Ritme, 22

516 87 15
                                    

HEIHOO
Apa kabar?
Jangan jadi silent readers yaa 😊
Biar Author lebih semangat updatenya 😉
Ditunggu notif dari kalian 🙂

Selamat membaca 🤗

***********

Di sisi lain, Ranz merasakan pergerakan di ranjang mereka. Tangan semula bertengger di perut Khanza sudah beralih pada ranjang. Tubuhnya cukup lelah. Sekaligus, ia merasa bersalah pada Khanza. Melakukan unboxing disaat yang tidak tepat. Untuk memenuhi hawa nafsunya saja. Bukan keinginan mereka.

Benar, Ranz melakukannya perlahan, lembut dan pasti. Dirinya disadarkan oleh sebagian air kelapa serta susu beruang. Jika mengingat kejadian tadi malam. Ia merasa menjadi lelaki paling brengsek yang pernah ada. Melakukan disaat melampiaskan gejolak gairah yang menyala.

Namun, jika kejadian tadi malam diputar kembali dalam pikirannya. Ia merasa menjadi lelaki paling beruntung yang pernah ada. Ia tak menyesal. Sungguh. 

Hanya saja, rasa bersalah menggerogoti jiwa dan pikiran. Sekalipun keduanya merasakan simbiosis mutualisme.

Terkadang, Ranz ingin kembali pada dekapan Khanza yang masih polos. Banyak yang perlu ia ajarkan pada kekasih kecilnya itu. Agar bisa menyamakan keahlian dirinya.

Astaghfirullahal'adziim.

Ranz mengusap wajahnya gusar. Mengingat kejadian itu. Ingin rasanya ia mengajak Khanza makan di sebuah resto ternama. Meminta maaf dengan cara romantis. Mengajak ke tempat khusus dan lain sebagainya.

Ia tak mau di cap sebagai lelaki tak berprikemanusiaan yang menggunakan wanita sebagai habis manis sepah dibuang. 

Bukan. Ia bukan seperti itu.

Melainkan menjadikan wanita sebagai ratu di istana kerajaannya.

Wadaw.

Ranz meraba sisi kasur dengan mata terpejam. Tak ada siapapun. Matanya terbuka. Khanza sudah hilang dari pandangan. Beranjak duduk. Padahal, ia akan mengajaknya makan siang ini.

Ah sudahlah.

Dilihatnya di atas nakas terdapat sticky notes.

Mungkin, Lee bisa membantu mencarikan solusi dirinya.

𝓀𝒽𝒶𝓃𝓏𝒶

"Hei!!" Lee melambaikan tangan depan wajah Myscha.

Tanpa menggubris, Myscha melambaikan tangan. Memanggil pelayan dari jauh. 

"Gue berwujud woi. Bukan makhluk halus!" sarkas Lee. 

"..."

"Lo masih ingat gue kan?" tanya Lee. Menumpukkan kedua tangan di atas meja. Sedikit mencondongkan tubuh.

Myscha mengernyitkan dahi. "Kita, pernah kenal?!"

Sebenarnya, Myscha masih ingat siapa lelaki dihadapannya ini. Lelaki yang pernah mengembalikan dompet Khanza tempo hari.

Lee menepuk jidatnya. Terkekeh ringan.

"Pantes lo gak ingat gue. Kenalin, Lee. Salah satu spesies cogan yang masih hidup di muka bumi."

Pede banget si!

Myscha hanya menatap tanpa ekspresi. Menopang dagu dengan tangan kiri.

"Lo Myscha kan?"

Wait!

Kok bisa tau nama gue?

"Lo penguntit ya!" tuduh Myscha. Menumpukkan kedua tangan di atas meja.

RITME; Married with SelebritiWhere stories live. Discover now