25. Lika liku kehidupan

1.3K 99 3
                                    

_________

كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ‌ۗ 

Semua yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.

Bahkan yang tak meninggal saja bisa di kira meninggal?  _-

________

Aidil merasa seolah tersengat listrik ketika mendapat kabar tentang dokter Broto yang baru saja meninggal dunia. Dokter Broto adalah dokter pembimbingnya saat ia menjalani koas selama ini.

Air matanya mengalir begitu saja saat menerima telpon dari Bayu. Dokter Broto menjadi korban kecelakaan pesawat penerbangan Indonesia ke Thailand.

Dokter Broto begitu memiliki jasa yang besar terhadap kesuksesan Aidil di saat ini. Dari mulai membimbing Aidil dalam segala hal, hingga membuat Aidil mampu membuktikan kalau koasnya bisa selesai dalam waktu satu tahun kurang.

"Setiap yang bernyawa itu pasti akan merasakan mati kan," Ridwan menepuk pundak Aidil pelan. Menemani Aidil yang tengah bersedih saat ini, kalau bukan Ridwan siapa lagi yang akan memberikan tonggak berdiri saat ini?

"Beliau sangat luar biasa jasanya menolong saya Mas," ujar Aidil di sela sela linangan air matanya. Aidil memang tidak terisak tangisannya, namun bisa di lihat pukulan keras di dirinya karena kepergian sang profesor sekaligus dokter pembimbingnya.

"Beginilah duka di negeri orang, susah senangnya memang harus kita lewati. Yang penting kita di sini ikhtiar, apapun itu insyaallah semua rencana baik dari yang kuasa," ujar Ridwan.

Aidil mengangguk.

"Yaudah, kamu kembali ke kamar kamu istirahat dulu. Nanti kalau sudah lebih baik keadaannya kamu hubungin pihak dokter Broto untuk memastikan.

Aidil beranjak dari tempat duduknya. Berjalan lesu menuju kamar hotelnya,  bagaimana bisa dirinya tak mengantarkan sang profesor ke tempat peristirahatan terakhirnya. Sosok berjasa untuk karir Aidil selama ini.

Aidil membual pintu kamar hotelnya, kemudian menutupnya kembali. Aidil membaringkan tubuhnya di atas kasur, memejamkan matanya sejenak dan melepaskan semua lelahnya.

"Ayolah Aidil, hari mu adalah hari terbaik dari Allah. Jika semuanya tak berjalan sesuai rencana mu maka itu adalah yang terbaik untukmu," pikir Aidil dalam benaknya.

Beginilah resiko jauh dari keluarga, baik buruknya harus ia telan sendirian. Satu satunya harapan Aidil adalah istri dan keluarganya tetap baik baik saja.

Aidil mengubah posisi tidurnya menghadap kanan, dan mencoba untuk tidur dan beristirahat hingga esok pagi tiba.

******

Aidil mengambil porsi makan secukupnya. Kemudian duduk di kursi sebelah Ridwan dan menyantap makanannya. Aidil terlihat sedikit membaik karena semalam sudah menghubungi keluarga dokter Broto dan mengucapkan bela sungkawanya. Serta permohonan maaf karena tak bisa hadir di sana.

"Kamu tidak suka makanan Turki?" tanya Ridwan.

Aidil menoleh kemudian tersenyum. "Untuk saat ini belum, Mas. Tapi insyaallah besok kalau sudah menetap di sini pasti suka," Aidil terkekeh.

Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang