"Maaf Bee aku tadi salah ngasih kotak," ucap Zevan dengan nafas yang tidak teratur.

"Kamu lari dari kelas kamu kesini?" tanya Viona sambil mengambil tisu lalu membersihkan keringat di dahi Zevan.

"Kamu belom buka suratnya kan?" tanya Zevan tak mengindahkan ucapan Viona.

"Belum kok. Lagian cuma di lihat dari kalungnya aku juga udah tau kalau itu bukan buat aku," ucap Viona sambil mengembangkan senyum manisnya.

"Maaf yang ini buat kamu. Aku ke kelas dulu ya sebentar lagi bel," ucap Zevan sambil menyerahkan kotak berwarna hitam.

Viona menerima kotak itu tanpa berniat sama sekali untuk membuka isinya, entahlah sepertinya Viona lebih penasaram dengan surat Zevan untuk Seline. Terlebih apa maksud Zevan memberikan hadiah padanya juga pada Seline. Lagi-lagi Viona merasa sedih, jadi selama ini posisinya sama dengan Seline padahal jika Viona boleh egois disini Viona adalah pacar Zevan dan dia berhak untuk cemburu dengan perlakuan Zevan pada Seline. Namun pada akhirnya Viona harus kembali memaklumi Zevan, Viona terlalu takut untuk di tinggalkan jika dia menuntut lebih pada Zevan.

"Gak papa Viona kamu pasti bisa buat Zevan sayang seutuhnya ke kamu," ucap Viona memberi sugesti positif pada dirinya sendiri.

*****

"Tante ini di potong begini?" tanya seorang gadis yang tengah memotong kangkung.

"Iya. Maaf loh jadi repot bantuin Tante," ucap wanita yang berusia lebih tua.

"Gak papa kok Tan," ucap sang gadis sambil menunjukan lesung pipinya.

"Viona yang dulu bantuin Zevan pas mau lomba fotokan?" tanya wanita tersebut pada gadis lain yang tengah sibuk menggoreng ikan.

"Iya Tante," jawab Viona.

"Tau gak sih pas mau lomba itu ya dia minta tolong tante pilih foto kamu yang bagus, dan itu fotonya banyak banget. Dia semangat banget jelasin kapan dia sama kamu ngambil foto-foto itu," ucap Wulan bersemangat bercerita tentang putranya.

Viona hanya tersenyum malu mendengar penuturan dari ibu kekasihnya ini.

Ini adalah kali pertama Viona berkunjung kerumah Zevan setelah hampir empat bulan menjalin hubungan. Viona sangat bersemangat saat Zevan bilang dia ingin mengajak Viona bertemu Mamanya, tapi semangat Viona langsung pudar saat melihat Seline sudah lebih dulu ada dirumah Zevan. Terlebih Seline terlihat sudah cukup akrab dengan Wulan ibu dari Zevan.

"Kata Zevan Viona jago bikin kue ya. Nanti kapan-kapan main kesini lagi ya. Kita buat ku bareng-bareng ya," ucap Wulan.

Viona bersyukur karena Wulan sangat ramah dan membuat Viona tidak merasa asing meskipun baru pertama kali bertemu.

"Boleh tante, tapi Zevan bohong. Viona cuma bisa aja tapi gak jago," ucap Viona menimpali ucapan Wulan.

Obrolan demi obrolan terus mengalir dari kedua wanita itu, sampai mereka mengacuhkan sosok lain yang jengah mendengar obrolan yang sama sekali tidak di pahaminya.

*****

Viona menyesap kembali minuman yang sudah hampir habis setengahnya, sesekali Viona melirik kepintu cafe memastikan kehadiran orang yang sudah membuatnya menunggu hampir satu jam.

"Sorry buat lo nunggu Vi," ucap seorang gadis bersurai hitam.

"Gak masalah kok Seline," ucap Viona basa-basi.

"Langsung aja gak perlu basa basi lagi. Putusin Zevan Vi," ucap Seline kelewat santainya seolah apa yang dia ucapkan bukanlah hal yang berat.

"Seline kita pernah bahas ini kan? Aku gak masalah kok kamu perjuangin Zevan, tapi aku gak bisa putus sama Zevan," jawab Viona berusaha mengontrol emosinya.

