10. Masa Kelam

4.4K 742 230
                                    

LELAKI MANIS yang tengah sibuk memandangi layar komputer di hadapannya lantas mengalihkan pandangan. Sebab ponselnya tiba-tiba berdering. Layar datar yang menyala itu pun menampilkan nama kontak sang suami tercinta.

“Halo, Yang.” ucap Taeyong setelah menekan opsi jawab panggilan.

“Masih ada kerjaan ya?” kata Jaehyun di seberang sana, “Aku udah di depan gedung divisi kamu nih.”

“Oke. Yang. Bentar. Dikit lagi kok ini.” jawab Taeyong masih dengan jemarinya yang mengetik surat untuk sekretariat. “Kamu bareng A’ Johnny?”

“Enggak, Yang. A’ Johnny udah balik duluan.”

“Hah?” Taeyong menautkan alis sebelum menoleh sejenak ke arah Ten yang juga masih sibuk dengan sisa pekerjaannya, “Tapi kan Ten masih ada di sini. Kok tumben enggak nungguin?”

“Mereka lagi marahan tau, Yang.” Jaehyun berdecak, “Waktu kita makan di luar pas jam istirahat tadi, A’ Johnny sama Ten ternyata enggak makan bareng di kantin cenah.”

“Kamu tau dari siapa? A’ Johnny?”

“Iya, A’ Johnny cerita sama aku. Emang Ten enggak cerita sama kamu?”

“Enggak,” Taeyong menghela napas, “Ya udah, aku beresin kerjaan dulu ya. Sekalian entar mau nanya ke Ten pas jalan ke depan gedung.”

“Oke, sayang. Hati-hati ya jalannya.”

Mendengar ucapan sang suami membuat si lelaki manis mendengus, “Kamu ngomongnya kayak aku mau nyeberang sungai aja.”

“Loh, tapi kamu emang harus hati-hati. Kalau enggak sengaja kesandung atau kejedot gimana?”

“Dih, dikira aku enggak punya mata apa.” Taeyong menggeleng pelan lalu menyimpan file surat yang telah selesai ia ketik.

Iya, kamu punya mata. Tapi kan hati sama pikiran kamu selalu tertuju sama aku. Jadi takutnya kamu hilang fokus gitu.”

Geleuh ih,” kata Taeyong. “Udah ah, aku mau beresin meja dulu.” ia kemudian memutus sambungan telepon tanpa mendengar ocehan apa lagi yang hendak dilayangkan sang suami.

Sebab Taeyong tahu, Jaehyun akan terus menggodanya dan berakhir membuatnya tersenyum malu-malu.

“Udah mau balik, Yong?” tanya Eunwoo yang tiba-tiba menghampiri meja si lelaki manis.

“Iya, Woo. Udah jam pulang juga nih,” kata Taeyong lalu menyunggingkan senyum tipis pada rekan kerjanya itu sejenak sebelum mematikan komputer di hadapannya. “Emang kamu enggak mau balik?”

“Entar aja deh,” kata Eunwoo, “Aku mau nyelesaiin tugas dari Ibu Irene dulu.”

“Oh, oke. Kalau gitu aku duluan ya.”

Taeyong kemudian beranjak dari kursinya. Ia menghampiri Ten yang juga tengah merapikan mejanya. Menatap sahabatnya itu dengan raut penuh selidik hingga si lelaki berambut hitam ikut memandanginya.

Naon?” tanya Ten.

“Kamu marahan sama A’ Johnny?” si lelaki manis menautkan kedua alisnya, “Kok enggak ngomong sama aku? Sahabat cenah,” sindirnya.

“Enggak gitu, Yong.” Ten menjatuhkan pundak, “Lagian kita berdua berantemnya masih dengan topik yang itu-itu aja kok. Bisi kamu bosen dengernya.”

“Karena A’ Johnny masih enggak ngasih kamu kejelasan?” tanya Taeyong dan dibalas anggukan oleh rekan kerja sekaligus sahabatnya. “Ya ampun, Ten.”

Hiraeth 3 : After | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang