi tidak tega."

"Ish! Pakai perumpamaan yang bagus sedikit." Kelsie lalu menoleh ke arah waitress yang sedari tadi sudah menunggunya. "Saya pesan vermicelli saja."

"Memangnya kemarin yang membuatku tidak bisa tidur siapa?" Kelsie lanjut mengoceh begitu fokusnya kembali teralih pada wajah inosen Dio.

"Siapa?"

"Siapa lagi!" Jawaban Dio tadi membuat Kelsie meninggikan suara. Pria itu benar-benar kelewat santai. Atau, jangan-jangan tidak memiliki perasaan?

"Aku?" tanya Dio sepolos anak kecil yang belum mengenal dosa. "Tapi kan semalam kita tidak melakukan apa-apa. Hanya tidur berdua di atas sofa."

Kelsie memijit pangkal hidungnya. Menahan kekesalan yang sekarang menumpuk seperti gunungan sampah di dadanya.

Tidak menunggu lama, hidangan yang tadi dipesan telah tersaji di atas meja. Kelsie menyantap pasta tradisional Italia yang mirip dengan spageti tapi berbeda ukuran itu dengan lahap-karena kesal.

Diam-diam, Dio memperhatikan gadis itu makan dengan seksama. Kelsie tidak menggulung untaian vermicelli-nya dengan garpu seperti kebanyakan orang lain saat menyantap hidangan Italia, tapi menikmatinya dengan cara menyeruput mie layaknya menikmati semangkuk ramyeon.

 Kelsie tidak menggulung untaian vermicelli-nya dengan garpu seperti kebanyakan orang lain saat menyantap hidangan Italia, tapi menikmatinya dengan cara menyeruput mie layaknya menikmati semangkuk ramyeon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bos, kau tidak makan? Ravioli-mu menangis karena diacuhkan."

Tidak ada yang salah sebenarnya Kelsie mau menyantap makanannya dengan cara apapun. Bebas. Hanya saja, sosok yang dilihatnya sekarang begitu menggodanya. Seolah-olah, Kelsie sedang menyamar jadi gadis yang lebih sensual di matanya. Menjelma jadi sosok perempuan yang sangat cantik dan bibirnya adalah bagian paling terbaik.

 Menjelma jadi sosok perempuan yang sangat cantik dan bibirnya adalah bagian paling terbaik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bos? Bos!"

Dio tersentak. Dia seperti habis kerasukan setan genit. Pikirannya sesaat tadi berubah liar.

"Sampai kapan kau akan terus memanggilku seperti itu?"

"Aku sedang bekerja, Bos." Kelsie menegaskan.

"Kita sedang berdua saja di sini." Dio mengoreksi. "Aku tidak mau makan. Sampai kau berjanji tidak akan memanggilku seperti itu lagi ketika hanya ada kita berdua. Lihat saja, aku tidak akan menyentuh makanan ini."

Kelsie mendengus. Heran kenapa bosnya itu sekarang merajuk hanya karena sebuah panggilan. Dan sekarang, Dio duduk menjauhi meja dengan bersandar ke punggung kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Pria itu juga melipat bibirnya, seolah-olah mengajukan protes dengan mogok makan.

Sekali lagi Kelsie mendengus. Pria itu sangat lucu dan keras kepala secara bersamaan. "Baiklah, baiklah, Sayang. Sekarang cepat habiskan makananmu."

***

Dio sudah memarkirkan mobilnya dengan rapih di halaman gedung kantor. Mereka berdua lalu berjalan beriringan menuju ke lift. Pria itu tetap berjalan dengan acuh meski kini semua pasang mata menatapnya-menatap Kelsie lebih tepatnya-sambil berbisik-bisik dengan asik.

Mereka pasti terheran ketika bosnya yang terkenal tidak pernah mau terlibat hubungan dengan wanita itu sekarang malah secara blak-blakkan berjalan berdampingan dengan wanita rendahan semacam Kelsie Amanda.

Sepertinya, Kelsie terkena karma karena sudah ikut menggosipkan bosnya dulu. Atau, bisa juga karena gosip tentang apa yang terjadi di tempat karaoke kemarin sudah menyebar dengan cepat.

Dio seketika melambatkan langkah, lalu berhenti di detik berikutnya. Kepala Kelsie yang sedari tadi menunduk malu karena telah menjadi pusat perhatian, kini melirik ke arah bosnya. Lalu mengikuti arah pandang Dio untuk mencari tahu alasan yang membuat pria itu terdiam di tempat.

Dylan.

Pria berbahu lebar itu sedang berjalan ke arah Dio sambil menyungging senyum miring. Matheo terlihat mengekor di belakangnya. Jantung Kelsie berpacu dengan cepat. Entah kenapa sekarang dia takut sekali ketika berada di dekat Dylan. Seakan-akan dia punya firasat bahwa pria itu akan melukai kekasihnya lagi.

Dio ternyata mengetahui ketakutan yang dialami oleh Kelsie. Pemuda yang selalu dapat membuat degup anomali padanya itu lalu menyematkan jemarinya di antara jemari Kelsie yang gemetaran. Menggenggamnya erat.

"Wah, kalian sudah berbaikan rupanya." Dylan berdiri tepat di depan Dio dan mensejajarkan wajahnya agar bisa menatap adik tirinya itu lekat-lekat.

Dio tidak dapat membaca apa yang ada di dalam pikiran laki-laki itu, tapi sekarang Dylan seperti sedang mengamati mereka berdua secara bergantian.

"Kau, sebaiknya menjaga wanitamu baik-baik, jika tidak ingin kehilangan dirinya lagi-untuk yang kedua kali."

Dylan membisiki Dio dengan kalimat bernada ancaman, lalu tersenyum penuh maksud setelahnya.

"Bos, kau tidak apa-apa?" tanya Kelsie sesaat setelah Dylan berjalan meninggalkan mereka.

"Kel, kau duluan saja. Aku ada urusan sebentar," ujar Dio yang lalu melanglahkan kakinya pergi dengan terburu-buru. Seakan tidak rela ditinggal begitu saja oleh Dylan karena ada bahasan yang belum selesai. []

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLWhere stories live. Discover now