12. Berbaikan

3.9K 680 209
                                    

KALI INI ruang tengah di kediaman Jaehyun dan Taeyong lebih ramai dari biasanya. Sebab Mimih juga Babah sengaja datang untuk menyambut cucu pertama mereka, Naeun Edeline Pradana.

Setelah mendapat persetujuan dari pihak panti, Jaehyun dan Taeyong akhirnya bisa membawa anak perempuan mereka pulang ke rumah. Tentu bersama Bunda yang juga turut andil dalam segala kelengkapan proses adopsinya.

Sementara itu, kedua orang tua Taeyong yang sebelumnya mengetahui perihal kehadiran Eden melalui sambungan telepon lantas tak mampu membendung rasa bahagia. Alhasil Mimih dan Babah bergegas ke kediaman anak mereka tepat saat Taeyong juga Jaehyun telah sampai di sana.

“Padahal baru kemarin Mimih ngobrol ke Babah soal nama anak tetangga sebelah,” celetuk si wanita paruh baya yang tengah memangku Eden.

“Mimih bilang gini, anak jaman sekarang teh namanya rada rumit ya, Bah. Kenzo lah, Queensha lah, siapa lah kitu.” Mimih kemudian tertawa.

“Eh ternyata sekarang cucu Mimih namanya juga enggak jauh beda,” ia melanjutkan.

Jaehyun berdeham, “Jadi Mimih enggak suka nama pemberian Jaehyun buat cucu pertama Mimih nih?”

“Enggak, Mimih suka kok.” jawab si wanita paruh baya, “Tapi kan Mimih teh lidahnya Sunda pisan, Hyun. Jadi kadang belibet kalau manggil nama-nama keren.”

“Tapi kan Eden enggak belibet, Mih.” kini Taeyong yang bersuara.

“Iya, Eden nya enggak belibet. Tapi nama lengkapnya siapa tadi, Hyun?”

“Kodaline, Mih.” kata Jaehyun.

“Nah, ieu. Kodaline.”

Mimih lantas membenarkan. Tanpa mengetahui fakta bahwa sang menantu sedang mengerjainya. Membuat Taeyong, Bunda juga Babah refleks menahan tawa.

“Kamu ih!” Taeyong menepuk paha sang suami yang duduk di sampingnya, “Dikira Eden band.”

“Kamu kebiasaan ya, suka ngusilin Mimih kamu,” timpal Bunda seraya menatap anaknya dengan tampang kesal.

“Jaehyun kan cuma bercanda, Bun.” Ia cengar-cengir, “Namanya Edeline, Mih. Bukan Kodaline. Kalau Kodaline grup band dari Irlandia.”

Mimih menghela napas, “Tuh kan, Mimih udah salah sebut.” katanya lalu kembali menatap Eden yang tengah mendongak ke arahnya. “Maafin nenek ya, nak.”

Melihat betapa bahagianya sang Ibu ketika berinteraksi dengan Eden memicu sensasi hangat di relung hati Taeyong. Impian si wanita paruh baya yang ingin melihatnya bisa menimang seorang bayi akhirnya terwujud. Meski Eden bukan lah darah dagingnya bersama Jaehyun, namun Mimih terlihat begitu bersyukur akan kehadiran anak perempuan mereka.

Kala sedang asik bercengkerama, atensi setiap orang yang berada di ruang tengah lantas beralih ke suara dari arah pagar. Di mana klakson mobil tiba-tiba memekik hingga membuat Jaehyun refleks beranjak dari sofa.

“Aku liat dulu ya,” kata si pemilik lesung pipi sebelum meninggalkan ruang tengah.

Selang beberapa menit setelah sang suami melenggang pergi, Taeyong seketika mengukir senyum saat mendapati Mark, Haechan juga Doyoung berjalan ke arahnya. Menenteng beberapa paper bag yang entah isinya apa seraya melebarkan mulut juga mata kala ketiganya melihat Eden di pangkuan Mimih.

Jaehyun yang berjalan di belakang para tamunya itu pun ikut tersenyum ketika Haechan tiba-tiba memekik, “Ih! Matanya mirip A’ Taeyong!”

“Namanya siapa, Mih?” tanya lelaki manis berkulit tan itu lalu duduk di hadapan si wanita paruh baya yang tengah memangku Eden.

Hiraeth 3 : After | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang