18 | Gugur

31 6 0
                                    

Musim semi pun berlalu berganti menjadi musim panas yang begitu menghangatkan hati.

Sudah berbulan-bulan ia lalui dan ingin memulai menata hidupnya kembali, ia sudah berusaha kuat untuk menjalani segalanya, dan mencoba melepas semua yang mengganjal di hatinya.

Tetapi, anehnya ... ia tidak bisa melepas semua beban yang ada. Hatinya masih sakit masih ngilu sama menoleh ke masa lalu yang begitu membelenggu.

Andai saja dirinya tidak kuat, mungkin dia akan tiada sejak lama.

Kedua bola mata cokelatnya kembali menerawang ke dalam masa lalu yang tak pernah biasa dia lupakan.

Senyum kecil terpatri di bibir indahnya saat kenangan manis terbuai di dalam hatinya. Namun, saat sekelebat kenangan buruk menerpa senyumnya meredup, matanya kembali menyendu.

Gadis itu mengusap cairan bening yang menyusuri pipinya, sembari menegarkan hatinya. Gadis itu membiarkan seluruh kenangan yang ada merasuk ke dalam benaknya, dan merangkai sebuah cerita yang begitu sendu.

Musim gugur dan kenangan tak pernah dia lupakan.

Bahkan sampai sekarang.

🍁🍁🍁

"Kaori-chan! Bagaimana pagimu?!" sapa Ayame ceria, gadis itu sudah berlari menuju ke arahnya.

Saat Ayame sudah ada di hadapannya gadis itu tersenyum simpul, "Tidak lebih baik," balasnya pelan.

Bibir Ayame berkedut mendengar pernyataan yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Pasti Kaori tidak bisa untuk tidak mengingat kenangan yang lalu. Mau sampai kapan pun, kenangan itu akan tetap melekat di dalam diri Isihara Kaori.

"Yah, tapi tidak apa-apa. Ganbatte, Kaori-chan!!" Ayame tersenyum simpul mencoba menghibur sahabatnya itu.

Kaori hanya tersenyum tipis dan menarik lengan Ayame untuk segera masuk ke sekolahan.

Di sepanjang perjalanan mereka saling mendiami, tidak ada topik yang bisa mendorong mereka untuk berbincang-bincang pagi ini. Memang semenjak kejadian itu, semuanya jadi berbeda dan tak lagi sama.

"Aku dengar kau akhir-akhir dekat dengan Ryuga-senpai, 'kan?"

Kedua pipi Kaori memerah saat mendengar pernyataan itu dari Ayame. Akhir-akhir dirinya memang dekat dengan Ryuga. Pria itu selalu menghiburnya di sela kesedihannya.

"Tahu dari mana kau?" tanyanya bingung dengan ekspresi gugup.

Apakah kelihatan sekali ya kalau dirinya dan Ryuga ada hubungan apa-apa?

Gadis itu mendekat kepadanya menatap menyelidik wajahnya yang memerah, "Hn, sudah kuduga. Kau juga terpesona pada ketampanan Ryuga-senpai."

"Hey! Apa maksudmu?! Aku tidak terpesona pada ketampanan dia?!" protes Kaori kelabakan. Dia bohong pada Ayame dan itu kentara sekali.

"Hmm ... sudahlah, Kaori-chan. Untuk apa kau berbohong padaku?" ujar Ayame santai, "lagi pula aku akan tetap mendukungmu bagaimanapun pilihanmu."

Ah, ternyata Ayame begitu baik dan selalu mengertinya. Beruntung sekali Kaori mendapatkan Ayame sebagai sahabat baiknya.

"Arigato, Ayame," ujar tulus. Hanya ucapan terima kasihlah yang Kaori bisa berikan pada Ayame untuk saat ini. Dirinya belum bisa membalas semua budi Ayame yang selama ini selalu mendukungnya dan menemaninya.

Autumn Memories (COMPLETED) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