CHAPTER 27 : Permohonan Salim

90 7 1
                                    

○○○

Di Asrama

Selama perjalanan pulang ke Asrama, aku terus kepikiran terus tentang William, kenapa dia sangat terlihat serius ketika ada orang yang tau atau menyinggung tentang masa lalunya. Dan juga masa lalu seperti apa yang pernah dia alami?

Aku pun terus kepikiran tentang hal itu sampai tiba di pintu kamar Asramaku.

"Lex, dari tadi aku lihat kayakya kamu ngelamun terus sih, apa yang kamu pikirkan?" kata Salim kepadaku karena mungkin aku terlihat sedang memikirkan sesuatu.

"U-uh maaf, aku sempat kepikiran aja tentang William, kenapa dia terlihat sangat marah saat aku menanyakan tentang masa lalu nya." kataku menjelaskan tentang apa yang ada pikiranku.

"Oh jadi itu toh kirain apa, tapi sebaiknya kamu jangan usik masa lalu dia, mungkin dia tidak akan senang saat ada orang yang mengusik tentang masa lalunya." kata Salim menasihatiku.

"Benar juga sih, tapi aku sedikit penasaran, tapi ya sudahlah." kataku yang duluan masuk ke kamar.

Didalam kamar hanya ada Void aja yang sedang tiduran di kasurku.

"Dasar Kucing ini bisanya tidur aja!!!"

Aku pun bergegas membangunkan Void yang sedang tidur untuk di ajak jalan jalan sebentar.

"Oh iya Salim sepertinya aku mau ngajak jalan jalan Void sebentar dulu keluar, apakah kamu mau titip sesuatu kah?" kataku mencoba menawarkan sesuatu pada Salim yang sedang duduk di tempat tidurnya.

"Tidak, sepertinya tidak ada Lex." 

"Ya udah kalo gitu aku mau pergi dulu." kataku menuju pintu kamar.

"T-tunggu Alex......."

Salim memanggilku dari belakang dan membuatku menoleh ke dirinya.

"Ada apa? Apa kamu mau nitip sesuatu kah?"

"B-bukan gitu, anu- tapi apakah kamu mau membantu ku berlatih pedang?" kata Salim dengan malu malu.

"Hah.....tapi kan aku bukan Ahli pedang, bagaimana aku membantumu berlatih?" kataku kaget saat Salim bicara seperti itu.

"Ya mau gimana lagi, hanya kamu yang bisa aku jadikan pertolongan, aku gak mau Lunna tau tentang ini kalau dia tau bisa gawat aku jadi bulan bulanan dia, ayolah Lex bantu aku, aku gak mau kalah sama William lagi." kata Salim sambil memohon kepadaku dengan mata yang seperti Puppy Eye.

"Heeee.....Tapi kan...."

Haaaaa

"Ya udah deh aku bantu, tapi aku gak ngejamin loh ya kalau aku bisa membantu." kataku menyetujui permintaan Salim

"Yattta....Kalau begitu ayo kita pergi ke tempat Latihan." kata Salim sambil menyeretku keluar.

"O-oy tunggu dulu, nanti Void gimana nih, nanti ketahuan sama Bu Finry gimana?" kataku mencoba melepaskan tanganku dari genggaman Salim yang menyeretku.

"Oh iya ya aku lupa soal kucing mu itu, hahaha."

"Kalau begitu coba kucingmu masukan ke Tas aja biar gak ada yang tau tentang kucingmu itu." kata Salim menyarankanku.

"Betul juga ya."

"Salim, kamu tunggu diluar aja nanti aku nyusul." kataku pada Salim.

Salim pun keluar dari kamar meninggalkanku dengan Void

Aku pun mencoba mengambil Tas yang ada di kasurku untuk menaruh Void ke dalam Tas itu.

"Void kamu masuk Tas ini dulu ya, jangan berisik." bisikku pada Void agar tidak terdengar oleh orang.

The Legendary Of MagicianWhere stories live. Discover now