1.4 No One Know

Mulai dari awal
                                    

"Zev makasih ya." Ucap Viona saat mereka sudah di atas bianglala.

"Makasih buat apa?" Tanya Zevan.

"Makasih buat semuanya, hari ini aku seneng banget." Ucap Viona sambil tersenyun tulus.

Dan lagi Zevan merasakan firasat itu lagi, jujur Zevan merasa cemas sekarang.

"Zev?" Panggil Viona.

"Kenapa bee?" Tanya Zevan sambil mengusap pelan rambut Viona.

"Boleh aku cium kamu." Tanya Viona sedikit gugup bahkan pipinya memerah saat menanyakan itu.

"Kam.." Belum sempat Zevan melanjutkan kata-katanya Viona sudah mengecup lembut bibirnya. Tidak lama itu hanya kecupaan singkat.

Jantung Zevan berdegup sangat kencang mendapat kecupan dari Viona, ini bukan kali pertama Zevan berciuman tapi kenapa rasanya berbeda Zevan merasa seolah pipinya memanas dan merasakan ada sesuatu yang ingin terbang dari dalam perutnya. Zevan melirik lagi Viona yang kini tertunduk malu, Zevan mengangkat wajah Viona agar dapat dilihatnya. Tanpa aba-aba Zevan kembali menempelkan bibir mereka, bahkan ini bukan lagi sekedar kecupan singkat seperti yang Viona lakukan. Zevan mengecap semua bagian bibir ranum Viona, bahkan Zevan seperti tidak ingin melepaskan ciuman mereka. Zevan baru menyudahi pangutannya saat keduanya sudah kehabisan nafas.

Setelahnya Zevan menarik Viona dalam peluknya, mendekap erat gadis itu seolah dia takut kehilangan Viona. Zevan mengakuinya sekarang, Zevan mengakui jika dia mencintai gadis yang kini sedang berada di dalam pelukanya. Dia sendiri tidak tau sejak kapan pastinya, tapi sekarang dia tau bahwa setiap debaran didadanya adalah bukti bahwa dia benar-benar terjerat dalam setiap pesona seorang Viona Aksara Violetta.

••••••

Kini mereka berdua sedang duduk di bangku alun-alun, Zevan masing memeluk posesif pinggang Viona sementar sang pemilik pinggang sedang menyandarkan kepalanya di bahu Zevan. Tidak ada percakapan yang ada diantara mereka berdua, mereka seolah ingin menikmati momen ini tanpa berfikir untuk merusak momen yang ada.

"Zev, kita udahan aja ya." Ucap Viona yang kontan membuat Zevan terkejut bukan main, jadi ini maksud firasat yang sejak tadi Zevan rasakan. Viona ingin mengakhiri hubungan mereka.

"Hey bee kamu kenapa? Aku ga suka bercandaan kamu." Ucap Zevan sambil menatap manik hitam milik Viona.

"Aku gak bercanda Zev aku mau kita udahan." Jawab Viona.

"Tapi kenapa?" Tanya Zevan yang tidak ingin hubungan mereka berakhir.

"Aku capek Zev, aku capek menjalani semua kepura-puraan ini. Aku tau aku harusnya nyerah sejak awal tapi dengan bodohnya aku malah terus berharap sama kamu." Ucap Viona dengan suara yang mulai terisak.

"Aku gak mau putus Vi, ga ada yang namanya kepura-puraan di hubungan kita. Aku cinta kamu Viona aku gak tau sejak kapan perasan ini ada, tapi aku sekarang sadar bahwa cuma saat sama kamu aku ngerasa jantungku berdetak sekencang ini." Ucap Zevan mengakui perasaannya , dia tidak bisa kehilangan Viona, tidak terlebih lagi sekarang Viona sudah mencuri hatinya.

"Tapi itu sudah terlambat Zev, aku tau kamu masih sering berhubungan sama Seline. Aku tau kamu sering nginep di apartemen buat nemenin dia aku tau Zev isi surat kamu buat Seline, aku tau kamu ciuman sama Seline saat aku ada dirumah kamu,aku tau semuanya Zevan." Ucap Viona seamakin terisak.

"Vi aku tau aku salah tapi aku mohon kasih aku kesempatan satu kali lagi buat buktiin ke kamu perasaan aku." Ucap Zevan memohon.

"Aku harus kasih kamu berapa kesempatan lagi Zev, harusnya kamu tau setiap kamu bersama Seline saat itu juga kamu menyia-nyiakan kesempatan yang aku kasih. Harusnya kamu tau Zev, kalau bukan kamu aja yang ingin diperjuangin." Tangis Viona sudah pecah.

"Viona aku mohon kasih aku satu kesempatan lagi, Aku janji kali ini aku yang akan perjuangin kamu Vi. Tolong." Ucap Zevan memohon.

"Maaf Zev, aku gak bisa melanjutkan hubungan yang sejak awal didasari oleh kebohongan." Ucap Viona.

"Viona aku mohon, maaf karena telat menyadari kalau aku sayang sama kamu." Ucap Zevan.

"Zevan aku udah maafin kamu bahkan saat kamu belum minta maaf, tapi Zev kita gak bisa lanjut. Bukan hanya aku sama kamu yang terluka jika hubungan ini dilanjutkan tapi ada perasaan orang lain yang juga akan terluka." Ucap Viona.

"Tapi aku terlanjur cinta sama kamu Vi, aku mohon jangan tinggalin aku." Ucap Zevan yang kini kedua pipinya juga sudah basah.

"Zevan makasih buat hari ini, aku seneng banget. Aku punya banyak kenangan indah bersama kamu yang bisa aku ingat. Zevan pulanglah aku bukan rumahmu." Ucap Viona lalu mengecup singkat bibir Zevan sebelum akhirnya pergi meninggalkan Zevan yang masih mematung ditempatnya.

"Kamu benar Vi aku udah terlambat, harusnya aku tau bahwa sejak awal aku memotretmu diam-diam di perpustkaan saat itulah aku jatuh cinta padamu Viona." Sesal Zevan dalam tangisnya.

Zevan menyunggar rambutnya frustasi kedua matanya tak henti-hentinya mengalirkan air mata, menyesal itulah yang dia rasakan kali ini. Dia menyesal terlambat menyadari perasaanya, dia menyesal membiarkan Viona berjuang sendirian, dia menyesal telah melukai Viona selama ini dan yang paling Zevan sesali adalah dia menyesal menarik Viona kedalam kehidupannya.

Dan pada akhirnya Viona melepaskan cintanya, sekali lagi dia menyerah pada takdir. Berat sebenarnya bagi Viona melepaskan Zevan, tapi Viona tidak bisa terus ada dihubungan yang sudah tidak sehat ini. Viona tau dia sangat menyayangi Zevan dan mungkin tak bisa hidup tanpanya, tapi apa yang dikatakan Bundanya adalah benar Viona harus mengutamakan kebahagiaan dirinya sendiri dan itulah yang Viona pilih sekarang melepaskan cintanya untuk menjemput kebahagiaannya.

"Ini yang terbaik untuk semua Viona."

To be continue....

Cie dapat kejutan double update gimana-gimana aku ngetik part ini sambil nangis loh 😭
Feelnya dapet gak pas baca ini...

With Love

CanaLily_ 🌱

CongratulationsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang