Razia

5.4K 417 7
                                    

Malam ini suasana di asrama santri putri begitu ramai, katanya akan ada razia barang barang di asrama.

Entah itu handphone, baju pendek, celana jeans, bahkan sampai surat dari santri putra lain. Semua santri sibuk menyembunyikan barang barangnya, siapa tau nanti ada barang yang akan diambil ustadzah bagian keamanan.

Sepertinya rumor seperti itu tak berpengaruh pada soffi, ia merasa tak melakukan kesalahan apapun.

Tak seperti santri lain yang sibuk sendiri, Soffi malah menarik Pipit dan mengajaknya ke kantin hanya untuk jajan es pisang yang berlumuran coklat.

"Pa, es pisang nya 4 ya"

Pa Maman mengangguki ucapan Soffi dan mengambilkannya. Setelah membeli es tersebut Shila datang terburu buru pada Soffi dan Pipit.

Mereka terheran heran dengan Shilla yang panik begitu.

"Ngapain Shil, di kejar setan?" Ucap soffi yang masih asik memakan es nya.

"Gawat sof!!" Shilla masih panik pasalnya tadi ustadzah bagain keamanan mengecek asrama mereka dan ketika di lemari dan bawah ranjang soffi melihat banyak surat.

"Cepet ke asrama dulu!"

Tanpa basa basi Shilla menarik tqngan Soffi sehingga es yang ia pegang jatuh. Pipit pun mengikuti langkah Shilla dan Soffi.

Begitu kagetnya Soffi melihat barang barangnya, bahkan surat dari santri putra lainpun sudah terkumpul hampir satu kresek.

"Ukhti Soffi ini sering surat suratan sama santri putra ya?"

"Ngga ustadzah, ana ga pernah surat suratan. Mereka yang kirim ana surat tapi ga pernah ana balas"

memang begitu, tak ada satupun surat yang ia balas, sekalipun ustadz Yassa. Eh itu juga sekali waktu ia memberikan ustadz Yassa kado ia menulis ucapan terimakasih, lagipula itu hanya balasan karena ustadz Yassa telah memberi ia makanan.

"Pasti masih banyak surat lainnya kan ukhti Sofi?" Soffi menggelangkan kepala ia sangat kesal dengan ustadzah ini.

"Saya ga salah kan ustadzah? Saya ga surat suratan"

"Kamu kan bisa tolak suratnya ga kamu ambil ukhti? Iya kan?"

Sudahlah soffi tak mau berdebat lagi dengan Ustadzah ini mau bagaimanapun pasti Soffi yang salah.

Mereka berdua masih sibuk mencari isi surat yang lain di ranjang dan lemari soffi bahkan d tumpukan kitab dan buku, soffi diam saja. Sudah terlihat amarah diwajahnya namun tetap ditenangkan oleh Pipit, Shilla dan Aisya.

"Ustadzah, ini ana nemuin buku terselip di ranjang sepertinya ada suratnya" melihat buku yang diambil ustadzah tersebut soffi langsung kaget.

Ia sudah tak tahan mereka mengambil privasinya, pasti masih banyak santri yang beneran surat suratan. Kenapa mesti gue sih yang diobrak abrik terus barangnya, dendam apaan sih sama gue. Batin Soffi.

Ia kemudian menarik buku bergambar menara eiffel tersebut dari ustadzah, tak peduli mau dibilang tak sopan atau apapun ia tak peduli.

"Ustadzah, mohon maaf ini kan privasi saya. Buku ini ga ada isi apapun tentang surat menyurat itu"

tapi apa boleh dibuat ustadzah tersebut tak percaya pada ucapan soffi kemudian menarik buku tersebut secara paksa.

"Baik, kita simpen dulu dikamar pengurus nanti kita kembaliin lagi ya"

sebenarnya ustadzah tersebut dari tadi sedang mencari surat dari ustadz Yassa. Karena sudah beredar kabar bahwa ustadz Yassa menyukai Soffi bahkan ia selalu mengirim pesan untuk Soffi.

"Ga bisa dong ustadzah, ini melanggra privasi"
Soffi tak terima bukunya diambil begitu saja.

"Kenapa ustadzah acak acak semua barang saya, padahal saya ga pernah surat suratan atau membawa barang barang yang ga pantes di pesantren"

memang dari sekian banyak santri, hanya soffi yang diperlakukan begitu. Wajar jika ia merasa tak adil.

"Karena semua santri disini bilang kalau ukhti soffi yang sering surat suratan, dan nerima banyak surat. Itu menurut laporan santri disini. Sering bertemu dan mengobrol dengan santri putra lain. Kita kan perempuan sebaiknya kita jaga jarak dari lelaki"

Gue surat suratan yang ada nih cowo disini keganjenan ke gue, mereka bilang gue ngobrol padahal ga pernah tuh. Ada aja masalah yang bikin gue ga betah, bodo amat. Ambil tuh surat! Eh ada surat dari ustadz Yassa gimana dong?

"Kalau gitu ustadzah buka aja dan ambil barang yang mau ustadzah cari!" Soffi tak peduli, ia kembali duduk dikasurnya.

Ia berpikir pasti ada yang tidak beres, mereka mungkin sudah tau jika ustadz Yassa selalu mengirim ia surat hingga mereka mau membawanya.

Siap siap deh gue di hukum! Bodo amat lah, masa bodo! Dasar ga tentram hidup disini, dikerubungi fans ustadz Yassa!

Monmaap gaje:) happyreading.

Jodohku anak Kiyai - ENDWhere stories live. Discover now