Coba bertahan

2.1K 209 4
                                    

Meski Arum sudah tidak kuliah lagi, ia tetap pergi keluar rumah seperti biasanya, ia tidak ingin memberitahu hal yang sebenarnya terjadi, ia tidak ingin membuat ibunya kecewa, Arum simpan masalahnya sendirian, ia hadapi dengan sendiri, ada Allah yang selalu membersamai nya, ada Allah yang selalu ada untuknya.

Suasana pagi cukup dingin, Arum mengendarai motornya dengan sangat pelan, ia menikmati angin pagi, ia tidak tau ke mana lagi hari ini ia pergi, yang pasti setelah jam sembilan Arum kembali ke rumahnya karena waktu itu orang-orang sudah tidak ada lagi di rumah.

Tiga hari yang lalu, Arum membuat laporan di kantor polisi, ia merasa nama baiknya sudah tercemar, foto aib dan foto ia tidak menggunakan jilbab jadi konsumsi orang yang melihatnya, ia tidak ingin hal itu semakin menyebar luas, Arum sudah menceritakan kejadian yang sebenarnya. Polisi sudah mulai menyelidiki informasi tentang Reza, sekarang Reza menjadi orang yang polisi cari, Arum bersyukur, ia dimudahkan mengurus hal itu. Arum bisa bernapas lega, Arum tidak perlu khawatir lagi ada Allah maha adil, Allah akan membalas perbuatan Reza.

Arum stop di pinggir jalan, ia melihat siswa yang sedang memasuki gerbang SMK, ia teringat waktu masa SMK dulu, ia rindu masa-masa itu.

"Entah kenapa Allah harus memberikan beban ini untukku, apa aku mampu? Sabarlah Arum...kamu harus yakin, kamu bisa!"

Arum kembali melanjutkan perjalanannya. Ia rindu masa kuliah, sudah lima hari ia berhenti kuliah, Arum merasa hidupnya semakin berat, susah untuk melangkah, dan menjalani kehidupannya.

"Stop!"

Arum terkejut melihat orang yang memberhentikannya.

"Putri? Kenapa ada disini?"

"Arum...ke mana aja? Aku rela bolos kuliah karena ingin menemui kamu, beberapa kali aku ke rumah, tapi kamu tidak ada"

"A...aku..."

"Arum aku sudah tahu, semua orang sudah tahu, tapi aku yakin dan percaya, kamu tidak seburuk yang orang-orang kira aku percaya itu. Arum apa yang terjadi?"

"Kita cari tempat duduk, nanti aku cerita"

"Baiklah"

"Ayo naik" ucap Arum.

Putri langsung duduk di belakang Arum. Arum tidak menyangka wanita yang di belakangnya itu rela bolos demi mencari dan menemuinya, memang hp sengaja ia matikan, Arum hanya menggunakan hp yang bukan android, jaga-jaga jika ada kabar dari polisi.

Arum dan Putri sampai di sebuah taman yang ada di kotanya. Setelah memarkir motornya, Arum dan Putri menuju kursi yang ada di taman itu.

"Semua ini berawal dari_"

Arum menceritakan apa yang terjadi padanya malam itu, ia ceritakan semuanya pada Putri. Putri mendengarkan apa-apa saja yang Arum ceritakan, ia begitu fokus mendengarnya.

"Jadi...ja...jadi Reza di balik semua ini?" Arum mengangguk mengiyakan.

"Astaghfirullah...aku gak percaya beb, sungguh rasanya gak mungkin"

"Nah itulah, aku juga tidak percaya tapi benar dia yang melakukan, polisi sudah mengecek cctv yang ada di lobby, saat itu...saat aku sudah tidak sadarkan diri, dia yang mengangkat ku setelah check in, ya Allah...aku benar-benar tidak paham kenapa dia tega melakukan itu. Kuliah? Aku sudah di keluarkan, bagaimana jika Ibu tahu? Ya Allah bisa-bisa aku kembali mengecewakan beliau sudah sering aku mengecewakan beliau, aku dan aku terus yang membuat beliau  sedih" Arum menangis. Putri langsung memeluk Arum, ia ikut sedih melihat Arum menangis di depannya, ia sedih dengan apa yang sudah menimpa sahabatnya, Arum yang selau terlihat ceria dan bahagia kini menangis di pelukan Putri, jarang sangat jarang Putri melihat Arum menangis.

"Sabar, itulah yang harus kamu lakukan Rum, sabar Allah sedang menguji kamu, Allah ingin melihat seberapa sabar kamu menghadapi ujian ini, Allah ingin melihat seberapa ridho kamu menerima apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Sabar itu memang melelahkan, tapi percayalah sabar akan membuat semuanya Indah pada waktunya. Masalah ada itu untuk menguatkanmu"

"Entahlah apa aku mampu menghadapinya"

"Kamu pasti bisa, kamu pasti kuat. Apapun yang terjadi kedepannya aku akan selalu ada untuk kamu Rum"

"Makasih ya Put, terimakasih karena ada untuk ku pada waktu-waktu seperti ini"

"Sama-sama. Dah jangan menangis lagi. Nanti cantiknya hilang" Putri mengusapkan air mata Arum. Arum bersyukur mempunyai seorang sahabat seperti Putri, orang yang sangat baik.

ARUM (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora