11. Eden

4.4K 725 209
                                    

SELAMA DALAM perjalanan hingga kini keduanya telah tiba di area parkir panti asuhan, baik itu Jaehyun maupun Taeyong tak pernah saling berbicara. Meski begitu, si lelaki manis tak henti-henti menatap sang suami di sampingnya. Memandangi Jaehyun dengan raut bersalah sebab ia justru mengucapkan kalimat yang membuat si pemilik lesung pipi terluka.

“Yang,” Taeyong memberanikan diri untuk membuka suara, tepat saat Jaehyun mematikan mesin mobilnya.

“Mhm.”

Melihat Jaehyun masih enggan melirik ke arahnya bahkan membalas sapaannya hanya dengan gumaman membuat Taeyong lantas menghela napas. Ia kemudian menggenggam jemari sang suami lalu mengecup punggung tangan pujaan hatinya itu sejenak.

“Maafin aku ya,” bisik Taeyong sebelum menyandarkan kepalanya pada bahu Jaehyun.

“Bunda udah nunggu di dalem, Yang.” kata Jaehyun hingga si lelaki manis refleks mendongak guna memandangi wajahnya.

Di satu sisi Taeyong bersyukur sebab sang suami akhirnya memberi respon atas ucapannya. Namun di sisi lain, ia masih bisa melihat dengan jelas raut sedu di wajah Jaehyun. Tanda jika pemilik lesung pipi itu masih mengingat kejadian sepulang kantor beberapa saat lalu.

Mengangguk paham, Taeyong lantas melepaskan tautannya dengan Jaehyun. Ia kemudian membuka pintu mobil, keluar dari kendaraan roda empat itu lalu menghampiri si lelaki berlesung pipi yang menunggunya agar mereka berjalan ke dalam panti asuhan bersama.

Setibanya di ruang tengah panti, senyum Taeyong refleks merekah kala ia mendapati sang Ibu mertua melambaikan tangan ke arahnya. Wanita paruh baya itu tengah memangku seorang anak perempuan yang cukup asing di matanya. Sebab Taeyong merasa bahwa ia tidak pernah melihat anak itu ketika mereka melakukan kegiatan amal sebelumnya.

 Sebab Taeyong merasa bahwa ia tidak pernah melihat anak itu ketika mereka melakukan kegiatan amal sebelumnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Kok baru dateng? Kejebak macet ya?” tanya Bunda saat anak dan menantunya duduk pada sofa di seberangnya.

“Iya. Pasteur macetnya parah,” jawab Jaehyun, “Bunda udah ngasih santunan?”

“Udah kok. Acaranya udah selesai, kasian anak-anak kalau harus nunggu lama,” jelas si wanita paruh baya.

“Terus kenapa Bunda nyuruh Jaehyun sama Taeyong datang ke sini kalau acaranya udah beres?” tanya si lelaki berlesung pipi.

Bunda berdecak, “Jadi kamu enggak seneng ketemu sama Bunda di sini?” ia melirik sang menantu, “Yong, lihat tuh suami kamu.”

“Enggak gitu, Bun. Suudzon mulu ih,” Jaehyun terkekeh lalu mengalihkan pandangan ke arah anak perempuan yang tengah menatapnya lekat-lekat, “Bun, ini anak panti?”

“Iya, emangnya kamu kira Bunda abis nyulik anak kecil?”

Si lelaki berlesung pipi berdecak, “Tuhkan suudzon lagi. Jaehyun laporin Ayah loh. Biar diceramahin.”

Hiraeth 3 : After | Jaeyong ✓Where stories live. Discover now