"Hipotesismu kali ini salah, Reta." Lee menegakkan tubuh.

"Kayaknya lo emang benar kurang kasih sayang ya? Atau butuh belaian dari para mantan?" Dika menyengir. Mendapati Lee menatap sinis ke arahnya.

"Lo benar Dik. Tapi gak seperti yang lo bayangin." Ranz ikut menyahut. Jemarinya memainkan jemari mungil Khanza di pahanya.

Lee menarik nafas panjang. "Yap, gue kurang kasih sayang seorang ibu. Seorang wanita. Biasanya, orang yang kurang kasih sayang. Mereka butuh pelampiasan. Lebihnya sih, dengan pacaran. Dengan itu mereka, lebih tepatnya gue. Dapat kasih sayang sekalipun gak sebesar apa yang kalian dapatkan. Tergantung sih," Lee tersenyum. Tersenyum mengandung arti perih.

Tanpa diberi pertanyaan kembali. Lee mengerti tatapan mereka. Kernyitan di dahi seakan mereka belum paham. 

"Sejak gue hadir ke dunia ini. Wanita yang mengandung gue pindah alam. Dan sejak itu, gue cuman bisa-"

"Stop Lee. Lo cuman bisa menyakiti lo sendiri mengenang itu." Tio sudah berdiri depan Lee. Menepuk bahunya pelan. Lee mengeraskan rahang. Mencoba tetap tegar.

Suasana riuh lenyap seketika. Tergantikan sosok haru. Dari sana, sebagian orang menceritakan kisah mereka masing-masing. Dengan berjanji tidak akan mengumbar pada orang lain. Hanya mereka yang tahu. Dijadikan sebuah pelajaran. Bahwa, apa yang kita lihat indah. Tak selamanya akan menjadi indah. Pasti dari sisi keindahan yang mereka miliki. Ada hati yang tersakiti. Ada jiwa yang kehilangan sedikit akalnya. Ada keinginan, namun benar-benar mustahil terjadi.

Karena masa lalu. Masa lalu yang tak mungkin terulang kembali.

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya. Beliau mengajukan enam pertanyaan. "Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"

Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. 

Imam Ghazali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Kematian."  

Pertanyaan kedua, "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?"

Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar.

Tapi yang paling benar adalah "Masa Lalu."

 Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. 

Imam Ghazali meneruskan dengan pertanyaan ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?" 

Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghazali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Hawa Nafsu".

Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya. Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu. Karena itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. 

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?" Di antara muridnya ada yang menjawab baja, besi, dan gajah.

Semua jawaban hampir benar, kata Imam Ghazali, tapi yang paling berat adalah "Memegang Amanah." 

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?" 

Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghazali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "Meninggalkan Shalat."

Lalu pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. 

Benar kata Imam Ghazali, tetapi yang paling tajam adalah "Lidah Manusia."

RITME; Married with SelebritiWhere stories live. Discover now