49. Selesaikan Masalah

5.4K 321 11
                                    

Author POV

Jungkook berlari secepat yang ia bisa. Air mata lagi-lagi melumuri kedua pipinya yang mengakibatkan penampilannya terlihat kacau.

"Tidak.. Kumohon.. Hiks.." tangisnya, ia tersungkur di pinggir danau kecil yang terlihat begitu damai.

Tidak mempedulikan setelan jas yang dikenakannya kini akan ternodai oleh tanah reumputan. Ia meringkukan tubuhnya sembari menekan dadanya yang terasa begitu sesak.

"Aku.. Tidak.. Hiks-sanggup" ia meremas celananya dengan kepalan tangannya. Menggigit bibir bawahnya sekeras mungkin agar dapat menahan rasa sesak yang melandanya.

Darah segar keluar sedikit demi sedikit dari bibir mungilnya. Ia meringis kecil kemudian merayapkan tangannya untuk menghilangkan darah tersebut.

"Kookie!" seruan serta derapan langkah kaki terdengar mendekati tempat Jungkook berpijak.

Perlahan Jungkook menolehkan kepalanya untuk melihat sang pemilik suara.
"G-gyeom.. "

"Ya Tuhan, Kookie!" Yugyeom mempercepat langkahnya setelah melihat seberapa berantakannya laki-laki manis yang tengah meringkukan tubuhnya di rerumputan.

Tanpa pikir panjang, ia segera mendekap erat tubuh mungil Jungkook. Membiarkan laki-laki itu untuk mengeluarkan tangisnya agar dapat merasa lebih tenang.

"Aku disini" ujarnya lembut mencoba menenangkan Jungkook. Terasa begitu jelas bahwa detak jantung Jungkook tidak beraturan, begitupun dengan deru nafasnya.

Cukup lama hingga Jungkook berhasil mengatur kembali nafasnya. Dengan perlahan, ia menjauhkan tubuhnya seraya menyeka air matanya.

"Gyeom.. "

Yugyeom menangkup wajah Jungkook dengan kedua tangannya. Mengelus hangat pipi Jungkook dengan ibu jarinya dan menatap dalam mata doe eyes-nya yang dipenuhi oleh air mata.
"Aku sudah mengatakannya padamu, Bunny"

Jungkook mengangguk lesu.
"Maafkan aku"

"Astaga, Kookie!" ibu jarinya berpindah pada bibir bawah Jungkook yang terlihat mengeluarkan cairan kental berwarna merah.
"Kumohon, jangan membuat dirimu sendiri terluka"

Jungkook terdiam. Pikirannya kini tertuju pada apa yang baru saja ia dengarkan di dalam ruangan pesta beberapa saat lalu. Sedangkan perasaannya kini tak dapat ia jelaskan. Ini semua sudah teramat menyakitkan untuknya.

"Gyeom.. Kenapa aku mencintainya? Bahkan sangat mencintainya"

Hanya gelengan pelan yang dilakukan Yugyeom untuk menanggapi ucapan Jungkook.
"Apa yang kau pikirkan?"

"Aku bodoh"

"Apa maksudmu?"

"Kenapa aku bisa sebodoh ini untuk tetap bertahan padanya? Aku bodoh Gyeom, sangat bodoh" ia menundukan kepalanya. Air matanya kembali berjatuhan menelusuri pipi gembilnya.
"Dia hamil.. Aku sudah lelah Gyeom, aku lelah merasakan hal ini, aku lelah merasa sedih, aku lelah merasa sakit, aku lelah menahan banyaknya gejolak di hatiku, aku lelah menahan resiko yang sangat menyakitkan bagiku. Aku.. Aku lelah mencintainya"

Yugyeom kembali menarik pelan kepala Jungkook untuk direngkuhnya. Kemudian isakan tangis menjadi senandung keheningan malam diantara keduanya.

Yugyeom tidak ingin banyak bicara untuk saat ini. Ia mengerti Jungkook hanya memerlukan ketenangan tanpa perlu sepatah katapun.

"Aku hanya ingin bahagia, Gyeom.. Walaupun hanya sekali" bisiknya disela tangisannya.

Yugyeom masih terdiam sembari mengusap dengan lembut rambut Jungkook.

Me AmaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin