17. ILOVEYOU

2.3K 82 0
                                    

Setelah 15 menit diperjalanan akhirnya ambulance yang membawa airin dan raymond sampai dirumah sakit terdekat. Para perawat langsung memindahkan dan membawa raymond ke ruang ICU yang kemudian diikuti oleh airin yang masih menggenggam tangan raymond.

"Maaf nona, silahkan tunggu diluar." Jelas suster yang tengah membawa raymond masuk ke ruang ICU.

"Ta-tapii saya ingin menemaninya suss..." Jawab airin lirih.

"Maaf nona tidak bisa... Kami harus segera mengoprasinya" Ucap suster itu sambil membantu melepaskan tangan airin dan raymond yang sedang bertautan. Airin pun dengan berat hati harus mengikuti arahan suster.

Airin pun menunggu di luar ruang ICU. Ia terduduk sendirian dengan kondisi yang lemas di atas kursi tunggu. Airin terus menutup kedua matanya dan terus mengingat kejadian stragis tadi di kantornya.

'Semoga wanita itu membusuk di balik jeruji besi' batin airin.

Kedua mata airin sudah sangat sembab karna menangis seharian. Dan sudah hampir 3 jam lamanya oprasi raymond. Hari sudah semakin gelap tetapi aairin lupa kalau dirinya belum memasukkan apapun ke dalam perutnya setelah sarapan tadi pagi. Ia benar benar tidak senpat memikirkan perutnya karna peristiwa tadi siang.

"Nyonya ini dimakan dulu ya.. saya lihat dari siang anda belum makan." Ucap vian yang tiba tiba datang dengan membawakan sekotak makanan dan minuman untuk airin.

"Tuan meminta saya untuk selalu menjaga dan melayani nyonya jika dia sedang tidak ada." Sambung vian sambil menyerahkan makanan yang ia bawa.

Airin terkejut mendengar perkataan vian yang terakhir. Ternyata segitu perhatiannya raymond pada airin. Dia benar benar tidak ingin airin dalam bahaya.

"Hah? Raymon menyuruhmu untuk menjaga ku disaat dia tidak ada?" Tanya airin pada vian untuk memastikan perkataan vian.

Vian pun duduk disebelah airin untuk menunggu kabar raymond.

"Ia nyonya, tuan raymond tidak ingin nyonya dalam bahaya dan harus selalu aman." Jelas vian pada airin.

"Hiksss... Raymonddd.. ini kah bukti atas perkataan mu itu... Ternyata kamu tidak main main denganku... Hikss maafkan aku...." Gumam airin pelan sambil berusaha menahan air matanya aga tidak terjatuh.

Vian yang mendengar itu tersenyum tipis, ia senang karna bisa melihat airin yang mulai membuka hatinya untuk raymond hingga sesedih ini saat tau raymond dalam bahaya.

"Sudah nyonya, dimakan dulu yaa, jngan sampai sakit nanti aku bisa di gantung tuan raymond hehe" ucap vian berusaha menghibur airin.

"Huhu.. iya viann makasih yaa.." jawab airin pelan.

Airin pun memaksakan dirinya untuk makan agar ia tidak sakit. Saat makanannya hampir habis tiba tiba lampu tanda oprasi sudah mati, artinya oprasi sudah selesai. Airin yang menyadari itu langsung meletakkan makananya dan menghampiri dokter yang keluar dari ruang oprasi yang juga disusul oleh vian.

"Bagaimana dok??! Bagaimana keadaannya?? Apa dia bisa diselamatkan?" Tanya airin tanpa henti pada dokter bedah yang menangani raymond.

"Tenang nona... Tuan raymond baik baik saja, dia berhasil kami selamatkan, tapi..." Ucap dokter terpotong.

"Tapii apa dokkk?? Ada apa dokterr???"

"Iya sabarr nonaa tenanglah duluu... jadi tuan raymond berhasil melewati masa kritisnya.. peluru itu hampir menembus paru paru nya tapi tidak terlalu dalam, hanya saja salah satu tulang rusuknya patah. Jdi sekarang akan tetap di rawat dalam ruang ICU. Kita hanya tinggal menunggu nya siuman." Jelas dokter itu pada airin, seketika airin bisa bernafas dengan lega setelah mendengarnya.

VIRGINITY ISN'T FOR SALEWhere stories live. Discover now