18. Rewel

4.4K 677 258
                                    

MALAM SABTU menjadi waktu yang selalu dimanfaatkan Jaehyun dan Taeyong untuk bercengkerama dengan Eden. Sebab pada hari kerja, keduanya hanya bisa bermain-main dengan sang anak setelah pulang kantor. Momen itu pun tidak berlangsung lama. Pasalnya Eden akan terlelap usia salat isya.

Namun kali ini nampaknya ada yang berbeda. Anak perempuan kesayangan sepasang suami itu justru masih sibuk dengan mainannya di dalam kamar meski jarum jam telah menunjuk ke angka sembilan. Membuat Taeyong juga Jaehyun seketika dibuat heran.

“Sayang, minum susu dulu yuk.”

Taeyong menghampiri Eden yang tengah memainkan kumpulan bola plastik kecil berwarna-warni miliknya, ditemani oleh sang Ayah.

“Eden gak haush, Pa.”

Jaehyun dan Taeyong berbagi pandangan sejenak. Si lelaki berlesung pipi kemudian meraih dot di tangan suami kecilnya sebelum kembali memusatkan atensi pada Eden.

“Ya udah biar Ayah aja yang minum,” katanya lalu berpura-pura menenggak susu sang anak.

Sesaat setelahnya Jaehyun melebarkan mata dengan raut takjub. Membuat Eden yang diam-diam mengamatinya seketika menunjukkan rasa penasaran.

“Susu nya enak banget,” tutur Jaehyun kepada sang anak, “Ayah abisin ya?”

“Gak boleh, Yah.” anak perempuan itu bangkit dari tempatnya lalu duduk pada pangkuan Jaehyun.

“Eden mau?”

“Iya,” Eden cengar-cengir sebelum menyambut dot yang disodorkan oleh sang Ayah.

“Katanya gak haus,” cibir Jaehyun.

Melihat malaikat kecilnya perlahan menyamankan posisi dengan bersandar pada dada Jaehyun membuat Taeyong terkekeh. Sementara suaminya itu refleks menggeleng pelan seraya mengusap lembut surai Eden.

“Abis minum susu Eden harus bobo ya?” Jaehyun menunggu jawaban sang anak.

“Di kamal Yayah?”

“Di kamar Eden sendiri dong. Di sini,” si lelaki berlesung pipi tertawa kecil, “Kan Eden udah gede, udah pintar, udah mau sekolah kayak kakak yang di depan rumah. Iya kan?”

“Gak mauuu.” Eden merengek, “Eden mau bobo shama Yayah Papa.”

Taeyong melirik suaminya, sementara Jaehyun merasa sudah kehabisan kata. Pasalnya sedari tadi Eden terus merengek dan meminta untuk tidur di kamar mereka.

“Boleh. Tapi abis ini Eden udah harus bobo ya, sayang?” Taeyong tersenyum saat mendapat respon anggukan dari putri kesayangannya.

Berbeda dengan Eden yang seketika bersemangat setelah mendengar persetujuan Papanya, Jaehyun justru melengkungkan bibir ke bawah. Ia memandangi suami kecilnya dengan tampang memelas hingga Taeyong nyaris menyemburkan tawa.

“Yang...” ia merengek. “Pas aku ulang tahun kemarin kamu udah janji loh.”

Paham akan arah pembicaraan suaminya, Taeyong lantas menghela napas. “Kan besok malem bisa, Yang.”

“Tapi aku pengennya dapat jatah dua malem.”

“Ih kamu mah,” Taeyong berdecak kesal sebelum kembali memandangi sang anak. “Eden lanjutin minum susunya di kamar Ayah sama Papa ya?”

Mengangguk paham, Eden kemudian menyodorkan botol susu nya kepada sang Papa. Setelahnya ia lantas memeluk erat leher Jaehyun lalu berkata, “Yah... Gendong.”

“Iya, sayang.”

Jaehyun terkekeh sebelum berdiri dengan Eden dalam dekapannya. Sementara Taeyong hanya mampu menggeleng pelan seraya mengikuti langkah kaki sang suami yang berjalan lebih dahulu ke lantai dua.

Hiraeth 3 : After | Jaeyong ✓Место, где живут истории. Откройте их для себя