54. Cemburu!

4.8K 408 90
                                    

Assalamu'alaikum.

Apa kabar semuanya?

Apa masih loyo kayak Rose?

Maaf banyak typo bertebaran dan kesalahan dalam penulisan di bawah ini.

....***....
***

Gemericik air hujan telah mengiringi hari yang curam. Securam hati wanita berparas cantik nan manis. Wanita yang sangat merindukan prianya yang sedang menjalankan tugas. Sudah tiga pekan berlalu wanita mungil ini diam diri di rumah orangtuanya.

Syafa menitikkan air mata merindukan Aziz. Antah kenapa sudah tiga hari Suaminya tidak memberi kabar. Padahal ia sangat rindu tanpa bisa dibendung. Dia begitu rindu jadi ingin menangis setiap saat. Syafa jadi sensitif ingin terus menangis setiap saat.

Lain sisi tepatnya di Palestina seorang pria begitu dingin. Dia sedang  sibuk mengurus para pasien dengan perasaan campur aduk. Perasaan begitu rindu akan sosok Istrinya. Sudah tiga hari dirinya tidak bisa menghubungi Istrinya lantaran para korban banyak yang berjatuhan.

Aziz harus berjuang membantu para korban dengan ketekatan. Segala daya upaya ia lakukan demi menyelamatkan pra pejuang. Walau rindu ia simpan rasa itu agar bisa meredam rindu. Bahkan dirinya harus menahan gejolak rasa sampai tidak mampu menjabarkan. Betapa Aziz rindu Syafa yang selalu memberikan segala perhatian.

"Pak, ada korban terluka parah," lapor salah satu perawat.

"Hn, saya akan datang." Aziz siap-siap beranjak.

"Kak senior," panggil seorang gadis cantik khas timur tengah.

"Hn." Aziz begitu sinis.

"Bisakah kita seperti dulu? Kak, jujur saja aku masih ...."

"Jangan pernah bicara hal mustahil."

"Kak, maaf ... Maafkan aku pergi tanpa menunggu. Aku menyesal tolong maafkan aku. Kak, aku masih cinta dan kita bertemu lagi di sini mungkin inilah takdir."

"Nyonya Ailyn, kapan saya pinta kamu menunggu? Maaf untuk apa? Jaga kehormatan dan jangn pernah dekati saya. Takdir? Takdir apa yang kamu maksud?"

"Kak, aku begini karena bisa menunggu kapan pun. Ingat saat kita pergi di tugaskan ke Hokkaido bersama rekan yang Lin. Aku terluka dan Kakak pernah bilang jika kamu cinta padaku tunggulah saat waktunya tiba. Maaf tidak bisa menunggu lama. Saya tidak bisa karena sadar masih ada cinta untuk Anda. Takdir kita dipertemukan untuk yang kedua kalinya."

"Itu hanya omong kosong karena waktu itu kami nyaris mati. Aku juga tidak butuh kamu tunggu dan lupakan cintamu. Takdir itu sudah musnah. Saya sudah beristri dan kamu sudah bersuami. Jaga batasan karena saya jijik dengan sikap Anda saat ini!"

Aziz mendecih sinis mendengar seorang wanita yang pernah jadi masa lalu. Dulu sekali tepatnya di university ia bertemu wanita ini. Dia adalah junior paling baik bahkan tidak segan membantu siapa pun. Awalnya ia menaruh rasa guna melupakan Syafa yang selalu ada dlm mimpi. Aziz memang tidak pernah bilang suruh menunggu hanya saja pernah bilang jika benar kamu cinta saya maka kamu harus tahu pekerjaan lebih penting dari pada cinta.

Bahkan wanita Turki itu mengatakan cinta padanya cukup sering. Wanita itu sangat cantik dan di idolakan banyak pria. Dia pernah suka hanya sekadar suka lantaran gadis itu cukup membuat kagum. Tetapi, apa daya saat hati mulai ada terbuka gadis itu malah pergi untuk pulang ke tanah kelahiran.

Dalam Sajadah Cinta, Syafa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang