10. NEW JOB

3.1K 117 5
                                    

Saat airin ingin berdiri dan melangkah keluar, ia terkejut mendengar perkataan raymond.

"jangan tinggalkan aku sendirian...." ucap raymond lirih dengan mata yang masih tertutup sambil memegang tangan kiri airin.

Airin hanya mematung dan kembali duduk ditepi ranjang raymond.

"Aku ingin ke kamarku, besok aku ha..." Ucap airin yang tiba tiba terpotong karna raymond menarik tubuh airin kepelukannya. Airin tidak bisa berbuat apa apa karna mengingat kondisi raymond yang belum stabil. Akhirnya airin pun terdiam dalam pelukan raymond.

"Biarkan aku seperti ini se-sebentarrrrr saja..." ucap raymond kembali yang semakin mengeratkan pelukannya. Airin merasa risih karna sedikit trauma oleh kejadian pelecehan kemarin. Airin rasany ingin segera memberontak namun lagi lagi tidak bisa karna airin terkejut saat melihat ada air mata yang menetes di sudut mata raymond.

Tanpa bertanya lagi airinpun hanya terdiam kembali dan membalas pelukan raymond. Airin benar benar tersentuh melihat sisi terlemah seorang raymond yang biasanya sangat arogan.

"Tidurlah aku tidak akan kemana mana." Gumam airin hampir tidak terdengar sambil mengusap kening raymond.

Mereka pun terlelap dalam mimpi masing masing dengan saling memeluk satu sama lain.

-----

Jam 06:00 am

Airin tiba tiba terbangun karna merasa ingin menbuang air kecil, airin terkejut karna posisinya dari semalaman tidak berubah sama sekali, tubuhnya masih di jadikan guling oleh raymond. Airin melihat wajah raymond yang sangat mulus, hidungnya yang mancung dan pesona rahangnya yang tajam. Baru kali ini airin dapat memandangi wajah seorang laki laki dengan sangat dekat. Airin mencoba membangunkan raymond yang masih tertidur. Namun raymond sama sekali tidak bergerak, tetapi demamnya sudah turun.

"Heyy bangunn...." Ucap airin pelan seraya menusuk nusuk pipi raymond dengan jari telunjuknya.

"Bangunn raymonddd.. sudah pukul 6 pagii, aku harus pergi bekerja..." Sambung airin membisikkan ketelinga raymond.

Tidak lama raymondpun terbangun dan membuka kedua matanya dengan pelan. Mata mereka saling bertemu dan bertatapan beberapa menit. Airin pun tersadar.

"Bisakah kau lepaskan tangan besarmu ini dari perutku? Aku ingin ke toilet" ucap airin pada raymond.

"Kenapa aku bisa bersamamu?? Apa yang.... Aawwhhh..." tanya raymond namun terhenti karna merasakan sakit di lengan atasnya hingga bahu saat ia ingin memindahkan lengannya dari perut airin.

"Aduhh pelan pelan donggg, itu perbannya sudah ku buat dengan bagus jangan kau rusak dong!" Ketus airin yang malah memperhatikan perban yang ada ddilengan raymond.

"Teganyaa kauuu...." Jawab raymond sambil berusaha mengangkat lengannya yang sedang sakit.

"Harusnya aku yang bertanya pada mu, kenapa kau bisa ada dipinggir jalan dengan kondisi yang kusut dan akhirnya hampir tertabrak, lalu disekitar lengan dan beberapa di tubuhmu yang lain banyak sekali memar?" Tanya airin.

"Tidak, bukan urusanmu!" Jawab raymond.

"Ishh yasudah lah terserah kau saja!" Jawab airin kembali dengan kesal. Airin pun berusaha untuk bangun kembali dan pergi. Namun raymond sudah menahannya kembali.

"Terimakasih... karna sudah menolongku dari maut.." ucap raymond dengan tulus.

Deg

'perasaan apa ini?' batin airin.

"Tidak masalah itu hanya kebetulan, mau berapa lama lagi kita harus begini? Aku harus pergi bekerja Mr. Raymondddd" ucap airin yang hampir tergagap.

Alih alih menuruti permintaan airin, raymond malah menatap airin dengan matanya yang sedikit sayu.

Cup

Satu kecupan lembut berhasil mendarat di bibir ranum airin. Airin yang syok hanya terus terdiam.

"Tunggu, Kau tidak perlu berkerja lagi di toko swalayan itu apa lagi menjadi kurir." Ucapan raymond tiba tiba menyadarkan airin.

"Tidak! Aku tidak mau! Berani sekali kau setelah menciumku tanpa izin sekarang kau memutus pekerjaanku??" Tanya airin dengan sedikit kesal. Airin segera bangun dari posisinya yang disusul raymond duduk di tepi ranjang.

"Sekali aku bilang tidak ya tidak!" Seketika raut wajah raymond yang angkuh kembali.

Raymond langsung meraih ponsel pintarnya yang berada diatas nakas. Lalu raymond segera menghubungi sekretarisnya.

"Vian, Tolong kau urus surat pengunduran diri airin alexander dari pekerjaannya." Ucap raymond pada seseorang yang berada disebrang telfon, yaitu vian sekertaris raymond.

"tuan raymondd??!!! Kau baik baik saja? Apa yang terjadi? kenapa kau baru menghubungiku sekarang?" Cerocos vian panik dari sebrang telfon.

"Nanti kuceritakan, sekarang tolong lakukan apa yang kuperintahkan tadi vian" jawab raymond.

"I-iyaa baik tuan" ucap vian tanpa bertanya kembali.

Airin terus menatap tajam kearah raymond yang sedang menelfon.

"Kau ini sebenarnya kenapa sih?? Jika aku tidak bekerjaa bagaimana aku bisa melunasi hutang ku padamuuu??" Tanya airin pada raymond dengan nada yang tinggi karna sudah kesal. Suara airin yang keras itu membuat ayahnya datang.

"Airinn?? Ada apa nak? Kenapa kau bersuara keras pada orang yang sedang sakit?" Ucap ayahnya yang sudah berdiri didepan pintu.

"Maaf ayah, pria ini menyebalkann sekali" ucap airin kesal sambil memajukan bibirnya.

"Bagiamana kondisimu saat ini?" Tanya ayah airin pada raymond.

"Iya saya sudah merasa lebih baik, terimakasih atas pertolongan anda." Jawab raymond dengan lembut, berbeda sekali saat berbicara dengan airin tadi.

'dasar buaya!'  batin airin.

"Syukurlah kalau begitu" ucap ayah airin.

"airin cepat mandi dan siapkan sarapan untuknya lalu segera pergi bekerja" ucap ayah airin pada airin.

"Ta-tapi ayahh, airin tidak bisa bekerja lagi karna.." perkataan airin langsung dipotong oleh raymond.

"karna airin akan bekerja dengan saya sebagai asisten pribadi dikantor saya pak." Jawab raymond dengan senyuman bahagia yang terukir diwajahnya.

Ayahnya sangat terkejut begitupun dengan airin.

"What thee??..."

"Iya kau akan menjadi asisten pribadiku dan kau akan aku gaji tentunya." Jelas raymond.

"Tapi aku belum bilang iya." Ucap airin dengan kesal.

"Itu barusan kau bilang iya" ucap raymond datar.

"Ishh menyebalkan!!" Teriak airin dan langsung pergi meninggalkan raymond dan ayahnya dikamarnya.

----

Thnks for reading! :*
Your support is my energy! :)))
Hehe happy reading!

VIRGINITY ISN'T FOR SALEOnde as histórias ganham vida. Descobre agora