Our Apartment [15]

10.7K 693 16
                                    

Hai! Selamat siang :)

Saya kembali dengan Our Apartment part 15.

Sebelumnya, terima kasih atas Vote dan komentar-komentar di part sebelumnya.

Part ini KHUSUS JUSTIN's SIDE semoga suka yaaaa

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOo

-JUSTIN-

Aku menguap lebar, dan bersandar dengan malas pada kepala tempat tidur. Kamarku terlihat remang-remang karena tirai yang belum di buka. Tampaknya Ariana juga tidak berniat untuk membangunkanku. Ah, bukan. Sepertinya aku yang mengingatkannya supaya tidak membangunkanku saat sarapan. Dan akhirnya aku malah terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Untung saja sekarang hari Sabtu.

Benar. Saat ini aku sedang berada di rumahku yang lama. Rumah keluarga Bieber, sebelum akhirnya kami sama-sama meninggalkan rumah ini karena alasan masing-masing. Aku meninggalkan rumah ini begitu masuk kuliah. Ariana lebih dulu pergi empat tahun sebelumnya, karena kakak perempuanku itu memilih kuliah di New York sekaligus menemukan belahan jiwanya disana. Pattie dan Jeremy meninggalkan rumah beberapa bulan setelah kepindahanku ke apartemen, dan menetap di Wilmington. Jeremy mengurus semua bisnisnya dari sana, sebelum akhirnya aku mengambil alihnya satu tahun yang lalu, tepat setelah lulus kuliah. Meskipun begitu, beliau tetap memantau dan memberikan saran-saran padaku tentang perusahan tersebut. Dan sekarang, semenjak suami Ariana naik jabatan, mereka berdua serta satu putri kecil mereka kembali pindah ke rumah ini.

Bicara tentang Nicole, hampir satu minggu aku tidak bertemu dengannya. Terakhir kami bertemu saat gadis itu akan pergi kencan dengan Zayn. Dan gadis itu juga tidak menceritakan kencannya tersebut. Tampaknya gadis itu sedang sibuk dengan pekerjaannya sebagai pengajar. Dan aku, lumayan sibuk, jika rapat disana-sini itu bisa disebut lumayan.

Akhir-akhir ini aku sedang fokus pada hotel The Palace yang ada di hawai. Hotel itu termasuk hotel mewah bintang empat. Tampak normal jika dilihat dari luar, tapi sebenarnya yang terjadi adalah perputaran keuangan yang tidak normal seperti yang di harapkan. Mereka punya hutang dimana-mana, dan kemungkinan akan bangkrut dalam beberapa bulan. Jadi yeah, aku akan mengambil alih hotel itu dan tampaknya Jeremy sangat setuju.

Kembali pada Nicole, beberapa kali aku sempat melihatnya keluar rumahnya dengan pakaian formal. Namun gadis itu tidak melihatku sama sekali. Yeah, rumah kami berseberangan. Karena itulah kami bisa bertemu dan akrab hingga sekarang. Tapi menurutku, walaupun aku tidak pindah ke seberang rumah Nicole, pada akhirnya kami tetap akan bertemu. Di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.

Aku menggelengkan kepalaku, dan turun dari tempat tidur. Meski rumah ini sudah cukup lama kosong, Yoon—asisten rumah tangga keluarga kami, selalu mampir ke sini setiap hari untuk membersihkan rumah dari debu-debu. Aku menatap salah satu sisi dinding kamarku yang penuh dengan foto-foto. Semua itu foto-fotoku dan Nicole. Semenjak kami masuk junior high school, hingga lulus high school. Meskipun saat junior school kami berbeda sekolah, kami selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama. Tanpa bisaku tahan, senyumku terkembang.

Yeah, aku menyukai Nicole. Ah, mencintai gadis itu lebih tepatnya. Karena gadis itu cantik? Mungkin. Tapi masih ada gadis lain di luar sana yang lebih cantik dari Nicole. Karena kebersamaan kami yang sudah cukup lama? Bisa saja.  Seperti kata orang, cinta datang karena terbiasa, kan? Tapi bagiku, cinta memang datang karena terbiasa. Namun cinta juga hanya akan datang pada orang yang tepat.

Jadi kenapa aku bisa jatuh cinta pada gadis itu, aku rasa karena dia adalah orang yang tepat. Karena kalau Nicole bukan orang yang tepat, aku pasti akan berpaling begitu menemukan orang yang lebih cantik. Bukankah begitu? Tidak peduli berapa lamapun kami menghabiskan waktu bersama, kalau dia bukan orang yang tepat, aku tidak mungkin jatuh cinta padanya, kan?

Our ApartmentHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin