Aku dan Kehidupan ku 2

2.7K 216 0
                                    

Seiring dengan berjalan nya waktu, di pondok banyak sekali aku mendapatkan pelajaran, teman, dan
juga masalah, iya jangan kira aku di pondok baik-baik saja, aku sering mendapat kan masalah, sering juga

mendapat kan hukuman gara-gara tidak menaati aturan pondok. Pukulan-pukulan sudah sering aku rasakan, karena terlambat pergi sekolah, kadang juga aku bisa terlambat ke masjid, padahal semua keterlambatan ku ada alasan nya, namun sayang Kakak pengurus tidak mau tau akan hal itu. Sakit? iya memang sakit saat mendapatkan hukuman, itulah kehidupan di pondok sangat keras, tapi itu lah yang terbaik untuk ku dan semua santri, harus taat dengan aturan, harus bisa disiplin.

Begitu banyak perubahan dalam hidupku, yang dulu nya gelap sekarang menjadi terang, terang karena aku sudah berada pada jalan Allah.

Waktu terus berjalan, kehidupan ku sehari hari berjalan dengan baik, hingga tiba saatnya aku berniat
untuk mengakhiri hidup ku, bukan untuk bunuh diri lagi, melainkan untuk pindah dari pondok, semakin
hari aku rasa semua sudah berubah, tidak seindah dulu, tidak sebaik dulu, pergaulan disini ada yang bebas, bahkan ada yang ketahuan pacaran, semua sahabat aku sudah berubah, entah aku pun tidak tau apa yang membuat mereka berubah. Dengan berketat nya peraturan pondok, dengan banyak nya hafalan-hafalan, dan juga masalah pribadi, membuat ku untuk mengakhiri saja perjuangan ku di pondok. Entah mengapa aku sangat ingin pergi dari pondok itu, padahal pikiran itu tidak pernah ada di pikiran ku.

Namun dengan seiring berjalannya.waktu membuat ku menyerah, saat itu aku duduk di kelas 3 mts, dan saat itu juga aku berhenti, bagi ku sudah cukup perjuangan ku selama 3 tahun lebih berada di pondok, saat aku ingin pindah, banyak sahabat-sahabat ku yang menolak keinginan ku untuk pindah bahkan ustadz dan ustadzah ku di pondok pun melarang ku, mereka ingin aku tetap berada di situ bersama dengan mereka, namun semua itu tidak menghilang kan niat ku, aku tetap ingin pindah keluar, dan, melanjutkan sekolah ku ke SMK bukan berarti aku ingin mengulangi masa lalu, tapi mungkin ini jalan
yang Allah takdirkan untuk ku.

Flashback end

Itulah kisah separuh hidupku, begitu panjang perjalanan yang sudah ku lalui.

"Arum"

"Hai Imah...ya Allah...dari mana? Tadi aku cari ke kamar gak ada"

"Datang dari luar"

"Ngapain?"

"Dia ikut kursus Rum, keluar masuk pondok, biasa orang aktif" jawab Emma

"Maa Syaa Allah...aktivitas boleh kesehatan harus dijaga, nih badan kenapa jadi kurus?"

"Baru sembuh sakit Rum"

"Pantas wajah keliatan pucat"

"Sudah ketemu Tasya?" tanyanya 

Aku terdiam mendengarnya. Tasya? Wanita itu tidak aku liat dari tadi, padahal niat ku ke sini ialah ingin menemuinya paling tidak melihatnya sehat saja dah cukup. Tasya adalah orang yang paling akrab denganku, sampai-sampai ada orang yang iri dengan kedekatan kami sehingga mau memisahkan kami, namun itu dulu, bukan sekarang, sekarang, kami sudah tidak seakrab dulu, jarak yang memisahkan kami menjadi salah satu retaknya hubungan persahabatan kami, kami sudah seperti orang asing, namun berbeda dengan Emma dan Nisa, aku masih akrab dengannya.

Aku kecewa kedatangan ku tidak begitu berati bagi mereka, aiss...siapa juga aku ya? Hanya sebatas mantan teman, mungkin itu yang cocok untuk ku, mereka malah sibuk dengan urusan merek bahkan menyapa ku pun enggan, aku kira mereka tidak akan berubah nyatanya aku salah, ini semua salah ku, aku yang menyebabkan semua ini terjadi, andai saja aku masih kuat dan sabar menjalani hidup ku bersama mereka dan bertahan, mungkin tidak akan seperti ini kan? ahh sudah lah, yang lalu biarlah berlalu, satu kata yang saat ini aku rasakan KECEWA. Ya aku kecewa pada mereka yang mengabaikan ku.

