DSCS - Masakan Pertama, Dek Syafa!

7.7K 459 100
                                    

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!

Apa kabar semuanya?

Semoga kalian baik-baik saja Aamiin!

Maaf banyak typo bertebaran dan kesalahan dalam penulisan di bawah ini!

***~•'🌹'•~***

Terlihat sangat manis di kala wanita muda tampak khusyuk masak. Wajahnya berkeringat bahkan jilbabnya penuh noda begitu pun gamis yang ia kenakan. Sedari tadi ia berusaha masak tetapi tidak pernah ada yang jadi. 20 butir telur gosong tidak ada sisa bahkan tepung juga turut adil mengotori wajah, hijab dan pakaiannya.

Syafa tersenyum manis melihat telur gorengnya akhirnya jadi walau sedikit gosong dan aneh. Dia dengan semangat menaruh telur ke piring lalu menggoreng lagi. Sungguh ekspresi wajahnya begitu senang akhirnya bisa menggoreng telur walau ehmz gosong sedikit. Syafa juga sudah masak sayur oseng kangkung dan sedikit masak oseng tempe.

Ini kali pertama dirinya masak maka dari itu Syafa harap Aziz suka. Jujur dia belum mencicipi masakan ini semua. Dia mau sang Suami pertama kali makan lalu memberikan penilaian. Dirinya tidak sabar menunggu Suaminya pulang untuk makan bersama. Kata Suaminya akan pulang jam sembilan malam dan sekarang sudah jam delapan. Syafa langsung bergegas membersihkan kekacauan yang diperbuat.

Setelah semua bersih Syafa bergegas ke kamar untuk mandi dan melakukan shalat isya. Dia sampai lupa waktu sehingga telat Shalat isya demi masak untuk Suaminya. Dirinya janji akan kembali melakukan shalat tepat waktu. Kebetulan hari ini ada bahan masakan dirinya langsung semangat. Syafa tidak tahu yang jelas begitu ingin masak demi Aziz lalu menyenangkan sang Suami.

Rintihan keluar dari mulut Syafa akibat luka pada tangannya. Gara-gara mengiris bawang merah dan bawang putih tambah mengiris cabe jari lentik itu penuh luka goresan. Dia tidak mempedulikan itu yang jelas mau asal demi sang Suami tercinta. Nanti dirinya akan kursus masak demi menyenangkan sang Suami. Syafa janji akan belajar lebih giat lagi memasak makanan enak untuk Suami dan anak-anaknya kelak.

Sepuluh menit kemudian Syafa keluar dari kamar mandi hanya menggunakan selembar handuk menutupi dada dan sebagian pahanya. Dia tersenyum teduh ketika Suaminya sebentar lagi pulang. Makanya dengan cepat ia bergegas ganti baju lalu berpenampilan semenarik mungkin. Syafa langsung ganti baju lalu setelah itu memutuskan shalat isya.

Malam semakin malam, tetapi sampai jam sembilan malam ini tidak mendapati Suaminya pulang. Syafa agak kecewa pasalnya Aziz pulang telat lagi. Apa Suaminya sedang ada pasien banyak? Setengah jam kemudian ia tunggu Suaminya tetap tidak kunjung datang. Wajah Syafa sedikit berembun memikirkan banyak hal. Kapan pulang katanya jam sembilan pulang lah ini terlalu lama.

Sepulang menit kemudian bel pintu masuk berdenting. Sontak saja Syafa langsung bergegas menuju pintu keluar. Dia melihat dulu ke monitor dan ternyata Suaminya tampak capek. Dengan senyum manis ia akan buka pintu seolah tidak terjadi apa-apa walau ada rasa sedih Suaminya pulang telat. Syafa tersenyum semanis mungkin ketika pintu terbuka lebar.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Dek."

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, Mas."

Aziz tersenyum melihat Syafa begitu cantik menyambutnya. Dia kunci pintu setelah masuk ke dalam rumah. Ia tersenyum ketika Istrinya mencium punggung tangannya. Karena sangat rindu dirinya rengkuh Istrinya seerat mungkin seolah tidak mau lepas. Aziz jadi merasa bersalah telah ingkar janji akan pulang jam sembilan malam.

Tadi ada korban kecelakaan menyebabkan harus melakukan tindakan utama. Pasien mengalami luka fatal menyebabkan dirinya turun tangan. Maka dari itu dia pulang telat sehingga membuat Istrinya sedih. Sejatinya dia ingin pulang lebih awal, tetapi ada kendala alhasil menolong. Bagi Aziz nyawa pasien lebih penting dari pada egonya untuk pulang. Walau nyatanya Syafa lebih di atas segalanya, tetapi nyawa pasien tadi dalam bahaya.

Dalam Sajadah Cinta, Syafa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang