08 | Beriringan

31 5 6
                                    

Pelajaran hari ini telah usai, tiba saatnya untuk Kaori pulang ke rumahnya. Gadis itu tampak sudah mengemasi barang bawaannya untuk dimasukkan ke dalam tas ransel miliknya.

Melirik kaca yang sudah menggelap, membuatnya menghela napas lega. Sekolahan di sini memang menerapkan sistem full day school. Di mana jam pelajaran akan dimulai pukul 08 : 30 hingga 19 : 00. Cukup panjang dan juga melelahkan.

Setelah usai mengemasi barang-barangnya, gadis itu langsung mengenakan tas ranselnya di punggung. Keinginan untuk segera pulang ke rumah sakit dan menemui ibunya cukup menambah semangatnya. Pasti ibunya menunggu kedatangannya.

Oh ya, jika kalian mencari Ayame. Ayame dan dirinya tidaklah ditempatkan di satu kelas yang sama. Karena itu juga, ia tak bisa selalu bersama dengan Ayame.

"Isihara, apa kau mau pulang bersamaku?"

Kaori menggeleng di saat salah satu pemuda yang tak lain teman sekelasnya mengajaknya pulang bersama.

Jujur saja, Kaori tidak ada rasa tertarik sama sekalipun dengan pemuda itu. Kaori juga orangnya to the point, ia akan menolak apa pun itu jika benar-benar tidak menyukai itu, dan sekarang lah salah satu contohnya.

"Tidak, terima kasih. Aku akan pulang sendiri," jawabnya sopan. Gadis itu langsung melenggang dan pergi meninggalkan kelasnya.

Pemuda yang barusan ditolak Kaori hanya dapat menghela napas. Rencananya gagal. Padahal jika berhasil, ia akan mendapatkan sesuatu yang benar-benar menakjubkan. Sayangnya, Isihara Kaori sulit sekali untuk didekati.

Hayato yang tadinya tertidur di dalam kelasnya terbangun. Pemuda tampan itu terganggu dengan suara bising murid laki-laki di kelasnya. Samar-samar ia mendengarkan apa pembicaraan mereka, dan itu juga tidak jauh-jauh dari seorang gadis.

Pemuda itu mengacak rambutnya, lantas mengambil tasnya dan mengenakannya. Hayato jadi ingin pulang ke rumah sesegera mungkin, mendengar apa yang mereka bicarakan sungguh merusak mood-nya.

"Bagaimana caranya mendekati si Isihara itu?"

Langkah kakinya terhenti. Pemuda itu melirik kumpulan mereka yang satu gender dengannya. Ternyata oh ternyata, mereka membicarakan Isihara Kaori—gadis yang duduk di depannya.

"Sulit, tapi kau harus bisa mendekati gadis itu. Kalau tidak karirmu ke depannya akan dipertaruhkan."

Sedikit demi sedikit apa yang mereka bicarakan memperjelas segalanya. Ia tersenyum kecil saat tahu maksud dari segalanya.

Hayato segera pergi, ia tak ingin terlibat dengan masalah ini.

🍁🍁🍁

Gadis itu bersenandung kecil melintasi malam yang begitu terang benderang di kelilingi lampu-lampu jalanan yang memanjakan matanya.

Kendaraan umum maupun pribadi pun melintas di sekelilingnya. Sesekali Kaori melirik sekelilingnya yang masih ramai. Orang yang berjalan kaki pun juga banyak, tetapi kebanyakan dari mereka berjalan kaki dengan ditemani orang terdekatnya.

Kepingan-kepingan memori tiba-tiba menembus kepalanya. Kaori teringat momen-momen di mana ia pernah berjalan bersama orang terdekatnya. Mungkin sudah beberapa bulan yang lalu hal itu terjadi, dan untuk sekarang maupun ke depannya ... mungkin tak akan pernah terjadi lagi.

"Kouhai!"

Seruan seseorang di belakangnya membuat langkah gadis itu terhenti. Dari panggilan dan suaranya, Kaori bisa menebak—dia adalah Kanzo Ryuga. Kakak kelasnya yang tadi pagi memberikan tawaran cinta padanya.

Autumn Memories (COMPLETED) Donde viven las historias. Descúbrelo ahora