❣Part 9 (Kedua)❣

315 67 22
                                    

Pagi hari dimulai dengan luka.
Senja hari dapat kupastikan akan terlena.
Malam harinya, aku meratapi luka yang tak kusadari sudah yang kedua kalinya
_________
____
__

Warning⚠️ VOTE TERLEBIH DAHULU!

🍒🍒🍒

Malam ini, bintang tak datang untuk menemani bulan. Mungkin karna awan hitam yang mendahuluinya. Amora. Gadis itu kini sedang duduk dipinggir ranjang dengan jendela yang terbuka dan memperlihatkan awan hitam pekat yang sebentar lagi akan turun hujan. Entah kenapa perasaannya sangat takut sekarang. Dirinya sudah diklaimi oleh Divo Bhaskara sang pemilik sekolah sekaligus majikannya. Dirinya juga tahu bahwa pasti ada alasan di balik perlakuan manis Divo kepadanya, termasuk menjadikannya pacar.

Amora berjalan mendekat kearah jendela. "Aku takut.." Amora memegang bagian bawah jendela dengan kuat sembari menatap keatas.

"Takut, jika aku hanya dipermainkan setelah aku jatuh cinta dengannya semakin dalam." Lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Bunda.. ayah... kak bagas... mora kangen." Lirihnya sembari meneteskan air matanya. Dan saat itu pula hujan turun dengan derasnya.

Sedangkan disisi lain, seorang laki-laki sedang berada dibalkon kamarnya sembari menatap air hujan yang sangat deras turun kebumi.
"Sebenernya gue beneran sayang sama lo." Lirihnya.

🍒🍒🍒

"Eh!" Amora terjengkit membalikkan tubuhnya ketika merasakan kedua pipinya dingin oleh air mineral botolan. Saat ini dirinya berada diperpustakaan untuk sekedar membaca buku saat semua gurunya sedang mengadakan rapat jam partama dan kedua.

"Nih!" Divo menyerahkan satu botol air mineral dingin tepat diwajah Amora.

Amora mengambil air itu dan langsung duduk disalah satu kursi panjang yang ada disana. "Makasih." Amora tersenyum menatap Divo yang kini tengah duduk dihadapannya.

"Ngapain disini?" Tanya Divo setelah meneguk air yang dia bawa.

"Baca buku,"

"Kerjain tugas pacar kamu ini ya." Pinta Divo memelas sembari menyerahkan bukunya yang ia letakkan disaku celananya.

Amora mulai mengerjakan tugas Divo dengan serius. Sedangkan Divo tidak menyianyiakan kesempatan untuk menatap wajah Amora. Dengan menumpukkan kedua tangannya, Divo mulai meneliti wajah baby pace Amora. Sesekali Divo melihat kerutan pada alis Amora karna kebingungan, mungkin.

10 menit kemudian...

Amora menghela napas pelan setelah menyelesaikan tugas dari Divo. "Nih, udah selesai." Amora menyerahkan buku tugas Divo tepat didepan tangannya yang tertumpu.

"Ok, thanks."

"Emmmm... Div, k-kamu beneran sama a-ajakan kamu kemarin?" Tanya Amora gugup sembari memilin kedua tangannya menunduk, takut melihat wajah seorang Divo.

"Beneranlah! masak masalah hati dibecandain sih." Jawab Divo kesal.

"Terus kenapa kamu ngajakin aku pacaran sedangkan kamu masih berhubungan sama Sinta?"

"Pengen aja." Jawab Divo malas. "Oya, nanti pulang sekolah langsung keapartemen gue ya. Nih tempatnya sama duit ongkos buat kesana!" Divo menyerahkan kertas berisi alamat dan beberapa lembar uang seratus ribuan.

Sad GirlWhere stories live. Discover now