❣Part 24 ( Pesta)❣

212 21 41
                                    

~Cantik jika memang kamu terlihat baik dimatanya, tapi jika kamu terlihat buruk kamu tidak akan pernah mendapatkan pujian itu lagi~
_______________
_________
______

******

Malam ini Amora sangat cantik dengan balutan dres pilihan pacarnya. Yaps hari ini Divo, Weni, dan Amora akan pergi kepesta ulang tahun anak teman Weni. Dengan sedikit gugup Amora turun dari mobil mewah Divo menuju rumah besar yang mengadakan pesta.

Weni melihat keduanya tersenyum hangat dibelakang mereka karena tadi lambat membuka pintu. "Kalian serasi banget sih." Puja Weni terkagum.

Amora tersenyum malu lalu Divo dengan tiba-tiba mengaitkan jari-jari tangan mereka dengan hangat. "Pasti, dan akan selalu, yakan?"

"Iya." Jawab Amora malu-malu.

Weni terkekeh pelan. "Yaudah mama doakan ya, sekarang ayo kita masuk! keburu pestanya mulai." Ajak Weni mendahului mereka.

Lalu ketiganya masuk dengan tersenyum. Amora yang tidak terbiasa dengan pesta-pesta mewah seperti ini pun membuatnya berkecil hati. Lalu dengan ragu Amora menarik pelan ujung toxedo milik Divo.

"Kenapa?" Tanya Divo menunduk menatap Amora yang menunjukkan raut tidak nyamannya.

"A-aku mau pulang." Cicit Amora.

"Loh, emangnya kenapa? kepikiran sama kerjaan lagi? tadi pagi kan kita udah bahas."

"Bukan, aku merasa nggak pantes aja ada disini." Kata Amora semakin pelan yang membuat Divo memegang bahu Amora.

"Semua orang pantes buat ada disini kecuali yang nggak diundang, nggak usah berkecil hati lagi gue nggak suka, ngerti?" Amora mengangguk lemah lalu mengedarkan pandangannya kesegala arah.

"Iss!! Kenapa aku harus haus sekarang sih? Kan malu kalau mau minta." Batin Amora kesal.

"Bentar gue ambilin lo minum, jangan kemana-mana!" Peringat Divo lalu pergi meninggalkan Amora sendiri dengan ekspresi kagetnya.

"Kok Divo bisa tahu ya kalau aku lagi haus?" Kata Amora pelan lalu kembali mengedarkan pandangannya mencari Weni yang tidak terlihat semenjak berpisah di acara salam-salaman tadi.

"Nah itu mama!" Pekik Amora tapi masih menormalkan suaranya supaya tidak menjadi pusat perhatian. Dengan langkah sedikit cepat Amora mendekati Weni yang tengah berbincang dengan temannya.

Tapi naasnya, entah perasaan Amora atau tidak bahwa akan ada sesuatu yang besar akan terjadi. Amora menggelengkan kepalanya berusaha mengusir pemikiran buruknya tapi nasib malang tetap berpihak kepadanya.

Kedua kakinya terpeleset karena menginjak kulit pisang yang berair lalu keseimbangannya mulai tidak bisa dikendalikan. Amora mendorong tubuh Weni dari belakang karena jarak Amora terpeleset dengan posisi Weni sangatlah dekat. Amora berani bersumpah bahwa dia tidak berniat untuk mendorong siapa pun terlebih itu adalah mertuanya, Amora kehilangan keseimbangan dan langsung tersungkur kedepan dan membuat kedua tangannya refleks mendorong tubuh Weni yang ada didepannya.

Suara teriakkan dari para tamu pun mulai memenuhi ruangan itu karena melihat Weni yang terpental kedepan menyentuh meja kaca didepannya. Perut Weni pun mulai mengeluarkan darah segar karena tertancap serpihan pecahan dari meja itu.

Sad GirlWhere stories live. Discover now