Sakit?

1.7K 210 6
                                    



Dua Minggu sudah Arum terbaring lemah di Brankar rumah sakit. Arum mengalami cedera otak yang bersifat sementara,  karena benturan keras itu membuat Arum koma sehingga tidak sadarkan diri. Saat perjalanan pulang dari rumah sakit, Arum mengalami kecelakaan, kepalanya terbentur kerasa dan mengalami pendarahan, tidak hanya itu, tangan kiri Arum cedera, sehingga bisa di katakan bahwa tangan kirinya mengalami patah tulang dan ada beberapa luka kecil yang tersebar di kaki dan tangan Arum.

Jihan Setia menunggu Arum, ia tersiksa melihat keadaan Arum yang tak berdaya, disisi lain ia merasa menyesal atas apa yang selama ini ia lakukan pada Arum, karena hanya sebuah foto itu membuatnya mengusir Arum dan membenci Arum saking bencinya ia, sampai-sampai membuat Arum berputus asa dan ingin mengakhiri hidupnya. Hampir 3 tahun ia mengabaikan Arum, hatinya tertutupi oleh kesalahan yang membuatnya sulit untuk memaafkan Arum. Siang malam Jihan berdoa memohon kesembuhan untuk Arum, Jihan tidak bosan berdoa untuk Arum, karena ia sangat ingin putrinya itu bisa sembuh dan kembali seperti dulu. Jihan takut, takut jika waktu Arum berada di dunia ini tidak akan lama lagi, ia takut, jika tidak ada kesempatan untuknya berkumpul dengan Arum lagi.

Putri dan Yasmin kadang menjenguk Arum, ingin melihat perkembangan Arum, namun masih saja seperti itu, begitu juga dengan Nayla dua kali ia pernah menjenguk Arum namun sayangnya Arum tidak tau hal itu, andai Arum tahu di sampingnya ada seorang wanita yang sangat Arum rindukan dan sayangi pastilah dia merasa senang dan bahagia.

"Bangunlah sayang ... tidak lelah tidur terus? Arum tidak rindukan Ibu? Ibu rindu sekali dengan kamu Rum, Ibu sudah memaafkan kamu, jadi nanti kita berkumpul seperti dahulu ya, Arum pulang ke rumah Ibu, kita sama-sama seperti dulu" Jihan mengusap lembut kepala Arum yang tertutup perban. Jihan tertekan melihat kondisi Arum saat ini, ia selalu menangis jika ingat dosa dan kesalahannya, mengusir Arum adalah kesalahan terbesar yang pernah ia lakukan, hal yang sangat Jihan sesali.

"Arum ... Ibu minta maaf, maafkan kesalahan Ibu ya, Ibu menyesal Rum sangat menyesal ... hiks ... Arum jangan benci Ibu, Arum jangan tinggalkan Ibu, sudah cukup tiga tahun kamu pergi, dan Ibu tidak ingin kehilangan kamu. Ibu sayang dengan Arum, setiap hari Ibu kepikiran kamu, inilah yang Ibu harapkan dari dulu, Ibu bisa memaafkan kamu dengan ikhlas dan menerima kamu kembali, sekarang Ibu sudah memaafkan kamu Rum, Ibu maafkan kamu...hiks...bangunlah Rum...Ibu rindu Arum..."

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam" jawab Jihan samar-samar

"Arum?"

"Iya Mas, ini Arum, Adik kandung Nay" ucap Nayla mengenalkan siapa Arum sebenarnya.

"Ya Allah...Arum ini Adik kamu?"

"Iya Mas. Maaf Nay baru mengenalkannya, dan maaf Nay baru membawa Mas ke sini. Sudah dua minggu Arum terbaring di sini Mas"

"Ya Allah...sungguh banyak ujian yang Arum hadapi. Mas sangat mengenal Arum"

"Benarkah kah Mas?"

"Iya, dia orang yang terbuka dan banyak bercerita tentang kehidupannya, ia juga pernah bercerita tentang dia yang harus pergi dari rumah karena di usir, Arum salah satu mahasiswi kebanggan kampus, ia mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan mahasiswa lainnya, ia salah satu orang yang berbakat. Arum seorang pekerja keras, bekerja mengumpulkan uang demi bayar uang kuliah dan untuk kebutuhan sehari-hari" puji Alif sambil menatap pilu melihat Arum

"Nay sangat-sangat menyesal Mas karena sudah membencinya" Nayla menangis. Alif segera memeluk Nayla dan menenangkan wanita itu.

"Sudah...itu sudah menjadi bagian masa lalu, yang penting sekarang, kamu sudah memaafkannya dan mau menerimanya kembali, itu sudah lebih dari cukup, karena itulah yang Arum inginkan"

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Seluruh karyawan yang bekerja di kafe datang ke rumah sakit ingin melihat kondisi Arum, kafe yang sangat jarang sekali tutup terpaksa tutup karena mereka semua ingin bersama-sama menjenguk Arum, tidak hanya karyawan saja, bos Arum juga ikut menjenguknya.

"Ya Allah ramai sekali"

"Maaf menganggu, kami sudah minta izin dan Dokter mengizinkan asal tidak terlalu lama di sini."

"Kami teman Arum tempat Arum bekerja"

"Terimakasih kalian sudah menjenguk Arum, mohon doanya ya semoga Arum segera sembuh" ucap Jihan

"Aamiin" jawab mereka

"Ini ada sedikit buah tangan dari kami"

"Repot-repot segala. Terimakasih ya"

"Sama-sama Bu"

"Kesian Arum"

"Rindu dengan Arum"

"Biasanya dia teman ngobrol"

"Kafe terasa sepi tanpa kehadiran Arum"

"Benar berasa sepi walaupun banyak pelanggan"

"Waduh ramai sekali" ucap Dokter yang baru saja memasuki ruangan.

"Beruntung pasien memiliki banyak teman yang sayang dengan pasien, andai pasien tau pasti dia merasa sangat beruntung" ucap Dokter itu

"Ah Dokter bisa aja"

"Gimana Dok?"

"Semakin hari keadaan Arum memburuk, saya tidak tahu kapan ia bisa sadarkan diri, menunggu keadaannya normal mungkin setelah itu pasien akan sadar yang pasti membutuhkan waktu yang cukup lama. Doakan selalu pasien karena sebuah doa itu adalah kekuatan yang ampuh"

"Astaghfirullah" mereka terkejut mendengar ucapan Dokter itu

"Sabar ya Bu, kita doakan sama-sama semoga ada keajaiban dari Allah, kami dari pihak rumah sakit akan melakukan yang terbaik untuk kesembuhan pasien setelah itu kita serahkan kepada Allah"

"Iya Dok. Terimakasih" ucap Nayla

"Kalau begitu saya permisi, jika terjadi apa-apa panggil saya"

"Iya Dok"

Orang-orang yang ada di ruangan itu menatap Arum, mereka sedih melihat Arum terbaring lemah, tidak ada yang bisa mereka lakukan selain mendoakan Arum agar cepat sadarkan diri, mereka juga merindukan sosok Arum, sudah dua Minggu mereka tidak mendengar suara Arum.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya, jangan hanya membaca, votenya juga hihi. 😄😄😄
.
.
See you
.
.
Ig: @yuyun_erlinna

ARUM (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora