Rafael, enyah saja lah kau dari sini?

Wishnu terpancing dan dengan cepat merangsek maju. Tangannya yang terkepal dari tadi, melayang dan jatuh tepat mengenai rahang Rafael. Aku terpekik, melihat sudut bibir Rafael mengeluarkan darah. Sungguh, hal seperti inilah yang aku takutkan.

"Berengsek! Tahu apa Anda soal kebahagiaan Lila!"

Wishnu mendekati Rafael kembali, emosinya meluap. Aku tidak bisa membiarkan ini berlanjut. Sebelum ter—

"Kasian sekali Anda—"

Satu pukulan mengenai wajah Rafael kembali. Aku panik, Wishnu terus merangsek maju. Segera aku menahan tubuh Wishnu.

"Cukup, Mas! Stop! Rafael aku mohon pergi."

"Kalila, dia harus tahu. Bukan dia yang kamu cintai. Untuk apa kamu menjalin hubungan tanpa cinta?!" Rafael masih saja bersuara.

"Diam, berengsek!" sentak Wishnu hendak maju kembali.

"Rafael, aku mohon pergi. Biar aku yang menyelesaikan masalahku sendiri," pintaku tidak tahan lagi dan akhirnya pecahlah air mataku.

"Kalila, tapi—"

"Aku mohon," Aku beralih menatap Wishnu yang masih terus mengobarkan amarahnya. "Mas Wishnu, cukup aku akan jelaskan semuanya."

"Aku nggak butuh penjelasanmu, Lila!"  hardik Wishnu membuatku tersentak.

"Hey! Jangan membentak Kalila! Nggak, Kalila, aku nggak akan pergi. Gimana kalau terjadi sesuatu sama kamu?"

Ah! Rafael keras kepala.  Aku segera menarik Rafael menjauh, jika dia terus bicara yang ada dia babak belur.

"Kalila apa-apaan kamu? Ini kesempatan yang bagus untuk bicara sama dia!"

Aku menatap Rafael dengan raut memelas. "Please, Rafael. Aku yang akan bicara sama dia. Tolong, kamu pulang. Aku nggak mau ada
keributan di sini."

"Tapi—"

"Tolong." Aku mengiba.

"Baiklah." Akhirnya Rafael menyerah.  "Tapi kalau terjadi sesuatu kamu harus cepat meneleponku."

Aku mengangguk cepat, dan membiarkan Rafael pergi. Wishnu menatap tajam kepergian Rafael. Dia benar-benar menakutkan. Aku baru berani menghampiri Wishnu ketika Rafael sudah menjauh.

"Mas, aku bisa jelaskan," kataku lirih.

Wishnu tidak menjawab, dia berbalik dan masuk ke beranda rumah.

"Mau menjelaskan kalau kamu selingkuh di belakangku, begitu?"

Meskipun benar, mendengar itu membuatku terluka. Apa lagi itu keluar dari mulut Wishnu. Dia sama sekali tidak pernah berkata kasar atau bahkan membentakku. Tapi kali ini kilat marah itu, membuatku melihat sisi lain dari dirinya.

"Mas, aku—"

"Apa yang dia bilang itu benar?" Dia bertanya dengan posisi memunggungiku.

Aku harus jawab apa? Tidak mungkin juga aku menyangkal, Wishnu sudah melihat semua dengan mata kepalanya sendiri.

"Jadi, benar semua yang dia bilang, Lila?" Dia mengulangi tanya lagi, melihat kediamanku.

Sedang air mataku terus saja mengalir tanpa henti. Aku salah. Raut kecewa tergambar jelas di wajah Wishnu. Laki-laki itu mengusap wajah lelah, semakin membuatku merasa bersalah telah menyakitinya.

"Aku benar-benar kecewa sama kamu, Lila. Terlebih lagi aku percaya saja dengan semua alasanmu. Bodohnya aku nggak menyadari itu."

Dia menatapku dengan sorot terluka. "Kenapa, Lila? Kenapa kamu melakukan ini? Apa kurangku selama ini sama kamu? Aku lelah! Benar-benar lelah!"

"Mas...." Aku makin tergugu.

"Harapanku terlalu tinggi. Aku pikir dua tahun itu cukup untuk bisa memberimu waktu membalas cintaku.  Sekarang apa yang aku terima?"

"M-Mas, aku minta maaf."

Susah payah aku mengeluarkan suara. Ternyata rasanya seperti ini melihat kekecewaan orang yang selalu baik sama kita.

"Sejak kapan kamu berhubungan dengan dia?" tanya Wishnu datar.

"Aku—"

"Apa sudah lama? Akting kamu hebat  ya. Sampai aku nggak tahu kebohongan yang dilakukan pacarku sendiri."

"Aku bisa jelasin, Mas. Aku—"

"Kita udahan aja, Lila. Aku capek."

Aku mendongak cepat ke arahnya. Udahan? Wishnu mengucapkannya dengan begitu datar, namun hatiku sangat tertohok mendengarnya.

"Sekarang kamu bebas mau apa aja."

"Mas...."

Aku tidak bisa mencegah atau mengatakan sesuatu saat Wishnu dengan langkah cepat beranjak meninggalkanku yang masih saja menangis.

Tubuhku luruh seketika, aku jatuh terduduk. Bukan, bukan seperti ini caranya. Ya Tuhan, dadaku rasanya sesak sekali.

Nah, nah ini kan yang kamu harapkan Lila? Putus dari Wishnu. Tapi kenapa kamu malah syedih???

Mau sampai di sini saja atau aku lanjut teman-teman? Kalau nggak ada yang jawab, aku sudahi sampe di sini saja ya, Gaes.

In Between 1 (END)Where stories live. Discover now