⑨ ᴀʏᴀʜ ᴘᴏᴘᴀ

2.1K 289 39
                                    

Seokjin mendengus sebal melihat adiknya yang masih saja bergelung manja dengan ranjang dan juga selimut yang menutupi tubuhnya

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Seokjin mendengus sebal melihat adiknya yang masih saja bergelung manja dengan ranjang dan juga selimut yang menutupi tubuhnya. Padahal semalam ia sudah mengatakan bahwa sabtu pagi ini mereka harus pergi ke Bandung untuk hadir di presepsi pernikahan tante mereka.

Ia sudah tampan dengan setelan jasnya, lain halnya dengan Jungkook yang masih saja memakai kaos oblong dan juga kolor kebangsaannya. Sudah seperti mayat saja setiap tidur, dibangunkan susahnya minta ampun. Bahkan Jungkook masih enak-enak saja menyelam di alam mimpi.

"Bang, adeknya suruh bangun. Lihat itu udah jam setengah sembilan, takut macet di jalan nanti makin lama sampenya."

"Iya bun, bentar abang bangunin dulu kebo satu ini."

Bugh!

Seokjin memukul tubuh Jungkook dengan salah satu bantal milik Jungkook. Masih tetap tak ada tanda-tanda akan bangun, oleh karena itu ia memilih untuk mencari cara lain agar adiknya ini cepat bangun. Sampai akhirnya ia menyeringai dan berjalan santai ke arah sofa kamar Jungkook. Setelah itu, Seokjin duduk dengan kakinya yang menyilang.

"Terus aja tidur sampe gak bisa bangun lagi. Biar abang yang gantiin Jimin ke pelaminan, kamu cukup lihat aja sesi janji suci kita dari atas langit."

Nah kan?

Jungkook dengan cepat terbangun dari tidurnya dan menatap tajam kearah sang kakak dengan kelopak matanya yang bengkak, khas orang bangun tidur pada umumnya. Ia beranjak dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dengan langkah sempoyongan karena jiwanya belum terkumpul sepenuhnya.

Seokjin menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sang adik yang kelewat menyebalkan itu. "Giliran bahas Jimin aja baru cepet, dasar budak cinta."

• • •

"Kenapa sih senyam-senyum mulu? Gila kamu?"

"Apa sih, yang jomblo mending diem aja."

"Gila."

"Bodo."

"Dih, kamu yang bodoh!"

"Abang bodoh!"

"Abang/adek!" baik ayah dan juga bunda menyahuti pertikaian singkat sepasang adik dan kakak itu. Keduanya nampak jengah saat melihat Seokjin dan juga Jungkook ribut bak serial kartun Tom and Jerry.

Seokjin dan Jungkook menunduk seraya menautkan kedua tangan mereka, seperti anak kucing saja. "Maaf, Bunda, Ayah."

"Bang, kuliahmu gimana?" Ayah bertanya dengan pandangan yang masih terfokus pada jalanan karena saat ini ia sedang mengendarai mobil.

"Semuanya baik, cuma minggu depan fakultas abang mau adain acara drama musikal gitu, Yah. Abang minta doanya ya supaya kelangsungan acara bisa berjalan lancar."

"Amin, pasti ayah doakan kok. Bunda juga pasti doakan yang terbaik buat abang."

Lain halnya dengan Seokjin yang tengah membahas masalah perkuliahan dan hal lain, Jungkook memilih menyibukkan diri dengan berbalas pesan dengan kekasih tercintanya yang tak lain dan tak bukan adalah Jimin.

Semalam ia sudah memberi tahu bahwasanya hari ini ia dan keluarganya akan berangkat ke Bandung untuk menghadiri acara pernikahan keluarganya di sana. Sehingga mau tak mau Jungkook harus ikut dan merelakan waktunya untuk berjalan-jalan dengan Jimin.

"Yah, bun, bang. Adek mau telponan dulu sama pacar adek, kalian jangan berisik ya!"

Seokjin menarik sudut bibirnya, menampilkan seringai jahil di wajahnya. "Gangguin ah~" ucapnya dengan nada menggoda.

"Ganggu adek, figuran mario teguh punya abang nanti adek rusakin!"

"Heh sembarangan! Lagian namanya mario bros, bukan mario teguh. Ngadi-ngadi ya kamu!"

Jungkook menghiraukan ucapan sang kakak dan memilih memasang airpods di kedua telinganya. Tak lama, panggilan videonya kepada Jimin terhubung. Menampilkan sosok pemuda tampan--yang menjurus ke cantik--tengah menggendong seekor kucing berwarna abu.

"Halo Jungkook, lihat deh Miko udah ganteng soalnya baru aku mandiin pagi tadi."

"Halo anak ayah, nyaman banget ya digendong sama popa?"

"PFFFT.. HAHAHAHAHAHA."

Baik Seokjin, Ayah, dan Bundanya, mereka semua tak kuasa menahan tawa saat mendengar Jungkook menyebut dirinya sebagai ayah. Lucu sekali, sampai tak terasa air mata berada di pelupuk mata.

"K-kalian kenapa sih? Gak usah ketawa ya!"

"Ya ampun Jungkook anak bunda, gaya pacaran kamu lucu banget sampe ada panggilan ayah popa segala. Perut bunda sakit, hahaha."

Jungkook harus menahan diri karena merasa malu telah digoda oleh kedua orang tua dan kakaknya itu. Matanya menatap ke arah layar yang masih menampilkan Jimin juga Miko yang asik menjilati pipi gembil milik kekasihnya itu.

"Aduh ayahnya Miko malu nih ya, cieee~"

"Jangan gitu dong, malu nih sama Miko yang ngeliatin ayahnya terus. Dia bilang, kok ayah aku mukanya merah sih? Padahal muka aku kan abu. Hahahaha."

Jimin tertawa puas setelah melihat respon kekasihnya yang menahan malu. Tentu saja ia dengar apa yang diucapkan oleh bundanya Jungkook beberapa saat lalu. Ia juga heran mengapa Jungkook tiba-tiba mendeklarasikan diri sebagai seorang ayah.

Jadilah pemuda itu menjadi bahan ejekan keluarga.

-to be continued-

Madeleine Love [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