"Belum, kata Emma dia sibuk di kantin"

"Oh iya dia bagian kantin. Gimana kuliah? Lancar?"

"Alhamdulillah...sudah memasuki semester dua"

"Alhamdulillah...ya gini lah keadaan kami Rum, sore-sore begini santai aja, kalau pagi kami mengajar"

"Gimana jadi Ustadzah? Enak?"

"Ya gitulah, enak gak enak jalani, tapi tahun ini rencananya aku keluar dari sini, mau lanjut kuliah"

"Semoga di permudah ya"

"Aamiin"

"Arum..." Aku tersenyum menyambut kedatangannya, orang yang aku cari dari tadi baru nampak.

"Woy! Baru muncul, nih aku sudah mau pulang"

"Yah...jangan...masa aku baru datang kamu mau pulang? Gak mau peluk nih?" ucapnya.

Aku langsung berdiri dan memeluknya, aku merindukannya juga.

"Dari mana sih? Aku nanya ke teman-teman gak ada yang tau kamu dimana"

"Aku baru selesai nyuci baju"

"Astaghfirullah di kamar mandi rupanya dia Em, kita cari kemana-mana gak ketemu, memang masih suka ya kamu diam di kamar mandi, dari dulu sampai sekarang gak berubah-ubah"

"Haha...aku kira kamu sudah lupa dengan kami"

"Gak bakalan bisa lupa, bahkan niat untuk melupakan kalian aja gak pernah"

"Syukurlah. Em kita ajak Arum jalan-jalan yuk, liat-liat sekitaran pondok"

"Ayo, ayo Rum" ucap Emma.

Aku mengangguk setuju, karena itu lah yang sudah aku tunggu dari tadi, jalan-jalan sekitaran pondok, sambil mengingat kembali kenangan saat menjadi seorang santri.

Aku, Emma dan Nisa melangkah pergi jalan-jalan melihat aktivitas para santri di sore hari. Aku benar-benar rindu masa-masa berada di sini, sungguh aku rindu, sampai sekarang aku masih menyesali keputusan bodohku yang dulu ku ambil, andai saja aku tidak berhenti dari sini, mungkin aku tidak seperti ini, mungkin aku tidak mengenal benda itu, ah sudahlah semua sudah terjadi, yang bisa ku lakukan saat ini adalah, jalani, jalani kehidupan yang Allah berikan, ikhlas, ikhlas menerima setiap takdir kehidupan, dan bersyukur, bersyukur atas apa yang Allah berikan untukku.

"Arum?"

"Nina. Apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, kamu bagaimana? Maa Syaa Allah lama tidak bertemu kamu tambah cantik"

"Alhamdulillah aku baik, kamu bisa aja, nih khimar ku rasa longgar kamu menyebut aku cantik"

Di balik keceriaan ku ada sesuatu yang membuatku seperti ini, ada sesuatu yang terus membuatku merasa bahagia.

"Halah merendah banget, kamu memang cantik, dari dulu sudah cantik. Ke sini mau ngapain? Mau daftar jadi santri lagi?"

"Eh ini sudah buka pendaftarannya?"

"Iya, mau daftar?" tanya Nina

"Eh...gak lah. Sengaja ke sini mau jenguk kalian"

"Pasti rindu kan?"

"Mestilah"

"Nin, di kantin ada Tasya?" tanya Nisa

"Ada-ada"

"Kami ke sana dulu"

"Iya-iya, bye Rum"

"Bye" jawabku sambil tersenyum

Kami kembali melanjutkan perjalanan kami menuju kantin.
Aku ingin bertemu dia, dia yang dulu ku anggap seperti Kakak ku sendiri.

"Tasya" ucapku ketika melihatnya yang tengah membelakangi ku

"Eh Arum?"

"Hai" Aku tersenyum kaku menatapnya.

"Apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, kamu?"

"Baik, duduklah dulu" ucapnya sambil menyusun makanan di atas meja. Ia terlihat sangat sibuk, dan aku berusaha untuk memahaminya.

ARUM (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat