09. Merajuk

5.7K 736 246
                                    

JAEHYUN BERJALAN menuruni tangga seraya menyisir rambutnya yang masih sedikit basah dengan tangan. Langkah kakinya kemudian membawa ia ke ruang makan, tepat di seberang dapur hingga ia mendapati sang suami kecil tengah berkutik dengan panci dan kawanannya.

Nampak raut kelelahan di wajah Taeyong. Jaehyun yang melihatnya lantas menghela napas panjang. Ia pun menghampiri sosok terkasihnya itu. Berdiri di sampingnya seraya tersenyum usil sebelum menepuk bokong Taeyong hingga menimbulkan bunyi yang cukup keras.

“Yang!” si lelaki manis mendelik.

Pasalnya masih segar dalam ingatan Taeyong ketika Jaehyun kembali melarangnya ke kantor pagi tadi. Tentu lagi-lagi dengan alasan karena takut jika hubungan intim mereka kemarin pagi akan membuatnya kesakitan jika harus duduk seharian.

Tapi kini, sang suami justru menepuk atau bahkan bisa dibilang menampar bokongnya cukup keras. Membuatnya hanya mampu memberi tatapan kesal.

“Yang.”

Jaehyun beralih memeluk pinggang ramping suami kecilnya dari belakang. Mengecup pundak Taeyong sesaat sebelum mendaratkan kecupan lain pada pipi kiri lelaki manis itu.

“Apa?” gumam Taeyong lalu berdecak, “Lepasin ih, aku lagi masak. Mau makan malam enggak?”

“Mau.”

“Ya udah, jangan ganggu aku.” balas Taeyong sebelum menepis lengan sang suami.

Jaehyun lantas menurut. Ia kemudian berjalan lesu ke arah meja makan. Duduk di sana tanpa melepas pandangannya dari Taeyong.

“Yang, kayaknya kita butuh asisten rumah tangga deh.” celetuk si lelaki berlesung pipi yang sukses mencuri atensi Taeyong. “Kasian kamu. Pulang dari kantor bukannya langsung istirahat malah ke dapur. Abis itu beres-beres lagi.”

“Ya kan emang udah jadi tugas aku buat kerja sambil ngurusin rumah sama suami,” balas Taeyong. “Kamu enggak usah banyak mikir, Yang. Waktu masih tinggal di rumah Mimih pun aku biasanya emang kayak gini.”

“Tapi sekarang beda.” sela Jaehyun. “Waktu di rumah Mimih kamu masih ada istirahatnya. Enggak ngerjain semuanya sendiri juga karena ada Mimih sama Mark. Terus sekarang posisi kamu di kantor pun bikin kamu makin banyak kerjaan.”

Lelaki berlesung pipi itu menipiskan bibirnya sejenak, “Aku cuma enggak mau kamu kecapean sampai sakit, Yang.”

Menghentikan aktivitasnya yang tengah mengaduk sayur, Taeyong lantas memandangi sang suami lekat-lekat. Membuat keduanya saling bertukar tatapan dalam diam untuk beberapa saat.

“Yang, aku enggak apa-apa.” Taeyong mencoba meyakinkan, “Udah ya? Jangan mikir macem-macem lagi.”

“Iya deh, iya.” Jaehyun pasrah. “Tapi kalau kamu ngerasa enggak bisa ngerjain semuanya, bilang ke aku ya?”

“Mhm.”

Taeyong memberi jawaban dengan gumaman sebelum membawa sayur juga lauk yang telah ia masak ke meja makan. Meletakkannya di hadapan sang suami lalu ikut duduk di samping si lelaki berlesung pipi.

“Aku cuma masak seadanya,” kata Taeyong seraya menyendok nasi beserta lauk ke piring Jaehyun. “Aku lupa kalau stok bahan makanan di kulkas udah habis. Padahal pas pulang kantor kita lewat depan pasar.”

“Makanya tadi aku bilang, kita butuh asisten rumah tangga, Yang.” balas si lelaki berlesung pipi, “Kamu enggak bisa ngerjain semuanya sendiri.”

“Maksud kamu?”

Mata Taeyong memicing. Ada nada tidak suka di balik suaranya. Dan Jaehyun pun seketika menyadari hal itu.

Hiraeth 3 : After | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now