"Berhenti bersikap seperti orang bodoh Vi. Sekuat apapun lo perjuangin Zevan hati dia bakal tetep jadi milik gue," terang Seline dengan nada meremehkan.

"Gak ada yang tau gimana kedepannya Seline. Zevan bilang dia masih mau berjuang sama aku," Viona masih kekeh dengan pendiriannya.

Kesal dengan sifat kerasa kepala Viona, Seline memilih melemparkan sebuah kotak berwarna pink yang tidak asing bagi Viona. Bukan hanya itu Seline juga melemparkan beberapa foto yang membuat mulut Viona hanya mengatup sempurna saat melihatnya.

"Lo liat kan bahkan saat dia bilang mau perjuangin lo dia masih dengan terang-terangan ciuman sama gue, bahkan lo ada disana. Lo masak sama ibunya dan gue ciuman sama dia di kamar," papar Seline

Viona hanya menatap nanar foto yang di berikan oleh Seline, bagaimana bisa Zevan melakukan hal sejauh itu. Bahkan bersama Viona kontak fisik mereka hanya sebatas berpelukan, tidak pernah sampai sejauh ini. Dan sekarang apa yang dilihat Viona, kekasihnya berciuman dengan wanita lain bahkan mereka berciuman saat Viona sedang berada disana.

Viona mengalihkan tatapannya menuju kotak merah muda yang juga ada di atas meja, Viona tidak perduli dengan hadiah apa yang ada disana karena dia sudah melihatnya kemarin. Fokusnya tertuju pada secarik kertas yang ada disana.

Selamat ..

Jika kau tanya aku mengucapkan selamat untuk apa aku juga tidak tau Seline.
Aku hanya memberi selamat untuk kita yang masih bersama sampai sejauh ini.
Terimakasih sudah berada disampingku selama ini.
Terimakasih sudah jadi wanita pertama yang memperkenalkanku apa itu arti cinta.
Terimakasih Seline..
Terlalu banyak waktu yang sudah aku habiskan bersamamu.
Seline tolong tunggu sebentar,
Aku sedang berusaha memilih yang terbaik diantara kita.
Aku mencintaimu, tapi ada hati lain yang akan terluka karena ini.

Cukup Viona sudah tak sanggup melanjutkannya lagi, hatinya sudah terlalu sakit. Semua kata-kata itu terus terngiang dikepalanya, Viona merasa dunia sekarang sedang menertawakannya karena hubungan yang selalu Viona perjuangkan adalah perasaan sepihak yang tak akan pernah bisa dirubah.

"Terimakasih Seline udah kasih tahu aku semuanya. Kamu ingin Zevan bukan ? Akan aku lepaskan," ucap Viona lalu pergi berlalu meminggalkan Seline disana.

Viona menangis sejadi-jadinya di taman dekat Cafe tersebut. Dia tidak peduli dengan tatapan orang yang memandangnya aneh sekarang, sungguh Viona tidak peduli dia hanya ingin menumpahkan semua sakit hatinya melalui tangisannya. Keputusan Viona sudah bulat, dia akan merelakan Zevan. Bahkan sekarang Viona merutuki kebodohannya sendiri, harusnya sejak awal melepaskan Zevan adalah hal yang harus dia lakukan dari awal bukan malah menahannya demi egonya sendiri yang justru semakin menyakitinya di akhir.

Semua ingatan tentang dirinya yang memperjuangkan Zevan justru telihat seperti menertawakan dirinya. Betapa bodohnya Viona yang selalu meyakinkan dirinya jika Zevan akan membalas perasaanya, naif sekali seorang Viona Aksara Violeta yang pernah sangat keras kepala memperjuangkan hati yang bahkan sekalipun tidak pernah menjadi miliknya.

Sakit hati Viona sangat sakit. Bukan Viona bukan sakit hati karena fakta hubungannya dengan Zevan akan berakhir, tapi Viona terluka karena fakta jika selama dirinya jatuh cinta sendirian.

"Harusnya kalau memang sudah ingin lepas kamu bilang Zev. Bukan seperti ini caranya. Kamu nyakitin aku kalau begini akhirnya," lirih Viona dalam isak tangisnya.

To be continue....

Silahkan yang mau ngumpat ke Zevan dan Seline di persilahkan di lapak komentar 🤣🤣

With Love

-CanaLily-

CongratulationsWhere stories live. Discover now