40. Pernikahan Sabrina.

2.2K 90 11
                                    

Play now
(Judika)
'Sampai akhir'

_________

Kebahagiaan datang untuk siapapun yang sabar menunggu, dan untuk siapapun yang percaya akan kuasa Allah.

_________

Di hari bahagianya Sabrina justru menjadi orang yang paling sedih di dunia ini. Entah kenapa, dirinya merasakan begitu banyak beban pagi ini, setalah dirinya terbangun dari tidurnya.

Sabrina merasa berat untuk berpisah dari kedua orang tuanya, dan berpisah dari kedua adik adiknya. Belum lagi dirinya teringat akan janji Zahra yang akan menemaninya di malam sebelum ijab kabul si kumandangkan di pagi harinya. Tapi, pada kenyataannya semalam Sabrina tidur sendirian semalam, tanpa ada sosok Zahra di sisinya.

Sabrina sudah menggunakan baju serba putih syar'i, membuat Sabrina begitu cantik di hari spesialnya. Sabrina tak menyangka kalau dirinya akan sampai di titik ini bersama Riski. Sabrina pikir, dirinya benar benar lelah dan mundur jika Riski tak datang menyampaikan niatnya kepada Ayah Sabrina sebelum dia pergi ke Mesir.

"Jangan sedih sedih dong, luntur make-up kamu nanti," kata Mukti.

Ya, alhamdulilah setelah sekian lama menikah, akhirnya Mukti di beri kepercayaan oleh Allah untuk mengandung seorang manusia baru di perutnya.

"Aku kangen Zahra," kata Sabrina. "Harusnya dia ada di sini."

Mukti terdiam. Dirinya juga merindukan Zahra, dan ingin berbagi kebahagiaan kehamilannya kepada sahabatnya itu.

"Hust, jangan ngomong gitu," kata Wenny. "Nanti kalau denger sama Aidil, dia jadi sedih."

Wenny benar, Aidil akan kembali sedih jika mendengar Sabrina bersedih karena menginginkan kehadiran Zahra di hari spesialnya ini. Sabrına harus bisa menahannya.

Sudah enam bulan sejak kepergian Zahra, dan sudah selama itu juga baik Sabrina, Anggun, Mukti maupun Wenny tak lagi bertemu dengan Aidil maupun Ulya, Puteri Aidil dan Zahra. Mungkin saja Ulya sudah begitu imut dan menggemaskan, karena biasanya anak bayi umur enam bulan sangatlah menggemaskan.

Aidil terlihat menyibukkan dirinya dengan bekerja di rumah sakit, dan beberapa waktu yang lalu Sabrina dan yang lain sempat melihat postingan Instagram Andika, yang meng-upload foto wisuda Aidil. Sekarang Aidil sudah resmi menjadi seorang dokter.

Baik Riski maupun Sabrina sudah mengirim undangan kepada Aidil, baik dari media cetak maupun media seluler. Entahlah, bagaimana akhirnya mereka tidak tau, akankah Aidil datang atau tidak.

Aidil seolah selalu ingin menyibukkan dirinya, agar tidak terus menerus mengingat almarhumah istrinya.

"Pengantin wanita siap siap ya," instruksi dari protokoler, dan ternyata Riski beserta keluarganya sudah tiba di rumah kediaman Sabrina.

"Riski udah Sampek," kata Anggun.

"Aduh gimana dong, ini aku deg degan gak karuan," kata Sabrina panik.

Wenny tekekeh. "Ini bukan halu ya," kata Wenny.

Sabrina menatap tajam Wenny. "Aku gak lagi halu kan?" rengek  Sabrina.

Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant