❣Part 13 (Bintang)❣

311 60 13
                                    

Jika bulan tanpa bintang itu ada. tapi lain halnya dengan aku tanpa kamu itu, tidak akan pernah ada.

_________
_____
__


Hari ini tepat pukul 7 Divo sudah berada didepan pintu apartemen Amora. Kali ini Divo hanya menggunakan celana panjang dan kaos oblong berwarna putih transparan menunjukkan otot tubuhnya.

Tok.. tok.. tok..

Baru saja Divo ingin mengetok pintu itu lagi tapi Amora lebih dulu membukakan pintu.

"Udah?" Tanya Divo menatap Amora yang hanya menggunakan hoodie dan celana panjang berwarna putih yang sangat cocok ditubuhnya.

Amora mengangguk dengan semangat menatap Divo tersenyum.

Mereka pun memasuki mobil dengan tenang. "Ke rumah dulu ya? mau ngambil jaket." Kata Divo seraya menjalankan mobilnya.

"Kenapa nggak langsung aja tadi?"

"Lupa." Setelah jawaban Divo terlontar, mereka berdua terdiam sampai pada kediaman Bhaskara.

****

"Oh ini anaknya Sella? Cantik." Kata itu terlontar dari bibir Retto ayah Divo setelah memandangi Amora dari atas sampai bawah.

Divo memang baru saja sampai di rumahnya dengan Amora berada disampingnya. Dan entah keberuntungan bagi Amora atau tidak bisa bertemu dengan kedua orang tua pacarnya. Tepatnya sahabat kedua orang tuanya dulu.

"Ma-makasih om." Benar-benar diluar dugaan Amora jika bertemu dengan camer akan segugup ini.

"Duduk dulu dong sayang biar nggak sakit kakinya," Weni baru saja keluar dari dapur untuk membuatkan mantu sekaligus sudah dianggap anak olehnya minuman.

Amora dengan gugup duduk disamping Weni dan Retto disofa panjang ruang tamu.

"Terus Divo nya nggak jadi ke puncak?" Tanya Weni menatap Amora lembut.

"Jadi kok tan, Divo cuma ngambil jaket aja, katanya tadi kelupaan." Jawab Amora sopan.

"Jangan tan dong, panggil mama aja. Ingat?" Amora hanya mengangguk malu menatap suami istri yang duduk mesra seperti remaja.

"Terus aku manggil mama apa?" Tanya Divo yang baru saja muncul dari arah tangga. mereka yang ada di ruang tamu menatap Divo terkekeh termasuk Amora yang tersenyum tidak enak.

"Mamalah! emang kamu mau berhenti jadi anak mama?" Tanya Retto kepada putranya yang sudah duduk disamping Amora.

"Terus kenapa Amora disuruh manggil mama juga?" Kesal Divo.

"Karena Amora akan jadi mantu mama. Yakan pa?" Tanya Weni menatap suaminya itu.

Retto mengusap lembut surai hitam milik istrinya. "Iyalah!" Amora hanya menundukkan kepalanya guna menutupi wajahnya yang memerah.

"Yaudah terserah kalian aja. Aku sama Amora berangkat sekarang, keburu tengah malem sampai disana." Divo berdiri dari duduknya lalu membantu Amora berdiri menggunakan tongkatnya. Perlakuan Divo tak luput dari pandangan kedua orang tuanya.

"Kalian hati-hati dijalan! Jangan ngebut." Amora dan Divo menyalim tangan Weni dan Retto bergantian lalu beranjak keluar rumah menuju mobilnya.

Sad GirlWhere stories live. Discover now