Akhir Soffi ?

4.8K 418 0
                                    

Setengah tahun terakhir ini adalah tahun terakhir soffi tinggal di pondok pesantren. Tak terasa bukan?

Ia pun ingin kembali menjalani kehidupan santri yang normal tanpa masalah, namun ya karena kejahilan soffi yang ada di atas rata rata kejahilan orang lain, soffi sering sekali mendapat hukuman. Namun itu yang membuat soffi bisa mencairkan suasana pondok yang agak dingin.

Ia juga sudah mulai melupakan rumor rumor tentang nya, ia memilih untuk mengikuti berbagai ekskul agar dirinya sibuk sehingga tak ada waktu mendengar gosip sana gosip sini tentang dirinya, khususnya.

Setiap kali pengajian ustadz Yassa, soffi selalu bersembunyi, namun sial nya selalu ia yang kena, suruh membaca kitab gundul tersebut. Padahal Yassa pun tak berniat mengenai soffi, ya anehnya kemana pun soffi duduk pasti ia yang kena.

Soffi juga dikenal sebagai orang yang ramah pada santri lain termasuk ustadzah. Ia juga suka membagi makanannya, jika ada yang mengeluh kelaparan jam 11 malam lebih, pasti soffi akan membawakan camilan di lemarinya. Selain itu, ia pun pintar sehingga ada banyak lomba lomba  yang direkomendasikan untuk dia.

Namun semua kebaikan itu tetap saja akan menjadi kesalahan kan bagi orang yang tak menyukai nya. Padahal ia tak pernah menyinggung mereka, mengobrol pun tak pernah.

"Eh tau ga? Katanya si soffi dulu nakal banget, makannya dia dimasukin orang tua nya ke pondok" Ucap pemancing gosip pertama.

"Ya udah keliatan si, tau dari mana klo di nakal? " Ucap di pendengar yang belum tahu apapun.

"Pasti liat di medsos nya ya? Soalnya kemarin di asrama pada heboh liat medsos dia, pas hari minggu kemarin" Ucap si kompor yang memanas manasi suasana.

Soffi yang bersembunyi di dalam kamar mandi tersebut, masih diam dan ingin mendengar gosip gosip apalagi yang akan dia dapat.

"Wah iyaa, emang ada apa di medsos nya?"

"Katanya banyak photo ga pake kerudung, rangkul sana sini sama cowok, nongkrong nongkrong malem malem, ada yang mabuk ma bukan juga"

What the hell, soffi yang mendengarnya langsung kaget dan tekanan darah didalam tubuhnya naik.
Mana ada ia mabuk-mabukan, senakal nakalnnya dia, dia tak pernah mau karena ia berprinsip.

Soffi menggebrak pintu kamar mandi dengan kasar, seketika orang yang sedang bergosip ria pun menjadi diam dalam seribu kata. Memang salah kan saja soffi karena ia lupa menghapus beberapa photo dan memprivate akun nya. Memang kalau perempuan sudah kepo, ia bisa lebih ahli dari pada intel. Pikir soffi.

Ia pun menghampiri mereka.
"Gosip terus, tuh mulut lebih kotor ya dari pada ana yang suka ngomong kasar"

Mereka bertiga tertunduk dan meremas roknya.
Soffi makin mendekat pada mereka.

"Jangan nyebarin fitnah seenak jidatmu, orang ana ga pernah nyenggol situ. Heran perasaan ana ga punya salah ya sama kalian, dasar gila" Ia menekankan kata gila pada mereka.

Muka mereka pun sudah memerah, entah karena ingin menangis atau marah.
"Tapi kita ga fitnah soffi, itu beneran kamu kan? "

Soffi melirik mereka yang sudah mulai berbicara, sudah lama sekali ia tak berdebat dengan seseorang.

"Ya terus kalo gue kenapa? Lo mau hakimin gue juga? Hah?"
Soffi sudah tak peduli lagi dengan bahasanya yang tak sesopan tadi, buat apa dia sopan ke orang kalau orang lain tak sopan padanya.

"Lo bisu ya, main hakimin orang aja. Ngomong-ngomongin orang di belakang, giliran orang nya ada di depan lo, eh lo malah diem"

Soffi menarik kerudung mereka dengan kasar sehingga ada beberapa rambut yang terjambak olehnya.
Kesabaran nya kali ini sudah benar benar habis, ia memang sudah tidak mood dari beberapa hari lalu, bahkan dari beberapa minggu lalu.

Jodohku anak Kiyai - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang