PART 19 - WARMEST PLACE

66 12 21
                                    


"Kenapa berhenti?" tanya Dio ketika gerakan Kelsie membubuhkan salep di luka memar miliknya terhenti.

Kelsie tercengang. "Bos, aku tidak pernah menyangka kalau ternyata kalian berdua bersaudara," ucap Kelsie terheran, tapi juga sekaligus takjub saat mendengar pengakuan mengejutkan mengenai hubungan yang terjalin di antara kedua bos yang seringkali berseteru itu.

"Bukan saudara kandung." Dio menegaskan kalimatnya, lalu menghempaskan punggungnya ke sandaran sofa putih yang ada di ruang tengah dengan tarikan napas berat. Sebenarnya dia ragu untuk menceritakan hal ini, tapi wanita yang ada di sisinya itu bukan lagi orang asing. Cepat atau lambat, Kelsie juga pasti akan mengetahuinya.

"Pandanganmu terhadapku, mungkin akan berubah setelah kau mendengar apa yang sebentar lagi kukatakan."

Kelsie sedang memutar tutup salep lalu memasukkannya kembali ke dalam kotak P3K ketika Dio mengucapkan kalimat itu. Dan kini atensinya sudah terserap penuh pada pria yang kini terlihat sangat lemah di matanya.

"Kau tenang saja, Bos. Perasaanku padamu tidak akan berubah semudah itu."

Dio tersenyum samar sebelum pandangannya menerawang ke dalam pikirannya sendiri. Kharisma seorang Dio, seketika berubah jadi menyendu.

"Awalnya, aku hanyalah anak seorang pelayan di keluarga Alexander. Ibuku sudah lama bekerja sebagai kepala pelayan di rumah itu---tepatnya semenjak ayahku meninggal dunia dua belas tahun silam. Semuanya terasa baik-baik saja sampai suatu ketika, peristiwa itu terjadi. Peristiwa yang membuatku sama sekali tidak bisa mengenali ibuku lagi. Dan juga, peristiwa yang bahkan membuatku tidak berhak atas hidupku sendiri."

Kelsie hanya dapat menyimak dengan seksama. Garis wajah pria itu memperlihatkan bahwa saat ini dia sedang merasa sangat tertekan. Kelsie sungguh tidak pernah menyangka jika ternyata bosnya memiliki alur kehidupan yang begitu rumit. Semesta memang suka sekali menyembunyikan banyak kejutan.

"Bajingan itu meniduri ibuku ketika dia mabuk, Kel." Suara Dio seakan-akan ingin menjerit, tapi dia tahan. Pria itu geram. Jelas sekali terlihat dari sorot matanya.

"Membuat kami semua pada akhirnya terjebak pada suatu hubungan yang konyol. Pernikahan tanpa cinta. Hubungan hambar yang dingin, antara ayah dan saudara tiri. Dylan benar-benar membenciku karena dia menganggap kamilah alasan yang membuatnya menjadi anak kandung yang terbuang. Secara tanpa sadar, sebenarnya kami semua seperti saling menghancurkan satu sama lain."

"Jadi karena itu? Penyebab kalian tidak pernah bisa akur?" Kelsie bergumam lirih.

Dio mengangguk dalam kepasrahan. "Pada dasarnya, kami semua merasa terluka. Pernikahan itu membawa banyak luka yang tidak terlihat namun sangat berasa---aku yang kehilangan sosok hangat seorang ibu, dan Dylan yang kehilangan perhatian dari ayah kandungnya sendiri. Kau tahu, Kel, ibuku sekarang berubah jadi seperti seseorang yang haus kekuasaan. Aku hanya ingin dia tidak membenciku. Oleh karena itulah, aku menurut dengan melakukan semua kehendak pria iblis yang mengharuskanku memanggilnya dengan sebutan ayah itu."

Kedua pelupuk mata Kelsie mulai berair. Belum pernah selama ini bosnya itu menunjukkan sisi ketidakberdayaannya. Yang dia tahu, bosnya itu memang terlalu cakap dalam melakukan banyak hal.

"Bos, kau mau kupeluk?"

Sontak Dio langsung menoleh ke arah Kelsie yang kini menarik ujung kain kemejanya.

"Aku tidak sudi dipeluk oleh karyawanku sendiri." Dio melarang dengan tegas. Kelsie mendegut ludah. Dia sendiri sebenarnya geli dengan kata-kata yang akan dia ucapkan.

THAT CRAZY CLUMSY MESSY GIRLWhere stories live. Discover now