❣Part 17 (Ribut)❣

242 44 5
                                    

Aku ingin membuat sejarah. Sejarah hari ini kamu cemburu, mungkin.

_________
_____
__

*******

"Ekhem! Kalau udah sempurna gini aja banyak yang deketin. Sedangkan masih kurang aja dihina hina!"

Deg.

Amora mengalihkan pandangannya melihat orang yang baru saja berbicara.

"Divo..." Lirih Amora menatap Divo yang memasukkan kedua tangannya kekantong celana seraya mendekat kearah Amora dan Dito.

"Siapa sih yang nggak mau sama orang sempurna kayak pacar lo ini." Kata Dito seraya menatap Amora dari atas sampai bawah.

Divo yang melihat itu menarik tangan Amora untuk menyembunyikan tubuh pacarnya kebelakang tubuhnya.

"Jangan pernah lo lihat pacar gue kayak tadi!" Tekan Divo menatap tajam Dito yang kini tengah terkekeh.

"Jangan terlalu ngekang dia bro! nanti bisa bosen dianya."

Divo semakin dibuat emosi karena ucapan Dito.

"Brengsek!" Umpat Divo lalu memukul wajah Dito dengan brutal.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Amora memekik kaget melihat Divo yang berada diatas tubuh lemah Dito.

Dengan segenap keberaniannya Amora berusaha memegang bahu Divo yang naik tarun. "D-divo berhenti!" Lirih Amora berusaha memberhentikan kegiatan Divo yang terus mengujam tubuh Dito dengan pukulan.

Divo yang mendengar suara Amora pun bangkit dari tubuh Dito lalu memeluk Amora erat. Sedangkan Amora sedikit terkejut ketika Divo tiba tiba memeluknya. Bukannya apa, Dilapangan sekarang sudah banyak yang mengerubungi mereka.

"DENGARIN GUE BANGSAT!! SAMPAI BERANI LO DEKETIN PACAR GUE LAGI, GUE BUNUH LO!!" Setelah mengatakan kalimat ancaman untuk si lawan, Divo menarik Amora keluar dari sana menuju kamar mandi.

******

Saat ini Amora sedang menunggu Divo yang di toilet mencuci wajahnya. Perasaan Amora pun gelisah karena ekspresi wajah Divo sama seperti sediakala menatapnya, Dingin.

"Sini!" Suruh Divo setelah keluar dari toilet. Amora mengikuti Divo yang kini duduk dikursi panjang dekat dengan taman. Memang toilet sangat dekat dengan taman yang memudahkan mencari udara yang lebih segar sehabis membuang hasil ekskresi.

Divo membungkukkan badannya dengan kedua tangan meremas rambutnya pelan. Amora? Dia hanya memperhatikan gerak gerik Divo yang terlihat aneh dimatanya.

"Maaf." Kata Amora pelan seraya memilin kedua tangannya.

Divo mendongkak kedepan tanpa melihat Amora. "Ngapain minta maaf?"

"Aku minta maaf karena udah bikin kamu ribut sama Dito. Jujur aku nggak tahu bakal kayak gini." Lagi, dengan kalimat yang lebih panjang Amora meminta maaf.

Sad GirlWhere stories live. Discover now