Kevan

5.9K 435 6
                                    

Jarum panjang jam sudah menunjukan pukul 16.00, itu tandanya seluruh santriwati sedang bersiap siap mengantri makan. Ada yang makan beramai ramai dengan baki, piring dan sebagainya.

"Ustadzah, bertiga ya" ucap soffi sambil memberikan piringnya.

"Bertiga? Kalian ngantri berdua ko?"

Pipit dan soffi memang mengantri berdua dan makannya pun untuk mereka berdua, tapi dia mengaku bertiga karena menu kali ini dengan ayam dan bihun kecap.

"Satu lagi diasrama ustadzah, lagi sakit" ucapan soffi di oh kan oleh ustadzah yang sedang mengambil nasi.

"Wih sopi pinter yaa bohongin ustadzah, jangan gitu terus sop" ucap pipit menyeramahi soffi.

"Dari pada muabazir pit, Allah kan ga suka orang yang memubadzirkan makanan" pipit dan soffi tertawa sambil membawa makananya ke asrama.

"Tok, tok, assalamualaikum" shilla yang mendengarnya pun membukakan pintu asrama.

"Iya walaikumsalam ukhti, kenapa ya?". "Itu ana cari ukhti soffi, ada tamu di pinggir mesjid".

"Syukron ukti, nanti ana sampaikan ya" santri putri tersebut membalas ucapan shilla dan kembali lagi pergi ke asramanya.

"Sof, ada tamu tuh dipinggir mesjid" soffi kaget dengab ucapan shilla sampai ia terbatuk batuk karena sedang makan.

"Yang bener shil? Kenapa papah mamah ga nelpon dulu ya kalau mau kesini, ah mungkin surprise. Pit abisin ya, inget Allah ga suka orang uang mubadzir"

soffi meninggalakab pipit dan makananya yang tinggal kira kira 2 porsi.

"Soppiyaaaaaaaaaaa" pipit meneriaki soffi yang lari tertawa tawa.

Papah, mamah atau bang zayn ya ko ngedadak sih, eh tapi ko jadi ga enak hati gini. Ucap soffi didalam hati sambil melangkah menemui tamunya.

Ia melihat seorang laki laki membelakangi nya, jangan jangan itu bang zayn. Soffi mendekat dan ketika ia akan mengagetkan abangnya, si lelaki tersebut berbalik.

"Sofff"

katakanlah ini mimpi untuk soffi, lelaki yang dulu meninggalkannya kembali, ia yang telah membuat soffi nakal, sehingga ia harus masuk ke pesantren ini kembali lagi tanpa tahu malu.

"Maaf, ana kira bang zayn" soffi mulai menjauh dari kevan, bukannya ia tak merindukan kevan, jujur ia sangat bahkan ia ingin sekali memeluknya tapi hatinya berkata lain, rasa lukanya lebih mendominan dari pada rasa rindunya.

"Sof aku seneng kamu berubah, kamu ga kangen aku sof?"

Soffi hanya tertawa getir menanggapi ucapan kevan

"maaf disini lingkungan pesantren, ana harap anta mengerti kita bukah mahrom tak baik berduaan. Dan ana kira tadi bang zayn makannya ana samperin kesini"

ucapan soffi begitu membuat kevan merasakan sakit, ia seperti tak mengenal kevan, padahal kevan tau ia salah dan ia ingin meminta maaf sekaligus mengajak soffi kembali padanya.

Jauh disebrang sana ustadz Yassa memperhatikan soffi dan seorang laki laki yang tak ia kenal, ia baru ingat soffi kan punya kakak, itu sudah pasti kakaknya soffi.

Soffi yang menunduk melihat kesebrang dan ia melihat ada santri yang sedang memperhatikan juga, ia takut terjadi ada fitnah.

"Maaf, ana harus pergi. Ana harap anta jangan temui ana lagi"

soffi pergi meninggalkan kevan yang sedang diam tak berkutik karena ucapannya.

Jangan lupa vote,comment dan share yaa:) selamat membaca

Jodohku anak Kiyai - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang