64. Perubahan Membawa Kesakitan!

4K 334 44
                                    

Assalamu'alaikum.

Apa kabar semuanya?

Maaf banyak typo bertebaran dan kesalahan dalam penulisan di bawah ini.

....***....

Setengah bulan kemudian setelah kepulangan Aziz semua semakin renggang. Syafa mengikis jarak sampai Aziz merasa aneh. Dia semakin jauh membuat Suaminya semakin dekat. Ia sakit menjauhi Suami akibat ketakutan yang mendalam. Kebetulan hari ini Aziz libur sehingga Syafa memilih keluar.

Sedangkan Aziz heran akan perubahan Syafa satu pekan terakhir. Awal pulang satu pekan Istrinya masih sama dan terkesan manja. Sedangkan satu pekan ini begitu beda seperti menyembunyikan sesuatu. Aziz yang tahu Syafa mau pergi memutusakan menahan lengan sang Istri.

"Adek mau kemana?"

"Aku kemana juga bukan urusan, Mas."

Mendengar jawaban Syafa begitu dingin membuat Aziz tanpa sadar melepas pergelangan tangan. Rasanya ia merasa hatinya sakit akibat Istrinya begitu dingin. Entah kenapa hati dan pikiran terasa begitu ngilu menatap mata sang Istri begitu tajam. bahkan tatapan mata itu terasa hambar Tidak ada cinta yang menggebu seperti biasa. Aziz heran kenapa bisa Syafa jadi berubah sedemikian rupa hanya kurun waktu 1 pekan.

Ingin rasanya Syafa membuat Aziz sakit hati atau menjauhi walau sesaat. Tetapi, rasanya sakit menatap mata tajam Suaminya jadi sendu. Apa tadi ucapannya terlalu dingin sampai ekspresi Suaminya berubah begitu sendu? Jika memang terlalu dingin ia berharap tidak mendapat murka dari sang Suami. Syafa sadar kelak akan membuat Aziz murka pada sikapnya.

"Kenapa Adek bicara begitu? Mas perhatikan satu pekan ini Adek mulai bertingkah. Pertama, tidak mau menatap saat bicara. Kedua, selalu melengos ketika Mas ajak bicara. Ketiga, Adek tampak jaga jarak dan menjauh. Terakhir, Adek seperti menyembunyikan sesuatu. Katakan ada apa? Jika Mas punya salah katakan saja!"

"Itu semua bukan urusan, Mas. Aku mau berbuat apa pun juga hak, 'ku. Mas tidak perlu tahu jawaban dari pertanyaan itu. Minggir aku mau pergi dan jangan ikut campur!"

"Sejak kapan Adek berbicara begitu dingin? Sejak kapan Adek memanggil diri sendirilah aku? Jawab pertanyaan Mas dengan benar. Jelas ini urusan karena Mas berhak tahu. Mas harus tahu apa yang Adek perbuat. Mas tidak mengizinkan Adek pergi dan jangan pernah bilang tidak ikut campur. Sebenarnya apa yang terjadi?"

"Stop, jangan berbicara lagi aku muak mendengar itu semua. Aku muak sama, Mas!"

Setelah mengatakan itu Syafa berlalu begitu saja. Dia memutuskan untuk bertemu Dokter Hero Sekadar konsultasi. Kalau di rumah sakit bertemu setiap hari Rabu. Sedangkan hari biasa bertemu weekend. Jujur saja ia tidak ingin membuat perubahan membawa kesakitan bagi Suaminya. Bilang saja Syafa terlalu takut jika Aziz terluka mengetahui kondisinya.

Syafa terlalu takut harapan Aziz pupus ketika tahu sedang sakit keras. Sebagai Istri dan Ibu maka ia patut berjuang mempertahankan kebahagiaan dan harapan. Kini dia harus berjuang walau menyakiti hati sang Suami. Syafa sungguh tidak sanggup melihat Aziz terluka akibat rahasia yang terpendam.

Untuk Aziz terdiam sepi ingat semua perubahan Syafa. Sebenarnya ada apa sampai Istrinya berbuat demikian? Ia terdiam lalu memutuskan mengikuti Istrinya kemana pun. Penampilan sederhana yaitu hanya memakai celana jeans cardinal dark blue. Untuk atasan ia pakai hoodie hitam serta sepatu sport. Penampilan sederhana, tetapi membuat Aziz begitu rupawan terlebih kaca mata hitam bertengger manis.

Hingga ia menyengit melihat Syafa bertemu seorang pria berkacamata. Aziz tidak pernah tahu sejak kapan Istrinya berdekatan dengan pria sampai akrab begitu? Dia Bru ingat waktu kuliah temen-teman Istrinya kebanyakan laki-laki dan Pati begitu akrab. Aziz jadi ingat awal mengajar Syafa sampai di peluk bahu bahkan balas memeluk pinggang. Ada rasa kesal, tetapi ia berpikiran positif mungkin itu salah satu sahabat Istrinya.

Dalam Sajadah Cinta, Syafa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang