Berulang kali aku mencoba bertanya pada Hobie hyung, Jimin hyung, Seokjin hyung, dan Namjoon hyung. Tetapi mereka hanya menggelengkan kepala tanda tidak tahu.

"Tolong maafkan aku Irene"

Taehyung hyung ?

Aku terus melangkahkan kakiku mendekati dua insan yang kini sedang berdiri berhadapan di depan Irene noona. Kamar Irene noona memang berada di sebelah kamarku.

"Tapi berjanjilah padaku jangan berdekatan dengan laki-laki jalang itu Tae !"

DEG !

Tidak, aku tidak boleh menangis lagi seperti saat di halte bus kala itu karena mendengar ucapan yang sama.

"Ya, aku janji" dengan penuh kasih sayang yang dapat kulihat, Taehyung hyung mengecup singkat kening Irene noona dan mengelus dengan lembut rambut wanita itu.

Untuk kesekian kalinya jantungku seakan berhenti berdetak. Aku rasa jika harus seperti ini terus, jantungku akan benar-benar berhenti berdetak.

"Selamat malam chagi" ujar Taehyung hyung dengan senyuman yang sangat manis saat kekasih perempuannya itu baru saja ingin menutup pintu kamarnya.

Andaikan senyuman itu untukku, hyung.

"Selamat malam !" balas wanita itu dan langsung menutup pintu tersebut.

Aku masih terdiam di tempatku dengan pandangan yang tak lepas darinya. Hingga akhirnya aku tersadar bahwa kini Taehyung hyung tengah menatapku bingung.

"Oh maaf" dengan cepat aku menundukkan kepalaku menyembunyikan kedua mataku yang memanas.

Aku membuka pintu kamarku dengan tergesa-gesa kemudian melangkahkan kakiku masuk tapi tiba-tiba sebuah cengkraman kuat menarik tanganku.

"Tunggu" tegas Taehyung hyung dengan suara dinginnya yang memang biasa ia lakukan padaku.

"N-nee ?" jawabku mencoba memberikan senyuman terbaikku pada Taehyung hyung. Aku takut Taehyung hyung melihat mataku yang mulai berair.

Taehyung hyung terdiam. Memandang ke arah tanganku yang kini berada di cengkraman tangannya secara lekat.

"Um.. Tae hyung ?"

Detik kemudian Taehyung hyung menghentakkan tanganku dan beralih menatap wajahku.

"Ini" Taehyung hyung menyodorkan sebuah jaket hitam milikku.

Aku pun menerimanya sembari menyunggingkan senyumku pada Taehyung hyung.
"Terimakasih"

Taehyung hyung tidak membalas ucapanku melainkan langsung melewatiku menuju kamarnya dengan raut wajah datarnya.

Aku menghela nafas panjang dan tiba-tiba saja aku teringat ucapan Irene noona serta kasih sayang yang Taehyung hyung berikan pada Irene noona beberapa waktu lalu.

"Jangan menangis Kookie" gumamku seraya menepuk pelan pipi kananku.

Kuarahkan kembali kakiku menuju ke dalam kamar yang sebelumnya tertunda karena Taehyung hyung. Kemudian segera menaiki ranjangku dan menyebakkan selimut untuk masuk ke dalamnya.

Aku telah mencoba memejamkan kedua mataku dengan cukup lama berusaha agar dapat terlelap dalam tidurku, tapi hingga kini hasilnya nihil.

Berulang kali aku kembali membuka mataku dan seketika teringat dengan ucapan Irene noona. Terutama dengan perlakuan Taehyung hyung terhadap Irene noona yang sangat manis.

'Laki-laki jalang' ? serendah itukah diriku di matanya ? Mengapa ia harus menyebutku dengan panggilan seperti itu ? Apa aku pernah mengganggu waktu mereka berdua ? Astaga, bahkan aku selalu menahan perasaanku jika melihat kemesraan mereka berdua.

Me AmaWhere stories live. Discover now