Sebenarnya?

1.6K 206 10
                                    

Mohon dukungannya, agar saya tambah semangat untuk melanjutkan cerita ini, vote-vote dari kalianlah yang membuat saya semangat,
vote seikhlasnya saja ya, yang sudah terimakasih.

💧💧💧

Hari ini Arum kembali ke rumah sakit, tanpa terasa sudah dua bulan rumah sakit itu tempat yang Arum kunjungi, satu kali seminggu ia ke rumah sakit itu untuk mengikuti prosedur pemulihan dan ia berharap semoga ia lekas sembuh dari ketergantungan obat.

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam. Arum"

Arum masuk ke dalam ruangan itu, kemudian ia duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

Disisi lain Putri sedang menghadiri pernikahan Alif seorang Dosennya dulu, Arum tidak bisa hadir karena bertepatan dengan hari untuk ia ke rumah sakit.

Ijab kabul sudah di ucapkan, Alif sudah resmi menjadi suami orang lain, tidak hanya Putri, ada banyak teman sekelasnya dulu yang juga hadir, karena hanya dengan teman-teman sekelas Putri lah yang sangat dekat dan akrab dengan Alif.

"Barakallah Kak. Semoga Kakak bahagia"

"Aamiin. Terimakasih sudah datang"

"Selamat Pak Alif, semoga bahagia"

"Aamiin. Arum mana?" tanya Alif yang dari tadi mencari keberadaannya.

"Maaf Pak, hari ini Arum ada jadwal di rumah sakit" jawab Putri sedikit menaikkan suaranya.

"Ngapain?"

"Dia sedang menjalani perawatan. Oh iya Pak Alif, nanti saya izin untuk bicara dengan istri Bapak ya"

"Eh iya silakan"

"Nanti saja, sekarang saya mau makan dulu"

"Iya Put"

Putri pergi meninggalkan mereka berdua. Putri mengambil makanan yang sudah di sediakan di atas meja.

Putri duduk di kursi yang kosong, Putri terus menatap kedua mempelai pengantin, ia senang, namun disisi lain Putri merasa sedih.

Lama Putri duduk di kursi itu, menunggu tamu undangan pulang dan sepi karena ada sesuatu yang ingin ia ceritakan.

"Put"

"Eh Ibu? Apa kabar, Bu?" Putri langsung bersalaman dengan wanita itu.

"Alhamdulillah sehat, kamu?"

"Sehat juga Bu. Kebetulan ada Ibu, Ibu duduk dulu sini. Kak sini" Putri memanggil orang itu. Wanita itu menghampiri Putri lalu duduk di depan Putri.

"Ada apa Put, dan maksud kamu Arum menjalani pengobatan kenapa? Dia sakit apa?"

"Sebenarnya Arum...harus menjalani rehabilitasi"

"Rehabilitasi? Kenapa? Apa yang terjadi?"

"Ia terjebak dalam kenikmatan narkoba, ternyata sudah enam tahun ia bergantung dengan obat itu, sejak SMK, dan sekarang Arum berusaha untuk bisa sembuh. Untuk bisa sembuh, tidaklah mudah, mental Arum sempat terganggu, sehingga ia di sarankan untuk ke Dokter Psikolog, tapi Alhamdulillah...sekarang dia sudah mulai kembali normal, Arum sudah mulai membiasakan diri untuk tidak tergantung obat itu. Hari-hari yang Arum lalui begitu berat. Semenjak ia pergi dari rumah, Arum menjadi terpuruk, Arum putus asa, bahkan Bu, Kak, Putri memergoki Arum yang hampir bunuh diri, syukur Putri melihatnya"

"Astaghfirullah, bunuh diri?" tanyanya

Putri mengangguk mengiyakan nya.

"Dan masalah kasus kemarin itu sebenarnya Arum di jebak, Reza, Reza yang kita anggap sahabat itu, dialah yang melakukannya, Reza yang membawa Arum ke hotel saat ia berhasil membuat Arum tertidur, dia juga orang yang sudah menyebarkan foto-foto Arum itu sehingga Arum di keluarkan dari kampus,  namun Allah itu maha adil, maha tahu, Reza di tahan polisi, dan Alhamdulillah...pihak kampus menerima Arum kembali untuk kuliah di sana, Arum kembali melanjutkan kuliahnya seperti dahulu. Sungguh berat hidup Arum Bu, sungguh banyak rintangan yang sudah berhasil Arum lalui"

Putri menceritakan semua tentang Arum pada wanita yang ada di depannya, Putri menangis jika teringat kisah hidup Arum, karena ia lah orang yang selalu ada untuk Arum, ia merasakan apa yang Arum rasakan. Tidak hanya Putri, Jihan dan Nayla ikut menangis mendengar nya. Ya dua wanita itu adalah Jihan dan Nayla, Ibu dan Kakak Arum. Putri senang dan bahagia saat tahu Kakaknya akan menikah dengan Dosen yang Arum kenal, disisi lain Arum merasa sedih, karena tidak bisa menyaksikan sang Kakak menikah, ia pun tidak mungkin hadir di acara itu karena keluarganya sangat membencinya.

"Astaghfirullah...kita sudah membiarkan Arum menderita Nay, ya Allah..." jihan menangis, Nayla langsung memeluk sang Ibu

"Kesian adik Bu, Kakak juga merasa bersalah karena tidak mau mendengarkan penjelasannya"

"Alhamdulillah...apa yang sudah lama ingin saya sampaikan akhirnya tersampaikan juga, Putri harap hubungan Ibu, Kak Nay dan Arum kembali baik seperti dahulu. Hampir Tiga tahun Arum tidak bersama Kakak dan Ibu"

"Putri...Ibu ucapkan banyak-banyak terimakasih...karena kamu sudah menjaga Arum, sungguh sangat besar pengorbanan kamu sebagai seorang sahabat, biar Allah yang membalas kebaikan kamu Put"

"Sama-sama Bu, Aamiin..." jawab Putri, Putri merasa lega dan bahagia setelah menceritakan semuanya pada keluarga Arum.

Dret...

Handphone Putri berbunyi membuat Putri harus mengalihkan pandangannya.
Putri mengangkat telponnya sambil mengusap air matanya.

"Iya?" ucap Putri

Park

Hp Putri terlepas dari genggamannya.

Oke, sampai sini dulu, vote tembus 40 hari ini juga saya up cerita selanjutnya, jadi...jangan lupa berikan vote di cerita ini. 😉😉😉

ARUM (END)Where stories live. Discover now