"Luna hiks mau ke kamall" Ucap Luna dipelukan Bi Ningsih.

Bi Ningsih mengangguk dan membawa Aluna ke kamarnya.

...

"Nggak gitu caranya kamu ngasih tau ke Luna, Mas!!"

"Aku kebawa emosi pas liat dia mau lempar bantal ke kamu"

"Luna masih anak-anak, nggak mungkin dia sampe jahatin aku karena dia nggak mau aku hamill"

"Bisa aja--"

"Mas!! Dengan cara kaya gini malah bikin Luna semakin nggak mau punya adik. Dia bakal semakin yakin kalo dengan aku hamil lagi, kita bakal nggak sayang lagi sama Luna"

Marvel menjambak rambutnya sendiri.

"Aku ke kamar Luna dulu" Rena mengusap lengan Marvel sekilas.

><

"Nanti adiknya bakal jadi temen mainnya Luna lohh, nanti dia panggil Luna 'kaka' gitu" ucap Bi Ningsih mencoba menasehati Luna.

Luna tetap menggeleng.

"Papa jadi jahat!"

"Tadi Papa bukannya jahat, tapi Papa nggak mau Luna jadi nakal sama Mama" Bi Ningsih mengusap air mata diwajah majikan kecilnya.

"Tapi Papa malahin Luna"

Bi Ningsih tersenyum, ia memaklumi. Anak-anak seperti Luna memang masih labil.

"Coba Bibi tanya, kenapa Luna nggak mau punya adik?" Tanya Bi Ningsih.

Tanpa mereka sadari, sedari tadi ada Rena yang mendengarkan percakapan mereka didepan pintu.

Luna memajukan bibirnya, "Nanti Mama jadi lawat Adik telus, Mama ndak lawat Luna, Mama ndak kepang lambutna Luna kalo mau sekolah, Mama--"

"Kata siapa?" Tanya Rena yang baru memasuki kamar.

Luna semakin menyembunyikan wajahnya dibantal guling motif Doraemonnya.

"Meskipun nanti Luna punya adik, Mama sama Papa bakal tetep sayang sama Luna. Mama nggak rawat adik terus kok, kan nanti dibantu sama Luna, kan Luna jadi kakanya. Jadi Luna juga rawat adik, Bibi juga bantu rawatin adiknya. Iya nggak Bi?"

"Iya dong, nanti kalo adiknya ngompol yang mau gantiin celananya siapa? Luna mau nggak?" Tanya Bi Ningsih.

"Luna kan ndak bisa, nanti kalo adiknya jatuh bamana?" Tanya Luna balik.

"Jadi Luna nggak mau adiknya jatuh?"

Luna menggeleng kuat, "Ndak boleh!! Adiknya ndak boleh jatuh,  jatuh itu sakit nanti adiknya nangis."

JATUH ITU SAKIT, ADIK NGGAK BAKAL KUAT.
BIAR LUNA SAJA

Rena tersenyum manis, "Berarti Luna sayang sama adiknya?" Rena mengusap wajah Aluna yang masih ada jejak air matanya.

Luna masih diam, belum menjawab pertanyaan Mamahnya.

"Kenapa nggak dijawab?" Tanya Rena lagi.

"Ndak tau" balasnya pelan.

"Jadi Luna nggak sayang yah sama adiknya?"

AFTER MBROJOL | TERBIT✓Where stories live. Discover now