Hari pertama

1.9K 192 9
                                    

Arum membuka matanya ketika mendengar suara adzan berkumandang. Arum menatap Danish yang masih terlelap tidur, ia baru ingat, malam tadi mereka sudah resmi menjadi suami istri, Arum tersenyum mengingatnya kembali. Acara yang ia harap acara pertama dan terkahir kalinya dalam hidupnya.

"Tampan" lirih Arum sambil tersenyum

"Pagi" ucap Danish sambil tersenyum kearah Arum

"Pagi Abang"

Setiap kali menulis cerita, Arum selalu membayangkannya dan sekarang Arum benar-benar bisa merasakan bagaimana rasanya saat bangun tidur melihat seorang pria yang bergelar suami ada di sampingnya, ia tidak menyangka, ia bisa merasakan apa yang ia tulis dalam ceritanya, rasanya tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata saja.

"Abang mau sholat di rumah?"

"Mesjid jauh?"

"Tidak jauh, jalan kaki sampai kok"

"Kalau gitu Abang sholat di mesjid aja"

"Baiklah, Abang mandi dulu. Nanti Arum siapkan sejadah"

Cup

"Makasih sayang" ucap Danish segera bangun, lalu pergi menuju kamar mandi. Sedangkan Arum, Arum terdiam sambil memegang pipi yang Danish cium tadi, tiba-tiba saja Danish menciumnya, hal itu berhasil membuat Arum terkejut.

🥀🥀🥀

Setelah mandi pagi, Arum ke dapur, ia berencana untuk membuatkan Danish kopi, tapi Danish belum pulang dari mesjid, ia hanya menyiapkannya terlebih dahulu.

"Eii...kenapa?"

"Punggung Arum pegal"

Nayla senyum-senyum sendiri sambil menatap Arum.

"Kenapa Kak? Astaghfirullah...jangan mikir yang tidak-tidak ya"

"Gara-gara malam pertama ya?"

"Sudah Arum duga. Gak lah...ini karena terlalu lama duduk, acara malam tadi membuat Arum merasa lelah, bahkan sampai sekarang masih terasa"

"Arum, Kak Nay boleh minta sesuatu?"

"Apa Kak?"

"Kak Nay mau keponakan"

Arum melotot kearah Nayla. "Balas dendam nih ceritanya?"

"Haha...siapa yang mulai duluan?"

"Dah ah, Arum mau ke dapur" ucapnya pergi meninggalkan Nayla

"Mau bikin apa?" tanya Jihan

"Kopi Bu, untuk Abang"

"Baguslah. Sudah pulang?"

"Belum"

"Nanti berikan pisang goreng untuk dia ya. Ibu mau sholat subuh dulu"

"Iya Bu"

Arum membuatkan kopi untuk Danish, bubuk kopi itu ia beli di kafe nya, sengaja, karena ia suka kopi yang ada di kafe itu.

"Eh Bang. Sudah pulang? Duduklah, nih kopi. Kakak mau juga?"

"Kalau di tawarin mau" jawab Alif

"Tunggu ya Arum bikinkan. Pisang gorengnya di makan, Bang, Kak"

"Iya" jawab Danish mengambil pisang goreng yang ada di depannya.

"Abang, dan Kak Nay tinggal di mana?" tanya Danish

"Perumahan Permata Satu Nish"

"Oh, gak jauh dari sini?"

ARUM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang