Mbg-33

456 34 0
                                    

Ini gak aku cek lagi ya, jadi mungkin typonya bakal kelewat banyak!! Aku lagi pusing ini karena kelas onlineee!!! Gak ada yang masok materinya huhu!!!! Oke abaikan. Happy reading!
🦋🦋🦋

Sudah selesai dengan ujiannya, tetapi Arvin tetap sibuk dengan perusahaan nya yang semakin menurun drastis, dengan keadaan hati tak menentu dia masih harus tetap fokus dengan perusahaan.

Zeline kini sedang pergi dengan kedua orangtuanya entah apa yang dipikirkan gadis itu yang tiba tiba mau ikut dengan kedua orang tuanya. Bahkan liburan yang waktu itu sudah direncanakan batal karenanya.

"Ada apalagi sekarang?? Kenapa semua investornya pergi??!" Tanya Arvin kepada sekretarisnya.

"Buat rapat setelah makan siang dengan semua ketua divisi hari ini juga" tegas Arvin diangguki oleh orang kepercayaannya.

Arvin menghela napas berat dan mengusap kasar mukanya dengan sebelah tangannya. Memandang cincin yang masih tersemat di jarinya. Ya cincin pertunangannya dengan Zeline. Ia masih tak melepasnya ingin mendengar apa alasan sebenarnya walau kala melihat wajah Zeline ada sakit yang menimpa hatinya.

***

Sudah 2 bulan dan Zeline juga belum pulang membuat sahabatnya cemas, pasalnya mereka tau bagaimana interaksi keluarga Zeline yang tak bisa dikatakan baik dan damai.

Dan sudah 2 bulan juga Arvin frustrasi menangani perusahaan yang semakin menurun, bahkan karyawan yang dulunya banyak sudah bisa di data hanya dengan 3 lembar kertas HVS.

2 bulan juga sahabat Zeline menguntit apa yang terjadi dengan Arvin. Yah ini hanya sementara kata Zeline. Walaupun tanda tanya besar masih tertera di kepala mereka, tapi mereka tetap menurut. Ia meminta sahabatnya menguntit Arvin memastikan bahwa Arvin baik baik saja, mulai dari bekerja sama dengan sekretaris Arvin agar Arvin bisa makan teratur, menyuruh Arvin istirahat, mandi, shalat, dan lain sebagainya.

Dan seperti ini adalah puncaknya ketiga sahabat Zeline tengah melihat ketegangan yang terjadi antara Devi dan Elvina dengan 3 map yang berada di tengah tengah mereka.

"Ayo tanda tangan pengalihan perusahaan, tante gak mau kan perusahaannya bangkrut? lagian kan aku juga beli" tanya Elvina dengan tajam tapi masih mencoba tersenyum manis yang memuakkan.

"Stop El! Lo mau gue tunangan sama lo kan ayo!" Seru Arvin yang baru tiba di rumahnya. Dia tak bisa begitu saja menyerahkan perusahaan keluarga bagaimanapun itu salah satu wasiat dan harta kakeknya yang harus di jaga.

"Tunangan? Setelah lo nolak gue beberapa kali??" Tanya Elvina sarkas, pasalnya setelah Zeline menampakkan kemesraanya dengan Rizki, Elvina terus meminta pertunangan mereka kembali dan Arvin terus menolak.

"Lo pikir gue sebodoh itu? Oh oh jangan lupa dengan pengkhianatan yang dilakukan sama nyonya Devi terhormat ini di pertunangan pertama kita" lanjut Elvina diselingi kekehan tajam.

"Sekarang ayo tanda tangan!!"

"Paksa mereka tanda tangan! Bawa bocah itu kesini!" Tegas Elvina pada beberapa anak buah yang Emang sengaja dibawanya.

"Masih gak mau tanda tangan hem?" Tanya Elvina sok lembut saat Alan sudah diseret dengan dua Bodyguard nya.

"Alan?" Gumam Devi dan Arvin hampir bersamaan.

"This is not the previous agreement!" Sahut seseorang.

"Lah lah lah, dari mana tu anak muncul" heboh Freya yang sedari tadi masih ngintip.

"Hooh bukannya masih di Jerman ya?" Tanya Rana

"Hantu nya kali" nah pernyataan bodoh ini dari Arkan yang bermuka datar.

"Zeline?" Gumam Elvina kaget.

"Hai!! We meet again!" Sapa Zeline tersenyum sarkas.

"Pertama, lo Emang sanggup beli berapa perusahaannya tante Devi?" Tanya Zeline

"Apaan sih lo?! ni ya perusahaan mereka itu udah jatoh hanya tinggal 30% saham yang tersisa,, dan harganya itu 570 juta dan gue belinya 650 juta. Jadi banyak juga keuntungan yang mereka dapat dan ini udah jadi makanan sehari hari ya di dunia bisnis, kalo lo gak tau" jelas Elvina dengan tatapan remeh.

"Okey gimana kalo sekarang perusahaannya udah meningkat ke 76%?" Tanya Zeline santai bahkan ia memainkan kuku yang baru di cat nya.

"Hah? Ini datanya masih 30%" teriak Elvina.

"Coba lu periksa ulang deh! Karena setau gue udah ada tuh dua investor besar yang ngebantu, coba deh teliti dikit jadi orang"

"Ck, bawa data terbaru perusahaan mereka" suruh Elvina pada anak buahnya.

Setelah menunggu sampai 20 menit lamanya anak buah Zeline menyerahkan iPad yang ia pegang kepada Elvina.

"Hah gimana bisa Ztwo company bantu mereka, ini juga High company,,,, bukannya mereka susah ngeluarin investasi ke perusahaan perusahaan kecil ya?" Gumam  Elvina terpaku pasalnya ini adalah salah dua dari beberapa perusahaan yang keluarganya incar.

"Udah?? Coba coba persentase nya berapa sekarang??" Tanya Zeline santai

"76%" gumam Elvina seperti orang bodoh yang begitu saja menjawab pertanyaan Zeline.

"Masih mau beli? Lo harus bayar 3 perusahaan loh dan itu perusahaan besar" jelas Zeline.

"Lo! Urusan sama lo apa sih?? Gak ada hubungan lagi kan kalian! mau jadi pahlawan!" Tanya Elvina mengalihkan topik. Ia malu. Sangat.

"Haha gue putus juga karena lo yang ngancem ngancem tante Devi kali! Lo pikir perusahaan lo apa yang paling besar! Oh tunggu besarnya karena penggelapan dana lagi! Aduh kalo gue sih udah gak punya muka ya" sindir Zeline membuat Elvina membeku ditempat.

"Peng penggelapan dana apa maksud lo?! Gausah fitnah ya" keukeuh Elvina berusaha menahan egonya.

"Penggelapan yang Zeline maksud adalah,,, investasi yang kalian salurkan ke beberapa saham perusahaan kalian tarik lagi tanpa sepengetahuan orang dengan orang dalam, terus mengelabui data saat akan di tanda tangani lalu hemm banyak nih lo bacanya di kantor polisi aja ya" seru seseorang yang baru tiba bersama beberapa polisi.

"Thanks Ki!" Ucap Zeline saat melihat Rizki yang sudah tiba.

"Everything for you babe" sahut Rizki

"Haha" tawa Zeline hambar lalu membalikkan badannya menghadap Devi dan Arvin yang sedari tadi diam.













Holaaa. Gimana gimana? Zeline baik kan?  Tentu karena Authornya juga baik wkwkw!!
Vote yaakkk!!!!!

*sudah direvisi

My Bad Girl☑️Where stories live. Discover now