Ritme, 4

1K 225 55
                                    

Sejak tadi, Myscha hanya memperhatikan Khanza yang tengah murung sembari menopang dagu. Padahal, ia sudah memesan makanan. Khanza hanya mengutak-ngatik ponselnya.

"Udah dicari belum?" tanya Myscha.

"Udaah Cha. Tapi gak ketemu."

"Kurang teliti kali lonya,"

"Gue udah beberapa balikan dari tadiii," Khanza menggertak kesal.

"Ya udahlah, kalau masih rezeki lo, pasti balik kok. Di jamin deh,"

Khanza mengerucutkan bibir. Menahan kesal. Ingin menangis.

"Gue traktir es krim lah. Asal, lo jangan gini. Gak enak dilihatnya. Cantiknya ngurang lhoh."

"Bomat,"

"Mau es krimnya gak?"

Raut wajah Khanza berubah seketika. "Pastilah,"

"Ya udah, gue pesan yak,"

Tiba- tiba, ponsel Khanza berdering. Panggilan dari Afkar. "Bentar-bentar,"

"..."

"Waalaikumsalam kak, kenapa?"

"..."

"Tempat biasa,"

"..."

"Iya iya iya, aku kesana sekarang, Assalamualaikum,"

Myscha mengerutkan kening. Khanza tampak sedikit bergegas. "Cha, traktirnya lain kali ya. Gue buru-buru nih, disuruh jagain bocah sama Afkar."

"Lhah, pesanannya gimana?"

"Udah, tinggal kabur aja."

"Gak boleh gitu Za, mau gue bungkus dulu aja dah. Lo tunggu."

"Bukannya lo sering ya Cha, tumben insaf,"

Myscha nyengir. "Kali-kali."

"Tapi Cha, lo nanti pulang gimana?" tanya Khanza sebelum sesaat Myscha beranjak dari kursi.

"No problem. Lagian, gue ada meeting sama teman dulu kok. Gak usah khawatir Za."

Khanza berdesus. "Siapa juga yang khawatirin lo."

                                         𝓇𝒾𝓉𝓂𝑒

Sudah Ranz rencanakan bulat-bulat. Bertemu dengan Khanza. Setelah berkumpul dengan kameradnya. Ia akan mencari keberadaan Khanza. Dimanapun berada.

Lee memilih pakaian untuk acara party nanti. Entah keberapa kalinya ia mencocokkan dengan tubuhnya.

"Lo tuh mau kemana sih? Ribet banget dah. Kayak cewek aja," sergah Ranz melipat tangan depan dada.

Tak peduli, Lee masih memilah baju. "Ke party kan? Gue harus tampil maksimal. Tau kan, mantan gue banyak? Mereka yang minta putus. Dan gue, harus membuktikan kepada mereka, bahwa gue sudah move on. Kalau bisa sih, mereka minta balikan lagi. Biar gue bisa perform depan mereka lagu Penikmat Harapan Palsu."

"Jadi, lo cuman mau show depan barisan para mantan?"

Lee mengangguk. "Yaa, begitulah. Tapi sekalian ketemu pacar juga kan?"

"Tapi, setelah sekian lamanya lo memilih pakaian. Lo cuman mau beli satu doang?"

"Gak lah. Sesuka hatiku saja. Btw, lo udah dapat?"

Ranz mengangkat alis. "Dapat apa?"

"Pacar,"

Ranz menarik nafas. "On the way."

RITME; Married with SelebritiWhere stories live. Discover now