Bab 07

3K 294 59
                                    

⚠️Warning mature content.

   Jimin menggerus puntung rokok berisi narkoba ke asbak kecil yang berada di atas meja usai menghisapnya. Aroma tembakau memenuhi sistem respirasinya ia memejam tampak santai berada di resort miliknya. Ia menegapkan tubuhnya kala mendengar pintu diketuk dan melihat Peter membawa sekotak koper yang Jimin tahu berisi amunisi senjata api dan narkoba. "Kerja bagus, Peter," ujarnya.

Peter menunduk hormat sebelum menghampiri sang penguasa klan Cosa Nostra. Park Jimin, pria berdarah campuran Korea Italia yang dikenal sebagai Direktur dari perusahaan real estate terbesar di Las Vegas. Namun, juga dikenal sebagai black jackalㅡdi dunia hitamㅡotak dari segala kejahatan di dunia.

Mungkin dunia akan mengira bahwa klan Cosa Nostra sudah mati. Tapi nyatanya. Klan itu bangkit kembali dan berada di bawah kekuasaan tangan Jimin; predator dingin yang akan mencabik mangsanya dengan beringas saat ada yang mengganggu teritorialnya namun ia juga miliarder panas yang akan selalu diperebutkan untuk menjadi menantu idaman atau menjadi suami apabila beruntung.

Ah, dingin seperti es di kutub dan panas seperti di neraka. Panas dan dingin yang akan membuatmu beku dan meleleh secara bersamaan.

"Kau sangat bisa diandalkan." Senyumannya mengembang melihat amunisi senjata api rakitan dari Meksiko yang dapat bersarang di dalam tubuh hanya hitungan sekon. Jimin mengusapnya perlahan; memperlakukan benda itu seperti artefak peninggalan dinasti Joseon. "Terimakasih, Tuan Jackal," ujar Peter memanggil Jimin dengan menggunakan nama julukannya.

Mengingat bahwa mereka sedang berada di Meksiko. Terlalu berisiko tinggi apabila Peter memanggil Jimin dengan nama aslinya; walaupun hanya mereka berdua yang berada di ruangan ini. Namun setiap sekat memiliki banyak telinga.

Jimin menegakan kepalanya. Pandangannya lurus memandangi Peter yang masih menunduk, "Sudah satu minggu apa kau belum menemukan pelacur gila itu?"

Kedua iris coklat pekat itu menajam binar santai di wajah Jimin surut tergantikan dengan tatapan membunuh yang terpeta di setiap gurat wajah tampan rupawan Jimin kala topik tentang wanita yang membuat dirinya seperti menghuni dasar neraka itu dilontarkan. Peter tahu bahwa julukan serigala hitam yang akan mencabik mangsanya itu benar adanya. Karena kini alpha dari kawanan serigala menujukkan demikian.

"Kami sudah menemukan titik keberadaannya, Tuan. Hanya saja. Saat melakukan pencarian di titik itu kami hanya menemukan sehelai pakaian yang sudah dipenuhi dengan noda darah."

Pandangan Jimin semakin menusuk, "Peduli setan, tetap temukan jasadnya walaupun ia sudah mati membusuk dimakan belatung ataupun masih hidup." Mendengar perintah mutlak itu membuat Peter kembali bersuara, "Tapi Tuan, kamiㅡ" Ia menghentikan ucapannya kala menatap Jimin yang siap mengulitinya.

"Satu lagi, pastikan bahwa Marry memang belum membocorkan tentang bisnis kotor itu," Jimin menjeda, "ck, wanita bodoh yang memilih menyusahkan hidupnya. Jika informasi itu sudah bocor. Maka pastikan sudah sejauh mana lintah itu menyedot informasi dari Marry lalu setelah itu jangan sungkan untuk melubangi kepalanya yang kosong itu." lanjutnya.

"Baik Tuan." Peter mengangguk patuh.

Black Jackal tak ubahnya malaikat maut bengis yang menganggap bahwa nyawa seseorang tak lebih seperti nyamuk yang ditepuk; mati. Jimin bagaikan mimpi buruk dari setiap orang yang berani mengusik hidupnya.

Dan mimpi buruk itu tengah menghantui Marry yang malang. Walaupun yang Marry tahu hanya sebagian kecil dari bisnis kotor yang Jimin lakukan; penyelundupan narkoba. Tanpa tahu, bahwa dia pun juga memperjualbelikan amunisi senjata api dan melakukan human trafficking terhadap gadis-gadis di bawah umur; entah untuk dijadikan pelacur atau menjual organ-organnya.

The Darkest Side Where stories live. Discover now