hello O2 -!

8.3K 943 113
                                    

"hey kau tak apa-apa?"

Anak kecil tersebut pun melirik kearah Mark, hidungnya yang terkena bola basket masih tertutupi oleh tangan mungilnya.

"gapapa lah, echan kuat nih liat" jawab anak kecil tersebut sembari menyingkirkan kedua tangannya dari hidung mungilnya.

Betapa terjekutnya Mark saat melihat hidung si anak kecil itu mengeluarkan darah, dia menjadi panik.

"itu berdarah! Kok bilang ga apa-apa?" omel Mark yang mulai panik, "tunggu disini" lanjutnya yang langsung pergi ke minimarket yang berada didekat sana.

Selang beberapa menit, Mark pun kembali dan meraik tangan anak kecil tersebut untuk duduk dikursi kosong.

"sini mana yang berdarah" ucap Mark sembari membersihkan darah yang terdapat di tangan serta area hidung anak tersebut, dirinya juga langsung menyumbat lubang hidung sebelah kanan anak tersebut dengan tisu.

"untung aja cuma sebelah" gumam Mark yang langsung membuang tisu bekas darah anak tersebut ke tong sampah.

"ini hidung echan diapain, kak?" tanya anak tersebut sembari meraba tisu yang ada dilubang hidungnya.

"jangan dicopot! Itu buat menyumbat darah kamu biar ga keluar terus" jawab Mark yang bangkit dari kursi.

Anak tersebut pun mengangguk mengerti.

"udah ya, kakak mau lanjut latihan lagi" ucap Mark yang langsung pergi meninggalkan anak tersebut duduk dikursi.

Mark pun langsung mengambil bola yang tergeletak didekat prosotan anak-anak, dan melanjutkan latihan basketnya bersama anggota yang lain.

• playground •

"oke, latihan kita sampai sini dulu ya" ucap Mark yang diangguki anggota lain.

Satu persatu, anggota club basket pun pergi, hingga tersisa Mark yang sedang meminum sebotol air putihnya.

Tiba-tiba pandangan Mark tertuju pada anak yang tadi hidungnya berdarah karena bola basket, kenapa dia masih bermain disana? Ini sudah hampir malam.

Tetapi Mark tidak memperdulikan itu, tangannya langsung mengambil tas miliknya, langkah kakinya pun langsung berjalan menjauh dari lapangan.

Anak tadi yang sedang asik bermain pun menoleh kearah lapangan basket yang tak jauh dari sana, dia melihat bola basket yang tadi mengenai hidungnya.

"loh! Bola kakakna ga dibawa?" gumamnya sendiri, kaki kecilnya langsung berlari mengambil bola tersebut. "eung, belaaat" keluhnya saat mengangkat bola tersebut, tetapi dirinya tak pantang menyerah dan terus berjalan mencari pemilik bola ini.

Sampai dia menemukan seorang siswa berpakaian basket yang sedang berjalan sendirian, anak ini pun langsung belari kearah siswa tersebut.

"kak, bolana kok ga dibawa?" tanya anak tersebut.

Siswa yang dicari anak tersebut yang tak lain adalah Mark, langsung menoleh dan terkejut. "oh astaga, aku lupa!" ucapnya yang langsung mengambil bola tersebut, "terimakasih ya" lanjutnya sembari mengacak rambut anak tersebut.

Anak tersebut pun tersenyum, "sama-sama!" jawabnya dengan lucu.

Mark pun tersenyum lalu pergi meninggalkan anak tadi, sementara anak ini terus melambaikan tangannya, ketika punggung Mark sudah tak terlihat lagi. Anak itu menghela nafas sedih dan pergi ketempat taman bermain lagi.

Sementara Mark melanjutkan perjalanannya menuju apartemen, sepanjang jalannya Mark terus memikirkan anak tadi yang dia temui. Padahal Mark sudah membuat hidungnya berdarah, tetapi kenapa anak itu tetap baik mau mengantarkan bola basket yang tertinggal padanya?

Dan tak terasa, akhirnya Mark sudah sampai diapartemen.

"aku pulang" ucap Mark sembari membuka pintu, tetapi tidak ada sambutan apapun. Rumah sepi.

Mark menghela nafas, sepertinya ayahnya akan pulang larut malam ini, dirinya berjalan ke arah kamarnya. Dia pun merebahkan tubuhnya dikasur.

Tangan Mark langsung mengambil ponselnya, dibukanya ponsel tersebut. Mark berharap jika ayahnya menanyakan keadaannya sekarang.

Tetapi tidak ada pesan apapun yang dikirimkan oleh ayahnya, oh ayolah! Apakah dia sesibuk itu sampai tidak mau menanyakan kabar kepada anaknya?!

"astaga kenapa hidupku menyedihkan sekali" protes Mark, dirinya langsung mengubah posisinya menjadi duduk dikasur.

Matanya langsung tertuju pada foto keluarga yang terletak di meja nakas, Mark tersenyum lalu mengambil foto tersebut.

Difoto itu, terdapat sepasang suami istri yang tersenyum bahagia. Tak lupakan seorang anak kecil yang ikut tersenyum bahagia, mereka bagaikan keluarga yang bahagia.

"mom tau ga? Semenjak aku masuk SMA, daddy sibuk terus sama pekerjaannya, ayo mom omelin daddy" ucap Mark sembari memandangi foto tersebut.

Tetapi senyuman Mark tiba-tiba memudar, "aku kangen sama mommy, apa mommy kangen Mark disurga?" tanyanya, dan tiba-tiba lagi air mata Mark mulai berjatuhhan.

"astaga Mark! Tolong jangan cengeng seperti ini" ucapnya sembari menghapus kasar air matanya, tangannya langsung bergerak meletakkan foto keluarga tadi yang tak lain adalah foto keluarga kecilnya dimeja nakas.

Mark pun menghela nafas, dia pun merebahkan tubuhnya dikasur, dia pun langsung menarik selimut dan tertidur.

Disisi lain, ayah Mark yang bernama Johnny Seo pun terpatung diambang pintu kamar anaknya. Iya, semua yang Mark ucap Johnny dengar.

Dengan pelan, Johnny masuk kedalam kamar sang anak tercintanya. Dia duduk dikasur Mark sembari mengelus rambut sang putra.

"maaf ya, aku terlalu sibuk jadi ga bisa rawat Mark dengan baik" ucap Johnny sembari memandang foto yang berada dimeja nakas.

Johnny pun akhirnya merebahkan tubuhnya dikasur Mark, tangan kekarnya bergerak memeluk sang anak. Malam ini, Johnny akan tidur bersama Mark.













































| TBC |

haloo semuaa
aku double update nih! Tapi maaf ya updatenya malem-malem gini hehe..

Next? Vote + comment

Luv u<33

Playground | Markhyuck✔Where stories live. Discover now