1.2 Imagination

402 44 2
                                    

" Or is that just me and my imagination"

-Imagination/Shawn mendes-

•••••

Sudah sebulan sejak kembalinya Seline ke Indonesia, dan selama itu pula hubungan Viona dan Zevan semakin merenggang. Zevan lebih sering menghabiskan waktu bersama Seline. Bahkan sekarang Zevan dan Viona sudah tidak pernah berangkat sekolah bersama, alasannya tentu jelas Zevan harus berangkat bersama Seline. Renggang bukan berarti hubungan mereka berakhir, Viona masih ingin memperjuangkan perasaanya.

"Vi lo yakin masih mau bertahan? Lihat deh mereka makin lengket," ucap Yola sambil memandang sinis Zevan dan Seline yang sedang makan di meja sebrang.

"Entahlah Yol. Aku sendiri gak tau," jawab Viona frustasi, jujur sebenarnya Viona juga lelah tapi hati kecilnya memanglah keras kepala.

"Vi udahlah lo itu cantik lo itu pinter, sekalipun lo putus sama dia banyak cowok yang bakal mau sama lo. Lo inget Bima kapten basket SMA Galaksi dia naksir lo," ucap Yola dengan nada suara sedikit lebih keras agar Zevan bisa mendengarnya.

Yola tentu saja tidak terima Viona di perlakukan seperti ini, terlebih lagi Viona adalah gadis yang baik. Viona tak akan pernah mau melawan, dia pasti akan selalu mengalah. Dan Yola benci sifat Viona yang seperti itu.

"Apasih Yol aku masih punya pacar," ucap Viona setengah berbisik.

"Pacar ? Yang model begitu lo sebut pacar? Sadar Vi kalau dia emang pacar lo gak seharusnya dia ngebiarin lo berjuang sendiri," ucap Yola kesal lalu meninggalkan Viona sendiri.

Sementara Viona yang ditinggal hanya menatap Zevan yang kini juga sedang mentapnya, bibir Viona memberikan senyuman manisnya yang seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Zevan tidak tau harus bertingkah seperti apa, dia sadar jika sikapnya selama ini menyakiti hati Viona. Tapi sungguh Zevan tak pernah bisa jika harus di suruh memilih antara Viona atau Seline, karena mereka berdua sama-sama penting.

*****

"Lo mau ngomong apa sama gue?" tanya Zevan datar pada lawan bicaranya.

"Putusin Viona," jawab Gema tak kalah datar.

"Lo gak punya hak buat nyuruh gue putus sama Viona," ucap Zevan yang mulai terselut emosi.

"Jangan egois bro, Viona itu cewek yang baik. Jangan karena keegoisan lo yang gak bisa milih salah satu dari mereka lo justru ngorbanin perasaan Viona. Viona gak akan pernah mau berhenti berjuang Zev, dia akan terus perjuangin lo. Tapi sekarang pertanyaannya di lo. Apakah lo mau ngeliat cewek setulus itu terus tersakiti," ucap Gema yang masih terdengar santai.

"Gue gak bisa nglepasin Viona atau Seline mereka sama-sama berarti," cicit Zevan.

"Gue pernah di posisi lo Zev, lo pikir semua baik-baik saja dengan begini karena Viona gak akan pernah protes. Tapi coba lo lihat lagi wajah Viona, apa lo tega nyakitin cewek setulus itu. Kalau boleh jujur sekarang gue nyesel ninggalin cewek seperti Viona. Gue cuma kasih saran ke lo karena gue ga mau lo nyesel seperti gue. Tapi jika lo masih terus seperti ini jangan salahin gue kalau gue ngambil dia lagi dari lo," ucap Gema sambil menepuk bahu Zevan sebagai tanda persaingan.

*****

"Tumben kesini?" tanya Viona saat mendapati Zevan berdiri di depan kelasnya.

"Pulang bareng yuk Bee. Aku kangen pulang bareng kamu," ucap Zevan sambil tersenyum manis.

"Seline gimana?" tanya Viona karena dia tau biasanya mereka pulang bersama.

"Dia tadi pulang sama temennya," ucap Zevan berbohong.

CongratulationsWhere stories live. Discover now