29. Kepulangan

1.5K 99 0
                                    

Play now..
Song bye 'Gummy, Ost THE KING THE ETERNAL MONARCH'.

CERITA LEBIH NYATA DENGAN MUSIK WKWK.

__________

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan"
__________

Jangan pernah menyesali semua yang terjadi, kerena semuanya adalah kuasa Allah dan takdir terbaik untuk kehidupanmu. Dan jangan pernah iri kepada apapun yang tak bisa kau miliki, sebab Allah lebih tau apa yang kau butuhkan di banding apa yang kau inginkan.

Dan, ketika kau berharap kepada manusia maka Allah patahkan hatimu, agar engkau tau bagaimana kecewanya Allah ketika kau enggan meminta dan berharap kepadanya.

Pada hakikatnya sertakan Allah dalam setiap langkahmu, awali langkahmu dengan mengingat Allah dan mengakhirinya dengan berterimakasih kepada Allah, meskipun hasil yang kau dapat tak sesuai dengan apa yang kau harapkan.

Aidil sampai di Bandara Internasional Husein Sastranegara. Aidil telah kembali pulang ke Indonesia, di mana ia di lahirkan dan di mana ia di didik oleh kedua orangtuanya untuk menjadi manusia dan laki laki yang bertanggung jawab.

Aidil mengenakan kemeja putih dan celana hitam sore ini, tak lupa dengan topi hitamnya yang ia beli di Turki dan masker hitam menutupi sebagian wajahnya. Aidil sedikit flu akhir akhir ini, di karenakan cuaca di Turki sedang musim dingin.

Aidil menunggu kopernya bersama Ridwan, dan mereka akan berpisah setelah mendapatkan berang mereka masing masing. Ridwan akan langsung pulang menggunakan taxi karena keluarganya tengah sibuk oleh acara khitanan anak sulungnya, dan Aidil akan menghampiri keluarga yang menjemputnya.

"Mas, hati hati ya. Salam buat keluarga dan terimakasih ya mas atas bantuannya selama ini," ujar Aidil kepada Ridwan.

Ridwan tersenyum senang mendapat partner kerja rendah hati seperti Aidil. "Sama sama Aidil, saya juga suka bekerjasama dengan orang kompeten seperti kamu."

"Alhamdulilah."

"Yaudah, saya duluan ya," pamit Ridwan, kemudian pergi meninggalkan Aidil di sana sendiri.

Setelah matanya kehilangan sosok Ridwan, Aidil mulai berjalan menuju pintu keluar Bandara, dirinya sudah tak sabar bertemu istrinya dan  sampai rumah mereka.

Aidil keluar dari dari pintu tunggu luar negeri, dan mencari cari keberadaan Andika saat ini. Namun sedikit sulit untuk di temukan, padahal keadaan bandara tengah sepi saat itu.

"Abang," panggil Andika dari sudut kiri tempat tinggi penumpang.

Aidil menoleh ke sebelah kiri, dan mendapati Andika berdiri sendirian di sana. "Kenapa Zahra enggak ikut?" tanya Aidil dalam benaknya.

Kemudian Aidil tersenyum, dan melambaikan tangan ke arah Andika. Aidil berjalan menghampiri Andika.

Aidil memeluk Andika dan menepuk nepuk pundak adiknya yang kian lama lebih lebar dan tinggi daripada dirinya.

"Gimana kabar kamu?" tanya Aidil.

"Alhamdulilah, Abang kelihatannya makin lebar aja deh. Makanan di Turki enak semuanya ya?" kekeh Andika.

Aidil menggelengkan kepalanya. "Kakak kamu gak ikut?" tanya Aidil.

"Enggak mungkin Bang, sejak subuh dia ngetokin pintu kamar aku minta aku bangun dan mandi, karena sore ini Abang pulang. Bayangin gimana jadi aku, Abang pulangnya sore, lah aku di suruh bangun subuh subuh."

Tulang rusuk dokter Aidil (Revisi)Where stories live. Discover now