Our Apartment [28]

9.9K 685 75
                                    

Selamat malam :)

16 hari, eh? maaf.

Well, maaf untuk kesekian kalinya. Aku nggak bisa nge-post lebih cepat. Apapun yang bakal aku bilang pasti kedengarannya mencari alasan, tapi memang begitulah keadaannya. Aku hanya berharap kalian bisa mengerti, kalau aku nggak bakal bisa nge-post setiap hari hari.

Maaf banget kalau konfliknya maksa banget karena well, aku nggak bisa bikin konflik. suer!

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOo

Sebulan sebelum pernikahan.

 "Selamat malam!"

Nicole hanya menggelengkan kepalannya begitu melihat senyum lebar Justin. Dia menggeser tubuhnya dari pintu, memberi ruang sehingga Justin bisa masuk lalu kembali menutupnya.

Dia hanya sendirian dirumah karena 30 menit yang lalu kedua orang tuanya serta Greyson terbang ke Virginia. Ayahnya bilang ada rekan bisnisnya yang meninggal, jadi mereka semua pergi dan meninggalkannya sendirian di rumah. Tidak benar-benar sendiri, mengingat di gerbang ada satpam juga ada dua orang asisten rumah tangga yang kemungkinan saat ini mendekam di ruangannya sendiri.

Begitu Justin tahu kabar ini, laki-laki itu langsung meneleponnya. Memaksanya untuk ke apartemen. Tapi Nicole benar-benar malas pergi kemanapun apalagi harus dia yang menyetir. Akhirnya laki-laki itu mengalah dan datang ke rumahnya.

Belum sempat Nicole menyentuh sofa tempat Justin duduk, laki-laki itu berkata dengan ringan, "Bersiaplah. Kita makan malam di luar."

"Aku sudah makan," balas Nicole dan segera menghempaskan tubuhnya ke atas sofa. Dia benar-benar sedang tidak ingin pergi kemanapun. Termasuk kalau Justin berniat menyeretnya untuk melihat konser Cody.

"Tapi aku belum makan."

"Lalu?" tanya Nicole tak peduli. Memusatkan perhatiannya pada layar televisi.

"Astaga," keluh Justin. "Tunanganmu belum makan, dan kau hanya mengatakan 'lalu'?"

Nicole mendesah. "Kalau kau belum makan, pergilah ke belakang. Minta tolong buatkan makanan pada Mary," ujarnya. "Aku sedang tidak ingin kemanapun. Aku serius."

"Baiklah," putus Justin. "Aku keluar sebentar. Kau tidak perlu mengunci pintunya."

Nicole hanya menggumam sebagai jawaban. Benar-benar tidak menaruh perhatian pada Justin sepenuhnya. Pada dasarnya Justin tidak melakukan kesalahan ataupun mereka tidak sedang bertengkar. Hanya saja moodnya sedang jelek karena dia baru saja datang bulan. Seperti sebelum-sebelumnya, entah karena alasan apa, hari pertama tamu bulanannya datang, moodnya memburuk seketika di tambah lagi perutnya sakit minta ampun. Jadi siapapun yang berani mencari masalah, dia pasti akan melibas orang itu sampai mati.

Seharusnya aku menyuruh Greyson sebelum pergi untuk memesan pizza sialan itu, batin Nicole kesal.

Semenjak di high school, Nicole menyadari bahwa satu-satunya hal yang dapat menyelamatkan mood buruknya saat datang bulan adalah Pizza. Setelah menghabiskan beberapa potong, suasana hatinya akan membaik. Meskipun begitu, dia tidak ingin menelepon untuk memesan pizza itu. Dia hanya ingin orang lain yang melakukannya.

Mungkin aku memang seaneh itu, pikirnya.

Dengan malas, Nicole berbaring di sofa dengan posisi menelungkup. Setidaknya dengan posisi seperti itu, sakit perutnya tidak akan begitu terasa. Dia nyaris berada di alam mimpi saat mencium aroma itu. Aroma pizza. Bahkan kalaupun dia tertidur, dia pasti akan langsung terbangun jika mencium aromanya.

Our ApartmentWhere stories live. Discover now