15 | Tak Sengaja

24 4 0
                                    

"Isihara! Kenapa wajahmu tertekuk seperti itu?"

Di antara ribuan orang yang ada Kyoto, kenapa harus Hayato yang selalu ditemuinya? Memangnya ada hal apa sehingga Kami-sama selalu mempertemukan keduanya?

"Aku baik-baik saja," bohongnya sembari menatap datar tanah berumput di bawahnya.

Semangatnya hilang, harapannya memudar. Kebahagiaannya yang mulanya ada pun perlahan sirna dikarenakan lara yang terasa. Rasanya amat sangat nyeri, kalau dirinya tidak kuat mungkin dia tidak akan bertahan selama ini.

Ah, berbagai macam suka duka kehidupannya pernah dirasakan. Yah, walaupun yang namanya pahit lebih mendominasi kehidupannya.

Semua orang membencinya, itu sudah mutlak dan tidak bisa ditolak.

Keluarganya tak menginginkannya, mungkin jika bukan karena tanggungjawab mereka akan membuangnya.

Ibu dan ayahnya yang ia sayangi selama ini ternyata menutup rahasia besar yang tidak diberitahukan kepadanya.

Sementara itu juga, saat ia mulai merasakan apa itu yang namanya cinta. Cinta itu perlahan terenggut sebelum dia benar-benar memilikinya.

"Hm, kau sungguh pembohong yang buruk Isihara-san."

Kaori sama sekali tidak menanggapi pertanyaan pemuda yang berjalan bersisian dengannya itu. Entah apa yang merasuki Hayato jadi banyak bicara seperti saat ini.

"Aku tahu masalahmu. Jadi, jangan tutupi semuanya."

"Kalau kau sudah tahu, kenapa bertanya?" sinisnya sembari menatap tajam pemuda itu. Kaori saat ini sedang kesal sekaligus kecewa, kenapa Hayato tidak memahaminya dan membiarkan dirinya tenang walaupun hanya sejenak saja?

Akhh! Dasar! Kenapa semua pria yang ada di dunia tidak peka?

"Hey, aku hanya menghiburmu, Nona Pemarah," ujar pemuda itu tenang, tidak ada emosi yang tersirat di wajah tampannya.

"Kau malah memperburuk keadaanku! Lebih baik pergilah, jangan ganggu aku!!" usir Kaori murka, kedua bola matanya sudah melotot garang.

Pemuda itu malah terkekeh pelan menjentik dahi Kaori yang tertutup poni, "Tenanglah."

Kaori berdecak mengepalkan tangannya, gadis itu lantas berjalan menjauh secepat mungkin dari pemuda yang menganggu ketenangannya.

"KAORI-CHAN!! KEMARILAH!!"

Suara seruan seorang gadis menyentak telinganya. Gadis itu kontan menoleh, saat menoleh ia mendapati sahabatnya sedang memakan satu tusuk dango sambil melambaikan tangan padanya.

Bagaimana gadis itu ada di sini? Eh, tapi ... mengapa sahabatnya itu bersama dengan seorang pria yang tidak dikenalinya?

Tanpa pikir panjang, Kaori langsung berlari mendekati Ayame yang terlihat begitu ceria menyapanya. Ia ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"Ayame! Kenapa kau bisa ada di sini?" tanyanya bingung, Kaori melirik penuh penasaran dengan pemuda di samping gadis itu. "Kau siapa? Apa kau kekasih barunya Ayame?" tanyanya.

"HEY!!!" bentak Ayame tidak terima. "Dia bukan kekasihku, dia itu temannya Hayato-kun," lurusnya dengan bibir yang mencebik.

"Oh, kau mengenalnya juga," balas Kaori tak tertarik. "Apa yang kau lakukan di sini? Kencan, 'kah?"

Dua orang remaja berbeda jenis pasti berkencan namanya. Tidak salah lagi.

"Tidak. Kami hanya berjalan-jalan. 'Bertiga'," terang Ayame sembari menekankan kata 'bertiga'.

Autumn Memories (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang