❣part 2 (minta maaf ?)❣

530 90 18
                                    

Kata maaf itu mampu membuat ku tertegun meresapi. Tapi, tindakan mu masih membekas bagai belati.
=
~AMORA SADY MARGARETH~

🌺🌺🌺

Divo berjongkok dihadapan gadis yang masih menangis sesengukan.
Entah kenapa hatinya sakit mendengar cerita yang gadis itu lontarkan.

Hingga akhirnya keberaniannya terkumpul....

"Maaf." Kata itu yang terlontar setelah Divo berjongkok dihadapan gadis yang kini tengah menangis.

Tapi setelah melakukan itu, Divo kembali mengambil kotak bekal yang digenggam oleh Amora kemudian membuangnya dengan kasar. "Lo nggak pantes makan makanan kayak gitu." Ucapnya lagi setelah bangkit dari berjongkoknya.

Lain halnya dengan Divo yang sudah meninggalkan lapangan basket. Amora tertegun mendengar perkataan yang baru saja dia dengar. Ini sebuah mimpi yang berduri sembunyi. Sangat sulit diabaikan tapi juga menyakitkan.

🌺🌺

Malam ini bintang bertaburan di langit malam yang sepi sunyi. Seakan menemani gadis yang berusaha mencari pekerjaan yang lebih layak untuknya.

Dia, Amora. Gadis yang kini belum juga mendapatkan pekerjaan. Meski sekarang sudah mendekati pukul 8, niat untuk menyerah tidak sempat menghampirinya.

Dengan langkah terpincang-pincang dia menyusuri jalanan yang tampak sepi malam ini.

Amora menghela napas pelan, "Kok nggak ada yang cari pekerja ya? Mana besok harus beli buku lagi." Amora bahkan tidak menyadari dirinya belum makan setelah sepulang sekolah tadi.

"Oya, aku kan belum makan. Pantesan baru jalan segini aja udah lemas. Tapi mau makan apa? Uang aku tinggal lima ribu." Gumamnya lirih. Tak sadar jika air matanya jatuh begitu saja sembari memegangi tongkatnya dengan sedikit meremasnya.

Kini tinggal isakannya yang menemaninya saat ini. Bahkan untuk melanjutkan langkahnya saja dia tak mampu. Terlalu berat beban yang dia bawa selama ini.

Tapi, selang beberapa menit Amora mendengar suara baku hantam dari balik pohon rimbun yang hampir dia lalui. Amora menghapus air matanya, lalu berjalan mengendap dibalik semak belukar.

Deg.

Demi bintang malam ini. Amora tidak salah lihat bukan? Bahwa didepan sana ada sekitar 10 orang berbadan besar sedang memukul pemuda yang sangat Amora kenal postur tubuhnya.
Ya. Dia adalah Divo. Tapi, kenapa dia bisa dipukul dengan sangat berutal oleh orang-orang itu? Pikirnya.

Dengan keberanian yang sudah dikumpulkan oleh dirinya, Amora mendekati 10 orang itu yang kini melingkari Divo sembari tertawa mengejek.

"hey!" Teriak Amora ketika sudah dekat dengan orang-orang itu.

10 orang itu termasuk Divo, membalikkan tubuhnya menatap Amora garang. Salah satu dari mereka mendekati amora dengan tatapan memuja. Ya, walaupun Amora lumpuh. Dia memiliki body goals dengan rupa yang sangat manis.

"Wah,wah. Lihat ini siapa yang datang? Si penyelamat? Hahaha. Bahkan dia mau menyelamatkanmu dengan tongkatnya ini." Tunjuk orang itu ke tongkat Amora setelah menatap Divo yang sudah babak belur.

Amora yang niatnya ingin membantu malah dia ketakutan sekarang. Bagaimana tidak takut, jika lelaki tadi menatapnya dengan senyum mesum sembari memutari tubuh Amora.

Sad GirlWhere stories live. Discover now