Persiapan dan Perpisahan

9.2K 579 3
                                    

"Soffi"

ini saatnya soffi berangkat ke pesantren. Ia terus saja melihat pantulan dirinya dicermin. Ia masih tak menyangka jika mulai saat ini ia mengenakan kerdung dengan baju yang serba panjang. Ia menarik nafas dalam dalam semoga saja ini awal yang baik. Ia sengaja membuka aplikasi instagram lalu ia memotret dirinya dan menguploadnya dengan caption.

Soffiyaayaa__ "hijrah gaes!"

Belum beberapa menit ia mengupload photonya, nada notifikasi sudah muncul bertubi tubi. Ia tersenyum lo semua pasti ga bakal nyangka kalo gue udah insyaff sekarang soffi sudah bersih bening seperti tanpa kaca.
Dahlia, Bima dan Zayn sudah siap menunggu kehadiran adiknya yang akan berangkat ke pesantren

"soffiii"

soffipun bergegas menuruni tangga, ia agak sedikit ribet dengan pakaian barunya yang selamanya akan ia gunakan

"kamu kemana aja, mamah panggil dari tadi. Mamah kira kabur kamu"

soffi pun terkekeh mendengar ucapan mamahnya. Mana mungkin ia kabur kalo kabur sudah pasti ia akan menjadi nyonya Marchell saat ini.
Soffi pun masuk kedalam mobil bersama mamah, papah dan abangnya.

"Soffiiiiii"

Ia menengok kebelakang dan surprise ternyata sahabat terkampret nya ada di halaman rumahnya

"eh soffiii, gue dari tadi manggil lo. Untung aja lo belum berangkat"

Soffi dari tadi mengamati ketiga sahabatnya bagaiaman mungkin mereka mau menggunakan kerudung dan memakai baju gamis hanya untuk mengantarnya ke pesantren, soffi berpelukan dengan mereka

"ga nyangka kalian mau ikutan gue hijrah" mereka lun tertawa bersama.

"Tante,om, bang zayn kita ikut anterin Soffi yaa" bianca memohon kepada mereka karena ia ingib melihat sahabatnya ke pesantren. Dahlia menganggukan kepala tanda ia setuju dengan bianca.

Pondok pesantren Ar-rahmah, jogjakarta

Setelah beberapa jam akhirnya mereka sampai di pondok pesantren yang akan soffi tempati. Mereka turun dari mobil. Ternyata ada banyak sekali santri baru yang akan menetap disini tak hanya soffi saja. Soffi menunduk baru kali ini ia akan jauh meninggalkan rumahnya.

"Soffi"

ia melirik kearah papahnya, lelaki pertama yang tak akan oernah menyakiti hatinya. Ada raut kesedihan di mata soffi saat ini, rasanya ini sangat berat.
Tak hanya soffi Bima, Dahlia, Zayn bahkan ketiga sahabatnya merasakan kesedihan soffi. Mereka merasa kehilangan, bagaimana pun juga meski ia nakal ia akan selalu bersikap sopan dan tak segan membantu orang yang membutuhkannya.

"Jaga diri kamu baik baik nak, papah sayang sama kamu makannya papah ingin kamu pesantren. Bukannya papah tega ngebuang kamu"

Soffipun memeluk papah tersayangnya

"mamah jugaa, yang rajin dan betah jangan lupa berdoa. Soffi pasti bisa. Mamah sayang kamu".

Mereka berpelukan terkecuali abang nya tersayang. Bianca, agatha dan mauren tak kalah heboh mereka menangis sejadi jadinya

"soff, lu jangan lupain kita yaa. Dimana lun kita sahabat. Kalo ada yang berani bully lo bilang aja ke kita. Kita siap balas dendam" ucapan bianca tersebut di angguki oleh kedua sahabat soffi.

"Assalamualaiakum, mohon maaf ibu bapak, saya pengurus pondok disini. Ingin menunjukan kamar putri bapa di asrama"

dahlia mengangguki ucapan ustadzah tersebut

"jaga diri yaa nak" soffi dengan langkah malas mengambil koper dan tasnya

"soffi ke kamar dulu, doain soffi yaa semua. Bang lu ga mau pamitan sama gue?"

Zayn hanya cuek mendengar ucapan adiknya, sebenarnya ia tak tega harus berjauhan dengan adiknya. Bagaimanapun soffi adik satu satunya dan akan selalu ia jaga. Soffi bermaitan kepada semuanya.

Ketika soffi melangkah pergi zayn lari lalu memeluknya tak terasa air mata jatuh ketika ia akan jauh dengan adiknya

"bang, kita dilihatin. Malu elah guee bang"

Zayn menatap soffi

"biarin aja, lu jangan nakal disini de. Gue sayang sama loo"

mereka berpelukan bagaimana pun zayna juga adalah lelaki yang tak akan pernah menyakiti hati adiknya. Jika ada seseorang yang berani menyakiti adik tersayangnya maka ia akan berhadapan langsung dengan zayn si mulut cabe.

Jodohku anak Kiyai - ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat